
Wacana Lagi, Tanjung Priok Buka 24 Jam Selama 7 Hari Sepekan
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
08 July 2019 11:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, ingin memaksimalkan waktu operasional Pelabuhan Tanjung Priok 24 jam non-stop dalam 7 hari dalam sepekan. Rencana ini sebenarnya sudah pernah dicanangkan beberapa tahun lalu, setidaknya sempat muncul sejak 2009 dan 2015.
Otoritas yang selama ini beroperasi di pelabuhan lintas lembaga/kementerian, Syahbandar (Kemehub), Bea Cukai (Kemenkeu), Imigrasi (Kemenlu), Operator Pelabuhan (Pelindo II), Bank dan stakeholder terkait akan melakukan pelayanan optimal secara terus-menerus selama 24 jam dalam 7 hari selama seminggu penuh.
Hal ini ditegaskan Menhub Budi Karya usai rapat di Kantor Bea Cukai Tipe A Tanjung Priok, Jakarta Minggu (7/7/2019).
"Berkaitan dengan jumlah hari produktif pelayanan, sebelum ini 3 hari, sekarang sudah 4-5 hari, kita ingin 7 hari," ungkapnya dalam keterangan resmi yang dikutip CNBC Indonesia, Senin (8/7/2019).
Optimalisasi layanan ini untuk mendistribusikan proses ekspor-impor agar tidak tersendat di waktu-waktu tertentu. Dengan demikian, dia ingin produktivitas ekspor menjadi lebih baik.
Dia memberikan contoh, misalnya ada eksportir yang ingin mengirim 14 kontainer barang. Jika waktu pelayanan hanya 3 hari, maka dalam satu hari harus ada 5 truk kontainer yang berjalan dalam sehari.
Sebaliknya, jika waktu pelayanan menjadi 7 hari maka dalam satu hari hanya dibutuhkan 2 truk kontainer saja. Hal ini berdampak pula pada kondisi jalanan yang juga bisa terurai.
"Jadi jalannya lengang, truknya produktif yang di pelabuhan juga enak mengaturnya. Dengan lengang itu maka kecenderungan untuk melakukan kegiatan ekspor khususnya itu bertambah," tandasnya.
Di sisi lain, Budi Karya juga menyoroti banyaknya kontainer kosong usai mengirimkan barang impor. Dia ingin ke depan tak ada lagi truk kontainer tanpa muatan.
"Truk banyak yang berjalan kosong. Setelah impor, dia kosong, dia dibawa ke Cikarang ke sini (Tanjung Priok) kosong. Kita akan minta kepada cargo owner, atau shipping line untuk menyiapkan supaya jangan ada truk yang kosong. Jadi kita upayakan itu dalam keadaan terisi," serunya.
Sejalan dengan itu, dia mengaku masih perlu menyinergikan sistem operasi di pelabuhan. Peningkatan koordinasi diperlukan yang melibatkan Indonesia National Single Windows (INSW), Inaportnet, Bea Cukai, Pelindo II, Syahbandar, dan Otoritas Pelabuhan.
"Akan kita rapatkan minggu depan agar sistemnya itu menjadi satu. Di sini juga saya sengaja mengundang para banker BNI, BRI dan Mandiri untuk Sabtu-Minggu juga masuk. Sekarang Sabtu-Minggu masih sepi, jadi nanti akan ramai. Agar mereka juga beroperasi," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Pakai Program Warisan SBY, Menhub Pastikan Priok Buka 24 Jam
Otoritas yang selama ini beroperasi di pelabuhan lintas lembaga/kementerian, Syahbandar (Kemehub), Bea Cukai (Kemenkeu), Imigrasi (Kemenlu), Operator Pelabuhan (Pelindo II), Bank dan stakeholder terkait akan melakukan pelayanan optimal secara terus-menerus selama 24 jam dalam 7 hari selama seminggu penuh.
Hal ini ditegaskan Menhub Budi Karya usai rapat di Kantor Bea Cukai Tipe A Tanjung Priok, Jakarta Minggu (7/7/2019).
"Berkaitan dengan jumlah hari produktif pelayanan, sebelum ini 3 hari, sekarang sudah 4-5 hari, kita ingin 7 hari," ungkapnya dalam keterangan resmi yang dikutip CNBC Indonesia, Senin (8/7/2019).
Optimalisasi layanan ini untuk mendistribusikan proses ekspor-impor agar tidak tersendat di waktu-waktu tertentu. Dengan demikian, dia ingin produktivitas ekspor menjadi lebih baik.
Dia memberikan contoh, misalnya ada eksportir yang ingin mengirim 14 kontainer barang. Jika waktu pelayanan hanya 3 hari, maka dalam satu hari harus ada 5 truk kontainer yang berjalan dalam sehari.
Sebaliknya, jika waktu pelayanan menjadi 7 hari maka dalam satu hari hanya dibutuhkan 2 truk kontainer saja. Hal ini berdampak pula pada kondisi jalanan yang juga bisa terurai.
"Jadi jalannya lengang, truknya produktif yang di pelabuhan juga enak mengaturnya. Dengan lengang itu maka kecenderungan untuk melakukan kegiatan ekspor khususnya itu bertambah," tandasnya.
Di sisi lain, Budi Karya juga menyoroti banyaknya kontainer kosong usai mengirimkan barang impor. Dia ingin ke depan tak ada lagi truk kontainer tanpa muatan.
"Truk banyak yang berjalan kosong. Setelah impor, dia kosong, dia dibawa ke Cikarang ke sini (Tanjung Priok) kosong. Kita akan minta kepada cargo owner, atau shipping line untuk menyiapkan supaya jangan ada truk yang kosong. Jadi kita upayakan itu dalam keadaan terisi," serunya.
Sejalan dengan itu, dia mengaku masih perlu menyinergikan sistem operasi di pelabuhan. Peningkatan koordinasi diperlukan yang melibatkan Indonesia National Single Windows (INSW), Inaportnet, Bea Cukai, Pelindo II, Syahbandar, dan Otoritas Pelabuhan.
"Akan kita rapatkan minggu depan agar sistemnya itu menjadi satu. Di sini juga saya sengaja mengundang para banker BNI, BRI dan Mandiri untuk Sabtu-Minggu juga masuk. Sekarang Sabtu-Minggu masih sepi, jadi nanti akan ramai. Agar mereka juga beroperasi," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Pakai Program Warisan SBY, Menhub Pastikan Priok Buka 24 Jam
Most Popular