Chevron Hengkang dari Proyek IDD, RI-AS Bisa Panas Dingin?

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
24 July 2019 07:46
Tambahan Produksi Migas Diperlukan
Foto: REUTERS/Marco Bello/File Photo
Di sisi lain, Indonesia sangat membutuhkan tambahan produksi dari sumur migas yang besar.

Sebagai informasi, target jumlah lifting minyak bumi tahun 2019 sebesar 775 ribu barel/hari. Sementara target lifting gas sebesar 1.250 Mboepd.

Sumber: SKK Migas


Jumlah tersebut sudah jauh menurun sejak mencapai puncak pada tahun 1990, dimana lifting minyak 1,6 juta barel/hari dan lifting gas 1.127 Mboepd. Bahkan produksi migas Indonesia diprediksi masih akan turun setidaknya hingga tahun 2050.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa penurunan produksi migas disebabkan minimnya penemuan cadangan baru. Dalam 10 tahun terakhir contohnya, tidak ada penemuan cadangan migas raksasa (giant discovery). Dirinya mengungkapkan hal tersebut dalam Forum Fasilitas Produksi Migas 2019 di Semarang, Senin (15/7/2019).

Padahal, kebutuhan migas Indonesia selalu meningkat setiap tahun. Migas juga merupakan motor pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan sumber energi utama untuk keperluan logistik. Sementara gas banyak digunakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk pembangkit listrik. Artinya, tambahan produksi dari Blok migas baru akan sangat bermanfaat untuk Indonesia.

Sebagai informasi, estimasi produksi minyak pada proyek IDD tahap II Gendalo-Gehem mencapai 40 ribu barel/hari. Sedangkan produksi gas sebesar 1.120 Mmscfd.

Jika pada akhirnya pemerintah masih mempercayakan Chevron sebagai operator IDD, tidak ada jaminan akan segera terealisasi. Berkaca pada lambatnya proses negosiasi.

TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/gus)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular