
Pertamina: Tumpahan Minyak Tak Seperti 'Deepwater Horizon'
Anastasia Arvirianti, CNBC Indonesia
22 July 2019 18:08

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) menegaskan kasus tumpahan minyak akibat kebocoran di lapangan migas YYA, Blok Offshore North West Java (ONWJ) tak akan sebesar kasus di Teluk Meksiko.
Kasus di teluk Meksiko ini digambarkan dalam film Deep Water Horizon. Film yang dibintangi oleh Mark Wahlberg itu menggambarkan kengerian saat terjadi kebocoran di sumur minyak hingga akhirnya membuat sumur tenggelam.
"Ini tidak merepresentasikan seperti Deepwater Horizon. Jadi bukan merepresentasikan yang kita khawatirkan di Teluk Meksiko," ungkap Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu di Jakarta, Senin (22/7/2019).
Menurut Dharmawan, saat ini Pertamina fokus memastikan pada penanganan yang sebaik-baiknya. Penanganan ini, sambung Dharmawan, dilakukan oleh semua pihah termasuk SKK Migas, Kementerian ESDM, hingga Pemerintah Daerah.
"Kita lebih baik penanganan maksimum. Ini kita siapkan 27 kapal dan oil boom juga sampai 13 unit. Ini memastikan penanganan lebih baik kita kerja sama dan hubungi SKK Migas, Kementerian ESDM dan stakeholders lain," tuturnya.
Sebelumnya, Pelaksana tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto pernah mengatakan insiden serupa pernah terjadi di Teluk Meksiko, Amerika Serikat. Insiden itu membuat rig alias bor sumur minyak tenggelam.
"Risiko yang paling fatal adalah rig nya tenggelam, tapi sekarang baru miring 8 derajat, iya kan ada pernah nonton Deep Water Horizon, kejadian paling parah seperti itu. Supaya tidak seperti itu, tergantung kecepatan di bawah itu growing, namanya runtuh, atau kecepatan injeksi semen keluar batas" jelas Djoko di kantornya pada Rabu 17 Juli 2019 yang lalu.
VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menuturkan, penanganan dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak yang kredibel, kompeten, dan memiliki pengalaman terbukti dalam menangani case yg sama. Salah satunya adalah Boot & Coots, yang telah memiliki pengalaman terbukti dalam menyelesaikan peristiwa di Teluk Mexico.
Peristiwa Teluk Mexico ini sendiri sempat jadi sorotan publik bahkan diangkat sebagai film berjudul Deepwater Horizon di 2016.
Selain itu, untuk penanganan risiko pencemaran lingkungan, Pertamina group telah menggerakkan 27 kapal dan 12 set Oil Boom, dan untuk menjaga agar tidak ada aktivitas nelayan di sekitar lokasi, Pertamina dan PHE ONWJ bekerja sama dengan TNI AL, Satpolairud, dan Pokwasmas, mengerahkan 7 unit kapal Patroli.
(dru/dob) Next Article Tim 'Deepwater Horizon' Ikut Atasi Kasus Gas Bocor Laut Jawa
Kasus di teluk Meksiko ini digambarkan dalam film Deep Water Horizon. Film yang dibintangi oleh Mark Wahlberg itu menggambarkan kengerian saat terjadi kebocoran di sumur minyak hingga akhirnya membuat sumur tenggelam.
"Ini tidak merepresentasikan seperti Deepwater Horizon. Jadi bukan merepresentasikan yang kita khawatirkan di Teluk Meksiko," ungkap Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu di Jakarta, Senin (22/7/2019).
Menurut Dharmawan, saat ini Pertamina fokus memastikan pada penanganan yang sebaik-baiknya. Penanganan ini, sambung Dharmawan, dilakukan oleh semua pihah termasuk SKK Migas, Kementerian ESDM, hingga Pemerintah Daerah.
![]() |
"Kita lebih baik penanganan maksimum. Ini kita siapkan 27 kapal dan oil boom juga sampai 13 unit. Ini memastikan penanganan lebih baik kita kerja sama dan hubungi SKK Migas, Kementerian ESDM dan stakeholders lain," tuturnya.
Sebelumnya, Pelaksana tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto pernah mengatakan insiden serupa pernah terjadi di Teluk Meksiko, Amerika Serikat. Insiden itu membuat rig alias bor sumur minyak tenggelam.
"Risiko yang paling fatal adalah rig nya tenggelam, tapi sekarang baru miring 8 derajat, iya kan ada pernah nonton Deep Water Horizon, kejadian paling parah seperti itu. Supaya tidak seperti itu, tergantung kecepatan di bawah itu growing, namanya runtuh, atau kecepatan injeksi semen keluar batas" jelas Djoko di kantornya pada Rabu 17 Juli 2019 yang lalu.
VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menuturkan, penanganan dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak yang kredibel, kompeten, dan memiliki pengalaman terbukti dalam menangani case yg sama. Salah satunya adalah Boot & Coots, yang telah memiliki pengalaman terbukti dalam menyelesaikan peristiwa di Teluk Mexico.
Peristiwa Teluk Mexico ini sendiri sempat jadi sorotan publik bahkan diangkat sebagai film berjudul Deepwater Horizon di 2016.
Selain itu, untuk penanganan risiko pencemaran lingkungan, Pertamina group telah menggerakkan 27 kapal dan 12 set Oil Boom, dan untuk menjaga agar tidak ada aktivitas nelayan di sekitar lokasi, Pertamina dan PHE ONWJ bekerja sama dengan TNI AL, Satpolairud, dan Pokwasmas, mengerahkan 7 unit kapal Patroli.
(dru/dob) Next Article Tim 'Deepwater Horizon' Ikut Atasi Kasus Gas Bocor Laut Jawa
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular