
Punya Banyak Sumber, Kenapa Pemenuhan Air di DKI Sulit?
Yuni Astutik, CNBC Indonesia
25 July 2019 11:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia, khususnya Jakarta disebut punya tantangan tersendiri dalam pemenuhan kebutuhan air baku. Padahal, Indonesia tak kekurangan pasokan air baku.
"Tantangan paling besarnya adalah membawa air ke tempat yang membutuhkan, terutama di kota besar," kata CEO Acuatico, Ivy Santoso.
Ini membutuhkan perencanaan, pendanaan dan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah, serta instansi terkait. Tak jarang, upaya ini memakan waktu dan pikiran, "Perlu political will. Supaya air bisa dialirkan efisien di tempat diperlukan," katanya lagi.
Untuk Jakarta misalnya, tantangan adalah pemenuhan air baku dimana 80 persennya masih berasal dari Waduk Jatiluhur, Purwakarta. Itu sangat berisiko, mengingat jalur menuju Jakarta memiliki banyak rintangan.
"Jika ingin membawa air tersebut melalui pipa, harus dipikirkan bagaimana cara. Dan ini suatu hal yang besar bisa melibatkan lima instansi atau lebih," katanya lagi.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan juga mengatakan bagaimana permasalahan air bersih di Jakarta. Dia menyebut, kebutuhan air di Jakarta sangat tinggi, di mana distribusi menggunakan pipa baru sebesar 57 persen.
"Bagi masyarakat ekonomi sosial rendah, terpaksa membayar lebih tinggi untuk air minum dibanding yang sudah sejahtera," ujarnya.
Untuk itu, Pemerintah Daerah menargetkan saluran pipa air bersih bisa mencapai 82 persen pada 2023 mendatang. Saat ini, proses negosiasi sedang berjalan agar rencana tersebut bisa segera terealisasi.
"Semoga segera tuntas. Kalau bisa dilakukan, maka pasokan air baku di Jakarta mengandalkan Waduk Jatiluhur dan Citarum, tak ada hambatan," ujarnya lagi.
(dru) Next Article 'Kepastian Hukum Diperlukan Bagi Swasta Urus Air Minum'
"Tantangan paling besarnya adalah membawa air ke tempat yang membutuhkan, terutama di kota besar," kata CEO Acuatico, Ivy Santoso.
Ini membutuhkan perencanaan, pendanaan dan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah, serta instansi terkait. Tak jarang, upaya ini memakan waktu dan pikiran, "Perlu political will. Supaya air bisa dialirkan efisien di tempat diperlukan," katanya lagi.
"Jika ingin membawa air tersebut melalui pipa, harus dipikirkan bagaimana cara. Dan ini suatu hal yang besar bisa melibatkan lima instansi atau lebih," katanya lagi.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan juga mengatakan bagaimana permasalahan air bersih di Jakarta. Dia menyebut, kebutuhan air di Jakarta sangat tinggi, di mana distribusi menggunakan pipa baru sebesar 57 persen.
"Bagi masyarakat ekonomi sosial rendah, terpaksa membayar lebih tinggi untuk air minum dibanding yang sudah sejahtera," ujarnya.
Untuk itu, Pemerintah Daerah menargetkan saluran pipa air bersih bisa mencapai 82 persen pada 2023 mendatang. Saat ini, proses negosiasi sedang berjalan agar rencana tersebut bisa segera terealisasi.
"Semoga segera tuntas. Kalau bisa dilakukan, maka pasokan air baku di Jakarta mengandalkan Waduk Jatiluhur dan Citarum, tak ada hambatan," ujarnya lagi.
(dru) Next Article 'Kepastian Hukum Diperlukan Bagi Swasta Urus Air Minum'
Most Popular