
Breaking News
Tok! Secara Aklamasi, DPR Restui Destry Damayanti Jadi BI-2
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
11 July 2019 16:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) menyatakan Destry Damayanti telah lulus dan terpilih sebagai Deputi Gubernur Senior (DGS) Bank Indonesia. Destry ditetapkan sebagai DGS melalui metode pemilihan (voting or musyawarah mufakat).
"Komisi XI Sepakat secara aklamasi menyetujui Destry Damayanti sebagai Deputi Gubernur Senior BI pengganti Mirza Adityaswara," ujar Amir Uskara Anggota Komisi XI DPR di Jakarta, Kamis (11/7/2019)
Setidaknya ada lima fokus Destry selama lima tahun ke depan sebagai orang kedua terpenting di bank sentral ini. Mulai dari fokus pada bauran kebijakan hingga mengembangkan sistem pembayaran yang aman.
Area strategis pertama, mengoptimalkan bauran kebijakan yang bersifat akomodatif. Bauran kebijakan moneter makroprudensial dan kebijakan lainnya dibutuhkan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan dalam saat yang sama juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Ini dengan memperhatikan dan menyesuaikan terhadap dinamika siklus bisnis dan keuangan yang terjadi
"Misalnya dalam situasi mencegah tekanan inflasi yang tinggi atau untuk merespon kenaikan suku bunga global, maka Bank Indonesia perlu meningkatkan suku bunga domestik. Namun demikian pada saat yang bersamaan Bank Indonesia perlu juga menjaga likuiditas sektor perbankan dan mendorong perbankan untuk tetap menjalankan fungsi intermediasi nya," kata Destry di depan anggota DPR.
Kemudian, area strategis kedua yaitu pendalaman sektor keuangan. Menurutnya, pendalaman sektor keuangan menjadi sangat penting bukan hanya untuk mendukung terjadinya stabilitas ekonomi, namun juga untuk mendukung pembiayaan pembangunan ekonomi.
"Terbatasnya sumber dana pemerintah dan domestik menyebabkan penggunaan sumber dana dari sektor swasta dan luar negeri sangat menjadi penting. Sementara fakta yang ada menunjukkan bahwa sektor keuangan kita relatif dangkal bila dibandingkan peer group. Hal ini juga menyebabkan tingginya volatilitas sektor keuangan Indonesia. Sebagai gambaran di periode akhir 2018 rasio kredit terhadap PDB Indonesia hanya mencapai 37% sementara di Thailand dan Malaysia 80% dan 100%," kata dia.
Selanjutnya, area strategis ketiga adalah pengembangan sistem pembayaran yang lancar aman efisien dan inklusif.
Dia menjelaskan, perkembangan ekonomi digital diikuti dengan perkembangan teknologi finansial berkembang pesat. Ini menjadi tantangan untuk perbankan Indonesia makin nyata karena sudah merambah ke berbagai layanan yang selama ini dilayani oleh perbankan dari sisi Bank Indonesia.
"Hal ini menjadi tantangan besar karena terjadi pergeseran pola transaksi menuju transaksi non tunai dan pelakunya pun tidak hanya bank, namun juga non bank. Hal ini akan mendorong terjadinya inovasi sistem pembayaran di mana Bank Indonesia dituntut untuk bisa mengembangkan sistem pembayaran yang lancar aman, efisien dan inklusif," ujar dia.
Area strategis ke empat adalah perkembangan ekonomi dan keuangan syariah karena sebagai negara dengan jumlah populasi muslim terbesar di dunia Indonesia belum dapat berperan banyak dalam bidang ekonomi dan keuangan syariah. Selain itu, di sektor keuangan pangsa pasar industri syariah juga masih sangat rendah.
"Di Bulan April 2019 ekonomi dan keuangan syariah hanya mencatat 5,9% untuk industri perbankan dan 4,2% untuk industri keuangan non bank dan 16% di pasar modal atau secara total hanya mencapai 8,7% dari total industri keuangan di Indonesia," ucapnya.
Terakhir, adalah area strategi dengan meningkatkan sinergi dengan pemerintah dan lembaga lainnya. Contohnya dengan OJK dan DPR.
"Misalnya dengan OJK untuk Sinergi kebijakan makroprudensial dan mikroprudensial dan dengan kementerian keuangan terkait dengan harmonisasi kebijakan moneter dan fiskal dan dengan pemerintah dan strategis lainnya untuk penguatan kebijakan sistem pembayaran dan teknologi finansial."
Sebagai informasi, Destry merupakan calon tunggal DGS BI yang diajukan Presiden Joko Widodo kepada DPR. Ia akan menggantikan DGS BI saat ini, yakni Mirza Adityaswara, yang masa jabatannya pungkas Juli 2019.
Destry bukan sosok baru di industri keuangan nasional. Sebelum menduduki jabatan sebagai anggota LPS, alumni Master of Science dari Cornell University itu pernah menduduki jabatan penting. Mulai dari Kepala Ekonom Bank Mandiri, Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas, Direktur Eksekutif Mandiri Institute, hingga Ketua Panitia Seleksi Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Bahkan, Destry pernah mencicipi jabatan sebagai Ketua Satuan Tugas Ekonomi Kementerian Badan Usaha Milik Negara pada periode 2014-2015. Destry diangkat menjadi Anggota Dewan Komisioner LPS pada 24 September 2015 berdasarkan Keputusan Presiden 158/M 2015 tanggal 21 September 2015.
(dru) Next Article Ketua DPR Benarkan Jokowi Pilih Destry Damayanti untuk DGS BI
"Komisi XI Sepakat secara aklamasi menyetujui Destry Damayanti sebagai Deputi Gubernur Senior BI pengganti Mirza Adityaswara," ujar Amir Uskara Anggota Komisi XI DPR di Jakarta, Kamis (11/7/2019)
Setidaknya ada lima fokus Destry selama lima tahun ke depan sebagai orang kedua terpenting di bank sentral ini. Mulai dari fokus pada bauran kebijakan hingga mengembangkan sistem pembayaran yang aman.
![]() |
"Misalnya dalam situasi mencegah tekanan inflasi yang tinggi atau untuk merespon kenaikan suku bunga global, maka Bank Indonesia perlu meningkatkan suku bunga domestik. Namun demikian pada saat yang bersamaan Bank Indonesia perlu juga menjaga likuiditas sektor perbankan dan mendorong perbankan untuk tetap menjalankan fungsi intermediasi nya," kata Destry di depan anggota DPR.
Kemudian, area strategis kedua yaitu pendalaman sektor keuangan. Menurutnya, pendalaman sektor keuangan menjadi sangat penting bukan hanya untuk mendukung terjadinya stabilitas ekonomi, namun juga untuk mendukung pembiayaan pembangunan ekonomi.
Selanjutnya, area strategis ketiga adalah pengembangan sistem pembayaran yang lancar aman efisien dan inklusif.
Dia menjelaskan, perkembangan ekonomi digital diikuti dengan perkembangan teknologi finansial berkembang pesat. Ini menjadi tantangan untuk perbankan Indonesia makin nyata karena sudah merambah ke berbagai layanan yang selama ini dilayani oleh perbankan dari sisi Bank Indonesia.
"Hal ini menjadi tantangan besar karena terjadi pergeseran pola transaksi menuju transaksi non tunai dan pelakunya pun tidak hanya bank, namun juga non bank. Hal ini akan mendorong terjadinya inovasi sistem pembayaran di mana Bank Indonesia dituntut untuk bisa mengembangkan sistem pembayaran yang lancar aman, efisien dan inklusif," ujar dia.
Area strategis ke empat adalah perkembangan ekonomi dan keuangan syariah karena sebagai negara dengan jumlah populasi muslim terbesar di dunia Indonesia belum dapat berperan banyak dalam bidang ekonomi dan keuangan syariah. Selain itu, di sektor keuangan pangsa pasar industri syariah juga masih sangat rendah.
"Di Bulan April 2019 ekonomi dan keuangan syariah hanya mencatat 5,9% untuk industri perbankan dan 4,2% untuk industri keuangan non bank dan 16% di pasar modal atau secara total hanya mencapai 8,7% dari total industri keuangan di Indonesia," ucapnya.
Terakhir, adalah area strategi dengan meningkatkan sinergi dengan pemerintah dan lembaga lainnya. Contohnya dengan OJK dan DPR.
"Misalnya dengan OJK untuk Sinergi kebijakan makroprudensial dan mikroprudensial dan dengan kementerian keuangan terkait dengan harmonisasi kebijakan moneter dan fiskal dan dengan pemerintah dan strategis lainnya untuk penguatan kebijakan sistem pembayaran dan teknologi finansial."
Sebagai informasi, Destry merupakan calon tunggal DGS BI yang diajukan Presiden Joko Widodo kepada DPR. Ia akan menggantikan DGS BI saat ini, yakni Mirza Adityaswara, yang masa jabatannya pungkas Juli 2019.
Destry bukan sosok baru di industri keuangan nasional. Sebelum menduduki jabatan sebagai anggota LPS, alumni Master of Science dari Cornell University itu pernah menduduki jabatan penting. Mulai dari Kepala Ekonom Bank Mandiri, Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas, Direktur Eksekutif Mandiri Institute, hingga Ketua Panitia Seleksi Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Bahkan, Destry pernah mencicipi jabatan sebagai Ketua Satuan Tugas Ekonomi Kementerian Badan Usaha Milik Negara pada periode 2014-2015. Destry diangkat menjadi Anggota Dewan Komisioner LPS pada 24 September 2015 berdasarkan Keputusan Presiden 158/M 2015 tanggal 21 September 2015.
![]() |
(dru) Next Article Ketua DPR Benarkan Jokowi Pilih Destry Damayanti untuk DGS BI
Most Popular