Bisnis SPBU Mini Modal Cuma Rp 40 Juta, Mau?

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
24 July 2019 18:23
BPH Migas buka kesempatan bisnis menjual bensin lewat SPBU mini dengan modal mulau Rp 40 juta, begini syaratnya
Foto: Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (disingkat BPH Migas) melakukan audiensi bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Jakarta, CNBC Indonesia - Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Mini diperuntukkan di wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T). Biayanya pembangunannya juga dinilai lebih murah dibanding SPBU reguler yang bisa mencapai Rp 5-8 miliar.

"Biaya murah cuma Rp 40-150 jita. Return-nya tidak sampai 1 tahun tergantung trafik," kata Kepala BPH Migas, M Fanshurullah Asa, di Jakarta, Rabu (24/7/2019).

SPBU ini, menyediakan BBM dengan angka oktan lebih dari 90, dimanasuplai BBM dari Terminal BBM. Adapun harga eceran BBM yang dijual mulai dari Rp8.500-10.900 per liternya. Saat ini, sudah beroperasi di  Pulau Jawa sebanyak134 SPBU.



Karena baru beroperasi di Pulau Jawa, BPH Migas menyarankan agar dibangun mini SPBU lain khusunya di wilayah 3T. BPH Migas mengusulkan Pembangunan Mini SPBU Berbasis Kecamatan dengan harapan untuk menjamin ketersediaan dan pendistribusian BBM kepada masyarakat pada wilayah wilayah yang belum mendapatkan penyalur. BPH Migas akan menerbitkan aturan terkait penentuan lokasi dan jarak antar penyalur dari Mini SPBU agar setiap kegiatan usaha dapat terus berkembang.

"Hal ini kami usulkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di masyarakat melalui keadilan energi," ujarnya lagi. 

Saat ini Badan Usaha di Indonesia sudah menyediakan kesempatan untuk pembangunan Mini SPBU, seperti G-Lite (Garuda Mas Energi), Pertashop (Pertamina), dan Mobil (Exxon Mobil dan Indomobil Prima Energi) yang telah memiliki izin dari Pemerintah Daerah dengan komoditas BBM yang memiliki spesifikasi oktan diatas 90. Pembangunan MIni SPBU ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan BBM di wilayah 3T melalui peran Badan Usaha Milik Desa atau BUMDES atau gabungan beberapa BUMDES dengan pengelolaan dana Desa yang lebih terpadu.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo menyambut baik atas usulan tersebut. Nantinya akan dibuat tim kecil sebagai langkah dalam merealisasikan rencana tersebut.

"Komitmen BPH Migas inisemoga bisa lebih cepat. karena masih ada desa-desa yang memerlukan gas station, kalau bisa dipercepat ekonomi desa bisa lebih baik lagi.  Kalau lihat dari komitmen Pak kepala (BPH Migas), saya optimis," tegasnya.

[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Kementerian ESDM Tambah Penyalur BBM Satu Harga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular