Ada Kereta Cepat, Bagaimana Nasib Kota Baru Walini?

Fikri Muhammad, CNBC Indonesia
05 July 2019 21:29
Kawasan Walini Cikalong Wetan digadang-gadang bakal jadi kota baru, bagaiman progresnya?
Foto: Foto/Kereta Cepat/Instagram @keretacepat_id
Jakarta, CNBC Indonesia - Kawasan Walini di Cikalong Wetan, Bandung Barat, jadi titik penting bagi pengembangan kereta cepat Jakarta-Bandung. Kawasan ini jadi lokasi groundbreaking proyek pada awal 2016 lalu oleh Presiden Jokowi, dan sekaligus jadi salah satu titik dari empat rencana stasiun kereta cepat.

Kawasan milik PTPN ini sempat disiapkan jadi kota baru di Jawa Barat untuk menopang keberadaan kereta cepat Jakart-Bandung yang ditargetkan selesai 2021. Bagaimana progres terkini pengembangan kawasan ini?

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China ( PT KCIC) Chandra Dwiputra, Jumat (05/7/2019) di Bandung, menjelaskan total pengembangan jangka panjang di Walini akan mencakup 7.600 hektar. Saat ini, KCIC sebagai pengembang kereta cepat baru menguasai 1.270 hektar. Ia bilang saat ini KCIC masih tahap sinkronisasi masterplan dengan pemerintah Kabupaten Bandung Barat sebelum ada pembangunan fisik kawasan.

"Nah, kami sekarang membawa masterplan lagi yang itu yang harus kita samakan persepsinya. Jadi pengembangan masteplan yang kita buat agar sama dengan yang Kabupaten," kata Chandra.

Ia bilang sinkronisasi ini penting agar masa depan pengembangan kawasan di Walini benar-benar tak bertabrakan dengan rencana pemerintah kabupaten soal aspek tata ruang, lingkungan hingga pekerjaan umum dan lainnya. Hal ini penting untuk memastikan jaminan soal investasi proyek. Apalagi Kabupaten Bandung Barat punya target membangun 10 kawasan wisata baru.

"Jangan sampai nanti sudah dibangun ternyata nanti dibongkar, itukan tidak boleh. Itukan aset negara. Kalau itu tidak sinkron nanti dilhat orang seperti apa kok kita enggak kompak," katanya.

Kawasan Walini memang potensial untuk sebagai kawasan baru perkotaan apalagi di kawasan ini ada stasiun kereta cepat nantinya, Kawasan Kota Bandung sekitarnya yang sudah padat menjadi persoalan sehingga butuh wilayah rambahan baru untuk perkotaan.

"Jadi, kereta cepat hanya fasilitas saja ini. Untuk mengakomodir hal tersebut. Salah satunya di Walini dengan 7.000 hektar ini lah berkembang kota baru di sana, tapi kita tidak ingin bikin kota baru yang asal-asalan," katanya.


(hoi/hoi) Next Article Kereta Cepat Dikebut, China Siram Lagi Utang US$ 1 Miliar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular