Minyak Pertamina Tumpah di Karawang, Jonan: Dampaknya Besar

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
22 July 2019 20:35
Menteri ESDM memonitor langsung peristiwa munculnya kebocoran gelembung gas di sekitar anjungan pengeboran sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ).
Foto: Tumpahan Minyak Mentah Kotori Pesisir Pantai Karawang (detikcom/Luthfiana Awaluddin)
Jakarta, CNBC IndonesiaKebocoran minyak yang menimbulkan gelembung di lapangan migas YYA, Blok Offshore North West Java (ONWJ) belum bisa diatasi. Bahkan, tumpahan minyak sudah memenuhi pesisir Pantai Karawang.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, menuturkan dirinya telah memonitor secara langsung peristiwa munculnya kebocoran gelembung gas di sekitar anjungan pengeboran sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ).

Jonan mengatakan, kejadian tersebut bukanlah yang pertama, melainkan sudah tiga kali terjadi peristiwa yang sama di blok tersebut. "Ini adalah kejadian yang ketiga. Anjungan ini adalah salah satu dari tiga yang dibangun putra-putri Indonesia, risikonya besar," ujar Jonan di Gedung BPK, Jakarta, Senin (22/7/2019).

Lebih lanjut, Jonan menuturkan, bisnis hulu migas memang harus mengutamakan keselamatan. Jangan sampai faktor tersebut diabaikan demi efisiensi biaya. Kalau sampai terjadi kecelakaan, kerugian yang timbul pasti besar.

"Risikonya besar, anjungannya pasti (sudah) di-take out keluar. Besar sekali ini (dampaknya). Ini juga mohon ada pemahaman bahwa di pertambangan, ini bukan hanya sekadar teknologi cost saving tapi teknologi buat safety terjamin. Sebab kalau ada kecelakaan, spend a lot of money," ujarnya.


Sejak Jumat (12/7) lalu, anjungan yang dioperasikan oleh Pertamina Hulu Energi (PHE ONWJ) telah mengalami kemiringan.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto, menjelaskan, minyak dari sumur Pertamina yang tumpah tersebut disebabkan adanya platform yang miring. Namun, langsung dilakukan upaya pencegahan kebocoran lebih luas dan penutupan.

"Itu kan terjadi beberapa hari, karena menabrak dan bocor, bagaimana menangani oil spill (tumpahan minyak) untuk menangani minyak agar tidak keluar," jelas Dwi.

"Langkahnya mencegah dampak negatif lingkungan, kedua menyetop sumber oil spil, baru nanti dilihat selanjutnya bagaimana mengembalikan (anjungan) ke sumur," pungkas Dwi.



Adapun, sebelumnya, Pelaksana tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Djoko Siswanto, pernah mengatakan insiden serupa pernah terjadi di Teluk Meksiko, Amerika Serikat. Insiden itu membuat rig alias bor sumur minyak tenggelam.

Dia menggambarkan kejadian terburuk itu seperti dalam film Deep Water Horizon. Film yang dibintangi oleh Mark Wahlberg itu menggambarkan kengerian saat terjadi kebocoran di sumur minyak hingga akhirnya membuat sumur tenggelam.

"Risiko yang paling fatal adalah rig nya tenggelam, tapi sekarang baru miring 8 derajat, iya kan ada pernah nonton Deep Water Horizon, kejadian paling parah seperti itu. Supaya tidak seperti itu, tergantung kecepatan di bawah itu growing, namanya runtuh, atau kecepatan injeksi semen keluar batas" jelas Djoko di kantornya pada Rabu 17 Juli 2019 yang lalu.

VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, menuturkan penanganan dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak yang kredibel, kompeten, dan memiliki pengalaman terbukti dalam menangani kasus yang sama. Salah satunya adalah Boot & Coots, yang telah memiliki pengalaman terbukti dalam menyelesaikan peristiwa di Teluk Mexico.

Peristiwa Teluk Mexico ini sendiri sempat jadi sorotan publik bahkan diangkat sebagai film berjudul Deepwater Horizon pada 2016.

Selain itu, untuk penanganan risiko pencemaran lingkungan, Pertamina group telah menggerakkan 27 kapal dan 12 set Oil Boom, dan untuk menjaga agar tidak ada aktivitas nelayan di sekitar lokasi, Pertamina dan PHE ONWJ bekerja sama dengan TNI AL, Satpolairud, dan Pokwasmas, mengerahkan 7 unit kapal Patroli.
(wed/wed) Next Article Tumpahan Minyak di Laut Karawang, Ini Langkah Pertamina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular