
Jateng Diklaim Seksi Buat Investasi, Tapi Izin Bertele-tele?
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
09 July 2019 16:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah wilayah di Jawa Tengah diklaim menjadi lokasi yang dianggap 'seksi' bagi sebagian investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.
Jawa Tengah kini tak lagi bersaing dengan wilayah tetangga untuk menarik minat investasi masuk. Wilayah tersebut, dianggap tengah bersaing dengan Vietnam untuk menarik arus modal.
"Jadi katanya kami ini menarik buat investasi. Seksi sekali," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar usai menghadiri rapat terbatas di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (9/8/2019).
Presiden Jokowi merespons potensi yang besar itu harus dibarengi dengan perizinan yang tak bertele-tele, dan hal yang sama pun pernah disampaikan oleh dunia usaha.
"Izin yang tidak bertele-tele. Ini yang disampaikan kepada kita. Tadi sebelum ketemu saya juga ada dari para pengusaha, Kadin, Hipmi dan sebagainya dan ternyata disampaikan juga itu," kata Ganjar.
Ganjar mencontohkan, misalnya seperti investor asal Korea yang sudah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di Jawa Tengah. Beberapa di antara mereka, bahkan sudah masuk, antara lain ada alas kaki, elektronik, sepatu, kaus kaki dan lainnya.
"Beberapa yang sudah masuk relatif kerasan dengan culture, kinerja masing-masing. Mereka melihat Jawa Tengah sexy banget untuk mereka berinvestasi," jelasnya.
Ganjar tak memungkiri, ketertarikan yang sudah ditunjukkan oleh para investor harus disertai dengan berbagai insentif menarik, serta perizinan yang tak ribet.
Apalagi, sambungnya, masalah izin selama ini masih menjadi buang kerok arus investasi terhambat. Apabila bisa disesuaikan, bukan tidak mungkin investasi bisa mengalir deras.
"Mereka yang minta terkait dengan ruang, terus kemudian perizinan. Rata-rata itu. Kalau yang lebih gede itu sebenarnya tax holiday. Yang gedenya. Tapi itu punya pemerintah pusat ya," katanya.
"Kalau lahan kan saya. Kalau izin kan kabupaten. Maka ini sinergitas kolaboratif antara kabupatan kota provinsi dan pusat yang mesti bareng," tegasnya.
Sebagai informasi, Jawa Tengah saat ini memiliki 3 proyek prioritas yang ditawarkan kepada investor. Ketiga proyek tersebur telah di inventarisir dari total 12 proyek yang diajukan ke pemerintah pusat.
Proyek tersebut antara lain pembangunan kawasan industri, pariwisata, serta pengembangan kawasan Borobudur. Ketiga proyek tersebut dianggap yang paling cepat untuk berkontribusi bagi pertumbuhan.
(hoi/hoi) Next Article Setelah Freeport, RI Caplok Tambang Nikel Raksasa Vale
Jawa Tengah kini tak lagi bersaing dengan wilayah tetangga untuk menarik minat investasi masuk. Wilayah tersebut, dianggap tengah bersaing dengan Vietnam untuk menarik arus modal.
"Jadi katanya kami ini menarik buat investasi. Seksi sekali," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar usai menghadiri rapat terbatas di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (9/8/2019).
Presiden Jokowi merespons potensi yang besar itu harus dibarengi dengan perizinan yang tak bertele-tele, dan hal yang sama pun pernah disampaikan oleh dunia usaha.
"Izin yang tidak bertele-tele. Ini yang disampaikan kepada kita. Tadi sebelum ketemu saya juga ada dari para pengusaha, Kadin, Hipmi dan sebagainya dan ternyata disampaikan juga itu," kata Ganjar.
Ganjar mencontohkan, misalnya seperti investor asal Korea yang sudah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di Jawa Tengah. Beberapa di antara mereka, bahkan sudah masuk, antara lain ada alas kaki, elektronik, sepatu, kaus kaki dan lainnya.
"Beberapa yang sudah masuk relatif kerasan dengan culture, kinerja masing-masing. Mereka melihat Jawa Tengah sexy banget untuk mereka berinvestasi," jelasnya.
Ganjar tak memungkiri, ketertarikan yang sudah ditunjukkan oleh para investor harus disertai dengan berbagai insentif menarik, serta perizinan yang tak ribet.
Apalagi, sambungnya, masalah izin selama ini masih menjadi buang kerok arus investasi terhambat. Apabila bisa disesuaikan, bukan tidak mungkin investasi bisa mengalir deras.
"Mereka yang minta terkait dengan ruang, terus kemudian perizinan. Rata-rata itu. Kalau yang lebih gede itu sebenarnya tax holiday. Yang gedenya. Tapi itu punya pemerintah pusat ya," katanya.
"Kalau lahan kan saya. Kalau izin kan kabupaten. Maka ini sinergitas kolaboratif antara kabupatan kota provinsi dan pusat yang mesti bareng," tegasnya.
Sebagai informasi, Jawa Tengah saat ini memiliki 3 proyek prioritas yang ditawarkan kepada investor. Ketiga proyek tersebur telah di inventarisir dari total 12 proyek yang diajukan ke pemerintah pusat.
Proyek tersebut antara lain pembangunan kawasan industri, pariwisata, serta pengembangan kawasan Borobudur. Ketiga proyek tersebut dianggap yang paling cepat untuk berkontribusi bagi pertumbuhan.
(hoi/hoi) Next Article Setelah Freeport, RI Caplok Tambang Nikel Raksasa Vale
Most Popular