Rapor 5 Tahun Kabinet Jokowi

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono: Minim Bicara, Banyak Bekerja

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 July 2019 07:00
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono: Minim Bicara, Banyak Bekerja
Foto: PUPR 4.0 Expo di Gedung Kementerian PUPR (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Tak banyak bicara namun pekerjaan beres. Kira-kira itulah pandangan kami terhadap Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kapanpun Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke daerah-daerah guna meninjau maupun meresmikan proyek infrastruktur, sosok Basuki selalu setia menemani sang presiden.

Saking gesitnya Basuki menggenjot pembangunan infrastruktur, dirinya pun rela ketika mengetahui rumahnya sendiri harus digusur. Diketahui, rumah Basuki di Bekasi masuk dalam area yang harus digusur guna memuluskan pembangunan Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu).

Basuki enteng saja menanggapinya. Kala ditemui oleh media pada awal bulan lalu, pria yang menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada dan Colorado State University tersebut mengatakan bahwa dirinya dan keluarga akan pindah ke kawasan Kemang Pratama yang berlokasi di Bekasi Selatan. Dirinya akan membangun rumah terlebih dahulu.

"Ini baru mau bikin rumah di Kemang Pratama. Ada tanah di situ, beli di 1998 waktu krisis rumah dijual-jualin kan," ujar Basuki santai.

Asal tahu saja, posisi Menteri PUPR baru ada di era pemerintahan Presiden Jokowi. Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum merupakan sebuah kementerian sendiri, begitu pula dengan Kementerian Perumahan Rakyat. Atas dasar efisiensi, kedua kementerian ini digabungkan oleh Jokowi pada masa awal pemerintahannya.

Kementerian PUPR mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara, dilansir dari publikasi Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat edisi 2018.

Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya air, penyelenggaraan jalan, hingga penyediaan perumahan menjadi salah satu fungsi dari Kementerian PUPR.

Penunjukkan sebagai Menteri PUPR tentu menjadi tantangan berat bagi Basuki, pria yang dikenal piawai dalam menggebuk alat musik bernama drum. Pasalnya, belum pernah menjabat sebagai menteri sebelumnya, dirinya sudah harus memimpin sebuah kementerian baru. Tak ada seorang pun pada saat itu yang paham betul bagaimana menjalankan Kementerian PUPR.

Namun ternyata, Basuki tak mengecewakan. Basuki justru menerapkan standar yang tinggi bagi suksesornya di masa depan.

Pada tahun 2015, Jokowi memberikan anggaran senilai Rp 118,5 triliun kepada Menteri Basuki. Hasilnya, serapannya mencapai Rp 109,5 triliun atau mencapai 92,3%. Maju ke tahun 2016, Menteri Basuki memang sempat kesulitan untuk menggeber penyerapan anggaran sehingganya realisasinya hanya menyentuh angka 84,8%. Namun dalam dua tahun berikutnya (2017 dan 2018), serapan anggaran melonjak menjadi 92,2% dan 95,4%.


Asal tahu saja, anggaran yang dialokasikan pemerintah ke Kementerian PUPR bisa dibilang jumbo. Pada tahun 2015, anggaran Kementerian PUPR yang senilai Rp 118,5 triliun merupakan yang terbesar jika dibandingkan dengan kementerian-kementerian lainnya.

Di tahun 2016, anggaran Kementerian PUPR senilai Rp 98,2 triliun merupakan yang terbesar kedua setelah kementerian pertahanan (Rp 112,4 triliun). Di tahun 2017 dan 2018, Kementerian PUPR mendapatkan anggaran masing-masing senilai Rp 104,2 triliun dan Rp 107,4 triliun. Alokasi anggaran untuk Kementerian PUPR pada tahun 2017 dan 2018 hanya kalah dari Kementerian Pertahanan.

Hal ini berarti Kementerian PUPR akan cenderung sulit untuk melakukan serapan anggaran dengan baik. Namun kenyataannya, Menteri Basuki mampu menunjukkan performa yang oke.
Tingginya serapan anggaran Kementerian PUPR kemudian direfleksikan dengan deretan proyek infrastruktur nan-krusial yang sudah selesai atau sedang dieksekusi pembangunannya.

Tengok saja Jalan Tol Trans Jawa, penambahan ruas yang begitu kencang di era kepemimpinan Basuki selaku Menteri PUPR membuat jalur darat kini kian diminati masyarakat untuk mudik. Walau tentunya juga ada faktor lain, yakni mahalnya harga tiket pesawat.

