Alasan Kenapa BI Beri Ramalan Buruk Ekonomi Melandai di Q2

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
08 July 2019 14:06
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menekankan masalah perang dagang antara AS dan China jadi masalah
Foto: Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo (CNBC Indonesia/Lidya Julita S)
Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menekankan masalah perang dagang antara AS dan China masih memberikan dampak terutama bagi Indonesia. Ketegangan antar kedua negara tersebut tidak hanya membuat perekonomian mereka melambat tapi juga Indonesia.

Perry mengatakan, pada kuartal II-2019 ini perekonomian Indonesia akan loyo disebabkan belum ada kesepakatan positif antar kedua negara tersebut. Hal ini terlihat dari berbagai data survei yang dilakukan oleh BI.

"Kami sudah sampaikan kecenderungan pertumbuhan ekonomi di kuartal II ini melandai, artinya melandai itu apa pertumbuhannya-nya year on year (tahunan) nya hampir sama dengan pertumbuhan di kuartal I," ujarnya Perry di Jakarta, Senin (8/7/2019).

BI memproyeksi, untuk kuartal II-2019 hanya akan mencapai sekitar 5,07%-5,1%. Adapun pendorong pertumbuhannya masih dari sektor konsumsi rumah tangga dan juga investasi.



"Sumber pertumbuhannya dua hal konsumsi rumah tangga yang kuat. Kuartal II enggak hanya kemarin ada periode pemilu, kuartal II itu ada pengeluaran yang lebih tinggi secara musiman Ramadan dan Idul Fitri. Sumber pertumbuhan lain apa, investasi bangunan. Ini berkaitan dengan proyek infrastruktur. Itu sumber pertumbuhan yang topang pertumbuhan di kuartal II," jelasnya.

Sementara itu kinerja ekspor pada kuartal II-2019 ini akan melambat karena terdampak dari perang dagang.

"Terutama memang di sejumlah ekspor komoditas maupun manufaktur kecuali kalau ekspor komoditas melandai, ekspor batu bara dan sawit bagus, tapi ada dampak trade war demikian juga ekspor manufaktur AS," kata dia.

Menurutnya, ekspor yang turun biasanya juga diikuti oleh penurunan impor. Namun ia tidak menjelaskan lebih detail dan memilih menunggu hasil dari rilis Badan Pusat Statistik (BPS).

"Kebiasaannya tipikal di Indonesia kalau ekspor turun tapi impor juga turun, itu karakteristiknya. Kita tunggu saja nanti dari BPS ya," tegasnya.




(dru) Next Article Saat Bos BI Diving di Bali Sampai Lombok Promosi Pariwisata

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular