
Rapor 5 Tahun Kabinet Jokowi
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono: Minim Bicara, Banyak Bekerja
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 July 2019 07:00

Salah satu hal penting yang bisa disoroti dari kepemimpinan Basuki di Kementerian PUPR adalah pembangunan infrastruktur yang dieksekusi tak lagi Jawa-sentris.
Terhitung selama SBY menjabat sebagai presiden selama 10 tahun (2005-2014), total infrastruktur yang dibangun menggunakan dana pemerintah pusat adalah senilai Rp 343,7 triliun. Sementara itu, dalam tiga tahun pertama kepemimpinan Jokowi (2015-2017), dana yang dikeluarkan sudah mencapai Rp 235,5 triliun atau setara dengan 69% dari yang dicatatkan SBY selama 10 tahun.
Sebagai catatan, tahun 2004 tak dihitung masuk periode SBY karena dirinya baru menjabat presiden pada Oktober atau kurang dari 3 bulan sebelum tutup tahun. Hal yang sama juga berlaku untuk Jokowi, tahun 2014 tak dimasukkan.
Dari total infrastruktur yang dibangun dengan dana pemerintah pusat di zaman SBY senilai Rp 343,7 triliun, sebanyak Rp 169,2 triliun atau setara dengan 49,2% dialokasikan untuk Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Tak ayal jika pembangunan zaman SBY sering disebut sebagai Jawa-sentris.
Alokasi dana ke provinsi DKI Jakarta merupakan yang paling besar di zaman SBY, yakni senilai Rp 85,2 triliun atau setara dengan 24,8%.
Beralih ke zaman Jokowi, terlihat pemerintah sudah tak lagi Jawa-sentris. Sepanjang 2015-2017, pemerintah pusat hanya mengalokasikan 33,8% anggaran untuk membangun infrastruktur di DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sementara sisanya (Rp 156 triliun atau 66,2%) dialokasikan ke provinsi-provinsi lain di Indonesia.
Dalam 3 tahun, anggaran pemerintah pusat untuk membangun infrastruktur di provinsi DKI Jakarta adalah Rp 38,4 triliun atau setara dengan 16,3% saja, jauh lebih rendah dibandingkan SBY yang mengalokasikan dana sebesar nyaris 25% untuk ‘memanjakan’ ibu kota.
Memang, ide untuk mengeksekusi pembangunan infrastruktur yang tak lagi Jawa-sentris datang dari Jokowi. Tapi tanpa eksekutor yang andal, apa iya bisa tercapai?
Indonesia patut bersyukur memiliki menteri seperti Basuki. Dirinya tak banyak omong (akun Twitter saja tak punya), namun data yang ada sangat keras bersuara untuknya. Numbers don’t lie.
Sudah layak dan sepantasnya Basuki dipertahankan oleh Jokowi di periode keduanya sebagai presiden nanti. Kalau melihat capaian-capaian yang sudah ditorehkannya, rasanya tak berlebihan kalau Basuki kami katakan wajib dilantik lagi sebagai Menteri PUPR.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Terhitung selama SBY menjabat sebagai presiden selama 10 tahun (2005-2014), total infrastruktur yang dibangun menggunakan dana pemerintah pusat adalah senilai Rp 343,7 triliun. Sementara itu, dalam tiga tahun pertama kepemimpinan Jokowi (2015-2017), dana yang dikeluarkan sudah mencapai Rp 235,5 triliun atau setara dengan 69% dari yang dicatatkan SBY selama 10 tahun.
Sebagai catatan, tahun 2004 tak dihitung masuk periode SBY karena dirinya baru menjabat presiden pada Oktober atau kurang dari 3 bulan sebelum tutup tahun. Hal yang sama juga berlaku untuk Jokowi, tahun 2014 tak dimasukkan.
Alokasi dana ke provinsi DKI Jakarta merupakan yang paling besar di zaman SBY, yakni senilai Rp 85,2 triliun atau setara dengan 24,8%.
Beralih ke zaman Jokowi, terlihat pemerintah sudah tak lagi Jawa-sentris. Sepanjang 2015-2017, pemerintah pusat hanya mengalokasikan 33,8% anggaran untuk membangun infrastruktur di DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sementara sisanya (Rp 156 triliun atau 66,2%) dialokasikan ke provinsi-provinsi lain di Indonesia.
Dalam 3 tahun, anggaran pemerintah pusat untuk membangun infrastruktur di provinsi DKI Jakarta adalah Rp 38,4 triliun atau setara dengan 16,3% saja, jauh lebih rendah dibandingkan SBY yang mengalokasikan dana sebesar nyaris 25% untuk ‘memanjakan’ ibu kota.
Memang, ide untuk mengeksekusi pembangunan infrastruktur yang tak lagi Jawa-sentris datang dari Jokowi. Tapi tanpa eksekutor yang andal, apa iya bisa tercapai?
Indonesia patut bersyukur memiliki menteri seperti Basuki. Dirinya tak banyak omong (akun Twitter saja tak punya), namun data yang ada sangat keras bersuara untuknya. Numbers don’t lie.
Sudah layak dan sepantasnya Basuki dipertahankan oleh Jokowi di periode keduanya sebagai presiden nanti. Kalau melihat capaian-capaian yang sudah ditorehkannya, rasanya tak berlebihan kalau Basuki kami katakan wajib dilantik lagi sebagai Menteri PUPR.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular