
Utang Pemerintah Bakal Bengkak di 2019, Kok Bisa?
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
22 July 2019 13:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memprediksi pada semester II-2019 ada penambahan utang baru hingga mencapai Rp 193,4 triliun.
Sehingga, sampai dengan akhir tahun 2019 diperkirakan utang mencapai Rp 373,9 triliun atau lebih tinggi dari target dalam APBN 2019 sebesar Rp 359,3 triliun.
"Prognosis pembiayaan utang diperkirakan mencapai Rp 193,4 triliun yang terutama bersumber dari Surat Berharga Negara (SBN) (neto) sebesar Rp 186,1 triliun," kata Iskandar D. Syaichu, Anggota Komisi VI DPR dalam rapat kerja Badan Anggaran DPR RI dengan Menteri Keuangan RI dan Gubernur Bank Indonesia, Senin (22/7/2019).
Jumlah utang yang meningkat ini seiring dengan perkiraan realisasi defisit anggaran hingga akhir tahun. Sampai akhir tahun, realisasi defisit diperkirakan sebesar Rp 310,8 triliun atau sekitar 1,93% terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Yang berarti lebih tinggi dari rencananya di APBN tahun 2019 sebesar 1,84% terhadap PDB," imbuh Iskandar.
Prediksi jumlah utang ini masuk dalam prognosis pembiayaan anggaran dalam semester II-2019 yang sebesar Rp 135,5 triliun. Sampai akhir tahun 2019, total pembiayaan anggaran diperkirakan mencapai Rp 310,8 triliun.
Prognosis pengelolaan utang negara dalam rangka pembayaran bunga utang dalam semester II-2019 mencapai Rp 141,3 triliun, sehingga sampai dengan akhir tahun 2019 program pengelolaan utang negara dalam rangka pembayaran bunga utang diperkirakan mencapai Rp 276,1 triliun.
Hal ini terutama dipengaruhi oleh dinamika perkembangan kondisi pasar keuangan yang ditunjukkan dengan indikator-indikator ekonomi makro, seperti tingkat bunga SPN 3 bulan, yield SBN dan Nilai tukar rupiah.
Terkait hal itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan meningkatnya utang disebabkan output dari defisit lebih tinggi. Pemerintah akan melihat kembali opsi financing.
"Outputnya dari defisit akan lebih tinggi, nanti financing akan dilihat lagi." ucapnya.
(dru) Next Article Menggunung, Utang Jepang Tembus Rp 183.000 Triliun
Sehingga, sampai dengan akhir tahun 2019 diperkirakan utang mencapai Rp 373,9 triliun atau lebih tinggi dari target dalam APBN 2019 sebesar Rp 359,3 triliun.
"Prognosis pembiayaan utang diperkirakan mencapai Rp 193,4 triliun yang terutama bersumber dari Surat Berharga Negara (SBN) (neto) sebesar Rp 186,1 triliun," kata Iskandar D. Syaichu, Anggota Komisi VI DPR dalam rapat kerja Badan Anggaran DPR RI dengan Menteri Keuangan RI dan Gubernur Bank Indonesia, Senin (22/7/2019).
![]() |
"Yang berarti lebih tinggi dari rencananya di APBN tahun 2019 sebesar 1,84% terhadap PDB," imbuh Iskandar.
Prediksi jumlah utang ini masuk dalam prognosis pembiayaan anggaran dalam semester II-2019 yang sebesar Rp 135,5 triliun. Sampai akhir tahun 2019, total pembiayaan anggaran diperkirakan mencapai Rp 310,8 triliun.
Prognosis pengelolaan utang negara dalam rangka pembayaran bunga utang dalam semester II-2019 mencapai Rp 141,3 triliun, sehingga sampai dengan akhir tahun 2019 program pengelolaan utang negara dalam rangka pembayaran bunga utang diperkirakan mencapai Rp 276,1 triliun.
Hal ini terutama dipengaruhi oleh dinamika perkembangan kondisi pasar keuangan yang ditunjukkan dengan indikator-indikator ekonomi makro, seperti tingkat bunga SPN 3 bulan, yield SBN dan Nilai tukar rupiah.
Terkait hal itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan meningkatnya utang disebabkan output dari defisit lebih tinggi. Pemerintah akan melihat kembali opsi financing.
"Outputnya dari defisit akan lebih tinggi, nanti financing akan dilihat lagi." ucapnya.
(dru) Next Article Menggunung, Utang Jepang Tembus Rp 183.000 Triliun
Most Popular