Pertamina Gandeng UEA, Incar Proyek Blok Migas Sampai Kilang

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
24 July 2019 16:15
Pertamina meneken kesepakatan kolaborasi dengan perusahaan migas Uni Emirat Arab, mengincar proyek migas dari hulu ke hilir
Foto: ADNOC Jajaki Kerjasama Bisnis Migas Terintegrasi (dok. Pertamina)
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) dan The Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) telah menandatangani Comprehensive Strategic Framework (CSF) untuk menjajaki peluang kerja sama di seluruh mata rantai bisnis minyak dan gas (migas) baik di Uni Emirat Arab, Indonesia serta internasional.

Penandatanganan perjanjian dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dan Menteri Negara UEA dan CEO ADNOC Group, Dr. Sultan Ahmed Al Jaber. Setelah penandatanganan perjanjian, dilakukan pertukaran dokumen dengan disaksikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Putra Mahkota Abu Dhabi, dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA, H.R.H. Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan.



VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menuturkan, ADNOC adalah salah satu kandidat yang ikut tender Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan.

Dengan perjanjian ini, lanjutnya, Pertamina dan ADNOC akan menjajaki peluang kerja sama di sektor hulu  hingga hilir. Pertamina sendiri merupakan produsen berbagai jenis produk antara lain bahan bakar, pelumas, LPG, LNG, dan petrokimia.

Selain itu, kedua belah pihak akan menjajaki berbagai bentuk kolaborasi strategis lainnya. 

Sultan Ahmed Al Jaber menyatakan rasa gembiranya dengan berlangsungnya penandatanganan perjanjian ini. Menurutnya, perjanjian ini akan memperkuat hubungan antara kedua Negara. 

"Indonesia memiliki basis industri dan pasar energi yang berkembang pesat. Kami melihat peluang yang  signifikan untuk bekerjasama antara kedua perusahaan membangun proyek untuk mencapai tujuan strategis bersama," ujarnya melalui keterangan resmi, Rabu (24/7/2019).

Kerja sama ini, imbuh Ahmed, akan menunjukkan upaya ADNOC untuk menciptakan nilai dari seluruh portofolio dan upayanya dalam memperluas investasi internasional untuk menjadi perusahaan energi global yang sesungguhnya.

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, Pertamina berencana untuk mengembangkan kapasitas kilang tambahan 1 MMBPD melalui proyek RDMP and Grass Root Refineries (GRR). 

"Kemitraan dengan ADNOC akan menjadi tonggak penting bagi Pertamina. Minat ADNOC untuk berpartisipasi dalam bisnis migas di Indonesia merupakan dukungan yang sangat berarti bagi Pertamina untuk memastikan availability and accessibility  energi bagi masyarakat Indonesia," ujar Nicke.

Lebih lanjut, ia menuturkan, tim kerja dari kedua pihak akan mengadakan pertemuan selama beberapa bulan mendatang untuk mengevaluasi dan menyeleksi bidang-bidang utama untuk kolaborasi strategis di seluruh aset dan portofolio proyek kedua perusahaan. Sehingga diharapkan opsi kolaborasi yang lebih spesifik akan disepakati untuk dieksekusi pada akhir 2019.

Kemitraan ini akan menjadi langkah baru transformasi ADNOC di seluruh bidang dan program penciptaan nilai dalam pengembangan energi dan petrokimia  dan memastikan ADNOC tetap menjadi perusahaan yang tangguh dan fleksibel yang dapat memanfaatkan sepenuhnya peluang dan trend pasar yang sedang berkembang. 

Transformasi ini didorong oleh pendekatan kemitraan strategis yang diperluas dan investasi bersama, serta pengelolaan portofolio bisnis, aset, dan modal ADNOC yang lebih proaktif.

"Bagi Pertamina, kolaborasi ini akan mendukung upayanya berkiprah di kancah energi global serta sebagai batu loncatan untuk meningkatkan daya saing agar dapat berkompetisi dengan para pemain energi internasional," pungkasnya.

Adapun, Pertamina akan terus memperluas bisnisnya di luar negeri dan memasarkan berbagai jenis produk seperti bahan bakar, pelumas, LPG, LNG, dan petrokimia.

BUMN Migas ini memiliki enam kilang minyak dengan kapasitas produksi 1,1 juta barel minyak per hari (mmbpd). Saat ini, perusahaan juga sedang mengembangkan energi baru dan terbarukan dari berbagai sumber potensial di Indonesia.


(gus) Next Article Dari China ke Korea, Pertamina Buru Investor Untuk Kilang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular