
Dikebut, Proyek Gas Rp 51 T Jambaran Tiung Biru Capai 25%
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
15 July 2019 10:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran-Tiung Biru yang dikelola oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC) kini mencapai 25% dari target.
Progres ini sedikit lebih cepat dari target 24% yang diharapkan dicapai di kuartal II-2019.
"Percepatan progres konstruksi ini merupakan bentuk komitmen PEPC untuk selalu progresif dalam rangka mengoptimalkan produksi cadangan migas nasional," ujar Direktur Utama PEPC Jamsaton Nababan melalui keterangan resminya, Senin (15/7/2019).
Lebih lanjut, ia menuturkan, percepatan konstruksi GPF merupakan bagian krusial dari manajemen proyek. GPF adalah fasilitas yang berfungsi memproduksi gas dari Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru dengan produksi rata-rata raw gas sebesar 315 MMSCFD dan target gas onstream / komersil pada 2021 dengan sales gas sebesar 192 MMSCFD.
SKK Migas sempat mencatat bahwa potensi penerimaan negara dari proyek ini nantinya bisa mencapai US$ 3,65 miliar atau senilai Rp 51 triliun.
GPF yang akan dibangun menggunakan teknologi dan dirancang guna mendapatkan kehandalan operasi dan ramah lingkungan untuk berproduksi selama 25 tahun.
Selain konstruksi, di tahun ini PEPC telah melakukan langkah dalam pengeboran. Jamsaton menyebutkan, untuk mendukung target produksi onstream JTB di 2021, PEPC akan melakukan pengeboran 6 buah sumur secara bertahap, diantaranya 4 sumur yang terletak di Wellpad Jambaran East dan 2 di Wellpad Jambaran Central.
Tahapan pengeboran ditargetkan selesai di kuartal I-2021, sedangkan untuk mendukung target onstream GPF di kuartal II-2021. Adapun, saat ini, PEPC tengah melakukan kegiatan rig move yang akan dilanjutkan dengan inspeksi kelengkapan peralatan rig, dan memastikan semua peralatan yang dibutuhkan untuk kesiapan pengeboran telah tersedia.
Tak hanya progres konstruksi dan drilling, dalam skema project financing PEPC telah berhasil menuntaskan Financial Close untuk pendanaan Proyek JTB yang melibatkan 8 pemberi pinjaman internasional dan 4 pemberi pinjaman nasional, dengan nilai pendanaan sebesar US$ 1,85 miliar.
Hal tersebut, lanjut Jamsaton, mengukuhkan peran PEPC sebagai pengelola aset hulu Pertamina yang dikelola dengan standar kelas dunia dan cukup bankable di mata institusi keuangan insternasional.
Proyek Jambaran-Tiung Biru (JTB) yang dikelola oleh PEPC merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dan telah ditetapkan oleh Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP). Proyek dengan kapasitas produksi sales gas sebesar 192 MMSCFD tersebut nantinya akan dialirkan melalui Pipa transmisi Gresik-Semarang. Dengan cadangan gas JTB sebesar 2,5 triliun kaki kubik (TCF), JTB diharapkan dapat memberikan multiplier effect, khususnya untuk mengatasi defisit pasokan gas di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
(gus) Next Article Proyek Gas Jambaran-Tiung Biru Dapat Pinjaman Rp 25 T
Progres ini sedikit lebih cepat dari target 24% yang diharapkan dicapai di kuartal II-2019.
"Percepatan progres konstruksi ini merupakan bentuk komitmen PEPC untuk selalu progresif dalam rangka mengoptimalkan produksi cadangan migas nasional," ujar Direktur Utama PEPC Jamsaton Nababan melalui keterangan resminya, Senin (15/7/2019).
Lebih lanjut, ia menuturkan, percepatan konstruksi GPF merupakan bagian krusial dari manajemen proyek. GPF adalah fasilitas yang berfungsi memproduksi gas dari Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru dengan produksi rata-rata raw gas sebesar 315 MMSCFD dan target gas onstream / komersil pada 2021 dengan sales gas sebesar 192 MMSCFD.
SKK Migas sempat mencatat bahwa potensi penerimaan negara dari proyek ini nantinya bisa mencapai US$ 3,65 miliar atau senilai Rp 51 triliun.
GPF yang akan dibangun menggunakan teknologi dan dirancang guna mendapatkan kehandalan operasi dan ramah lingkungan untuk berproduksi selama 25 tahun.
Selain konstruksi, di tahun ini PEPC telah melakukan langkah dalam pengeboran. Jamsaton menyebutkan, untuk mendukung target produksi onstream JTB di 2021, PEPC akan melakukan pengeboran 6 buah sumur secara bertahap, diantaranya 4 sumur yang terletak di Wellpad Jambaran East dan 2 di Wellpad Jambaran Central.
Tahapan pengeboran ditargetkan selesai di kuartal I-2021, sedangkan untuk mendukung target onstream GPF di kuartal II-2021. Adapun, saat ini, PEPC tengah melakukan kegiatan rig move yang akan dilanjutkan dengan inspeksi kelengkapan peralatan rig, dan memastikan semua peralatan yang dibutuhkan untuk kesiapan pengeboran telah tersedia.
Tak hanya progres konstruksi dan drilling, dalam skema project financing PEPC telah berhasil menuntaskan Financial Close untuk pendanaan Proyek JTB yang melibatkan 8 pemberi pinjaman internasional dan 4 pemberi pinjaman nasional, dengan nilai pendanaan sebesar US$ 1,85 miliar.
Hal tersebut, lanjut Jamsaton, mengukuhkan peran PEPC sebagai pengelola aset hulu Pertamina yang dikelola dengan standar kelas dunia dan cukup bankable di mata institusi keuangan insternasional.
Proyek Jambaran-Tiung Biru (JTB) yang dikelola oleh PEPC merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dan telah ditetapkan oleh Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP). Proyek dengan kapasitas produksi sales gas sebesar 192 MMSCFD tersebut nantinya akan dialirkan melalui Pipa transmisi Gresik-Semarang. Dengan cadangan gas JTB sebesar 2,5 triliun kaki kubik (TCF), JTB diharapkan dapat memberikan multiplier effect, khususnya untuk mengatasi defisit pasokan gas di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
(gus) Next Article Proyek Gas Jambaran-Tiung Biru Dapat Pinjaman Rp 25 T
Most Popular