Kemudian ada juga Jalan Trans Papua. Proyek ambisius di era Presiden Jokowi ini menghubungkan Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua, membentang dari Kota Sorong di Provinsi Papua Barat hingga Merauke di Provinsi Papua dengan total panjang lebih dari 4.000 kilometer.

Jalan-jalan yang sebelumnya terisolir kini sudah mulai terkoneksi dan memberi dampak positif bagi perekonomian masyarakat Papua. Pada tahun 2014, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa perekonomian pulau Maluku dan Papua tumbuh sebesar 4,32%. Dua tahun berikutnya (2015 dan 2016), pertumbuhan ekonomi melejit menjadi masing-masing 6,62% dan 7,45%.

Pada tahun 2017, pertumbuhan ekonomi pulau Maluku dan Papua memang sempat jatuh ke level 4,89%, namun kembali melejit menjadi 6,99% pada tahun 2018.


Pada bulan April, Basuki mengatakan bahwa pembangunan seluruh ruas Jalan Trans Papua sepanjang 4.330 kilometer akan rampung pada tahun 2020 mendatang.

Tak hanya proyek jumbo macam Jalan Tol Trans Jawa dan Jalan Trans Papua, proyek-proyek lainnya macam bendungan yang secara nilai investasi bisa dibilang mini namun sesungguhnya krusial guna mestimulasi sendi-sendiri perekonomian di berbagai daerah di Indonesia, juga diamankan oleh Basuki.

Bendungan menjadi elemen penting dalam perekonomian Indonesia lantaran berfungsi untuk mencegah banjir, sekaligus mewujudkan ketahanan air dan pangan.

Dalam Nawacita periode 2015-2019, pembangunan bendungan ditargetkan sebanyak 65. Hingga akhir 2018, yang terealisasi sudah sebanyak 55. Salah satu hal penting yang bisa disoroti dari kepemimpinan Basuki di Kementerian PUPR adalah pembangunan infrastruktur yang dieksekusi tak lagi Jawa-sentris.

Terhitung selama SBY menjabat sebagai presiden selama 10 tahun (2005-2014), total infrastruktur yang dibangun menggunakan dana pemerintah pusat adalah senilai Rp 343,7 triliun. Sementara itu, dalam tiga tahun pertama kepemimpinan Jokowi (2015-2017), dana yang dikeluarkan sudah mencapai Rp 235,5 triliun atau setara dengan 69% dari yang dicatatkan SBY selama 10 tahun.

Sebagai catatan, tahun 2004 tak dihitung masuk periode SBY karena dirinya baru menjabat presiden pada Oktober atau kurang dari 3 bulan sebelum tutup tahun. Hal yang sama juga berlaku untuk Jokowi, tahun 2014 tak dimasukkan.

Dari total infrastruktur yang dibangun dengan dana pemerintah pusat di zaman SBY senilai Rp 343,7 triliun, sebanyak Rp 169,2 triliun atau setara dengan 49,2% dialokasikan untuk Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Tak ayal jika pembangunan zaman SBY sering disebut sebagai Jawa-sentris.

Alokasi dana ke provinsi DKI Jakarta merupakan yang paling besar di zaman SBY, yakni senilai Rp 85,2 triliun atau setara dengan 24,8%.

Beralih ke zaman Jokowi, terlihat pemerintah sudah tak lagi Jawa-sentris. Sepanjang 2015-2017, pemerintah pusat hanya mengalokasikan 33,8% anggaran untuk membangun infrastruktur di DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sementara sisanya (Rp 156 triliun atau 66,2%) dialokasikan ke provinsi-provinsi lain di Indonesia.

Dalam 3 tahun, anggaran pemerintah pusat untuk membangun infrastruktur di provinsi DKI Jakarta adalah Rp 38,4 triliun atau setara dengan 16,3% saja, jauh lebih rendah dibandingkan SBY yang mengalokasikan dana sebesar nyaris 25% untuk ‘memanjakan’ ibu kota.


Memang, ide untuk mengeksekusi pembangunan infrastruktur yang tak lagi Jawa-sentris datang dari Jokowi. Tapi tanpa eksekutor yang andal, apa iya bisa tercapai?

Indonesia patut bersyukur memiliki menteri seperti Basuki. Dirinya tak banyak omong (akun Twitter saja tak punya), namun data yang ada sangat keras bersuara untuknya. Numbers don’t lie.

Sudah layak dan sepantasnya Basuki dipertahankan oleh Jokowi di periode keduanya sebagai presiden nanti. Kalau melihat capaian-capaian yang sudah ditorehkannya, rasanya tak berlebihan kalau Basuki kami katakan wajib dilantik lagi sebagai Menteri PUPR.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular