
Meneropong Masa Depan Proyek Pembangkit Listrik 35.000 MW
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
05 July 2019 09:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mencatat, total proyek pembangkit listrik 35.000 MW yang telah menyelesaikan perjanjian jual beli tenaga listrik (power purchase agreement/PPA) sudah mencapai 33.251 MW atau 93,83%. Hanya tersisa 2.187 MW yang belum meneken PPA.
Sementara itu, sampai dengan 15 Juni 2019, proyek yang telah COD baru sekitar 3.617 MW atau 10% saja. Mayoritas masih berada dalam tahap konstruksi sebesar 20.119 MW atau 57%.
Memang, pengerjaan mega proyek kelistrikan tersebut tidaklah mudah. Sejak digagas pada Mei 2015, proyek ini pun sempat mendapat pertentangan karena dianggap mustahil. Berbagai argumen berdatangan, misalnya Dewan Energi Nasional (DEN) yang memproyeksikan pembangunan pembangkit listrik 35.000 tidak selesai tepat waktu pada 2019 mendatang. Keterlambatan realisasi pembangunan disebabkan banyaknya hambatan, terutama terkait pembebasan lahan.
Prediksi proyek selesai molor pun menjadi nyata. Sebab, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu ketika dijumpai beberapa waktu lalu, di kantornya, di Jakarta, sudah menyampaikan, target penyelesaian proyek pembangkit listrik 35.000 MW yang sejatinya pada 2019 ini, mau tidak mau mundur ke 2028.
Jisman menjelaskan, pertumbuhan konsumsi listrik tidak setinggi proyeksi awal. Sehingga, hal tersebut berdampak pada penyelesaian beberapa pembangkit yang harus diundur.
"Ada pergeseran dan sebagian COD (commercial operation date) 35.000 MW itu bisa di 2028. Disesuaikan dengan pertumbuhan sistem setempat," ujar Jisman.
Meskipun begitu, Jisman menilai hal tersebut bukan berarti proyek 35.000 MW bermasalah, karena hanya tinggal sedikit proyek pembangkit 35.000 MW yang belum sampai tahap PPA (power puchase agreeement).
"Dari situ kelihatan proyek ini tidak ada permasalahan. Hanya COD-nya saja yang disesuaikan," pungkasnya.
Adapun, berdasarkan laporan Direktur Jendral Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana, sebanyak 6 pembangkit listrik yang merupakan bagian dari proyek 35.000 MW akan selesai di tahun ini. Total kapasitas dari 6 pembangkit yang akan Commercial Operation Date (COD) ini mencapai 2.100 megawatt (MW).
Rinciannya, 5 pembangkit berasal dari Independent Power Producer (IPP), dan satu berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PT PLN).
Data ESDM mencatat, jika dijabarkan, pembangkit yang akan COD pada 2019 ini, terdapat 3 dari 6 (pembangkit) masih didominasi oleh PLTU, yaitu PLTU Kalsel, PLTU Jawa-7, dan PLTU Jawa-8. Secara keseluruhan, kapasitas pembangkit yang akan COD tahun ini sebesar 2.161,5 MW.
Terkait progress proyek kelistrikan 35.000 MW, dari data per tanggal 15 Juni 2019, kapasitas pembangkit yang sudah COD sudah mencapai 3.617 MW yang berasal dari 119 unit pembangkit.
Di samping itu, 117 unit pembangkit dengan total kapasitas 20.120 MW saat ini dalam tahap konstruksi, sedangkan yang sudah kontrak belum konstruksi sebesar 9.515 MW.
Selain itu, dari program 35.000 MW, PLN akan membangun sebanyak 167 unit pembangkit dengan kapasitas 8.800 MW, sedangkan IPP akan membangun 193 unit pembangkit berkapasitas 26.600 MW.
Pembangkit IPP tercatat, sudah tidak ada lagi yang berada pada fase perencanaan dan pengadaan. Sebanyak 36% dari 26.600 MW sudah masuk tahap kontrak belum konstruksi, 59% atau 15.738 MW sedang dalam tahap konstruksi, dan sisanya sudah COD.
Sedangkan untuk pembangkit PLN, dari 8.800 MW, 8% (734 MW) masih tahap perencanaan, 17% (1.453 MW) tahap pengadaan, 50% (4.382 MW) tahap konstruksi, dan 25% (2.239 MW) sudah COD.
Dari sisi transmisi, hingga 15 Juni 2019, proyek yang telah selesai dan beroperasi mencapai 16.483 kilometer sirkuit (kms) atau 35%. Sebanyak 17.440 kms atau 37% tengah berada dalam tahap penyelesaian dan sisanya 13.620 kms atau 28% masih dalam tahap prakonstruksi.
Untuk gardu induk, yang telah selesai dan beroperasi sebesar 61.223 megavolt ampere (MVA) atau 54%, sementara 26.291 MVA atau 23% dalam proses penyelesaian, dan sisanya 25.990 MVA atau 23% masih dalam tahap prakonstruksi.
(roy/roy) Next Article Ibu Kota Baru Butuh Listrik 1.196 MW
Sementara itu, sampai dengan 15 Juni 2019, proyek yang telah COD baru sekitar 3.617 MW atau 10% saja. Mayoritas masih berada dalam tahap konstruksi sebesar 20.119 MW atau 57%.
Memang, pengerjaan mega proyek kelistrikan tersebut tidaklah mudah. Sejak digagas pada Mei 2015, proyek ini pun sempat mendapat pertentangan karena dianggap mustahil. Berbagai argumen berdatangan, misalnya Dewan Energi Nasional (DEN) yang memproyeksikan pembangunan pembangkit listrik 35.000 tidak selesai tepat waktu pada 2019 mendatang. Keterlambatan realisasi pembangunan disebabkan banyaknya hambatan, terutama terkait pembebasan lahan.
Jisman menjelaskan, pertumbuhan konsumsi listrik tidak setinggi proyeksi awal. Sehingga, hal tersebut berdampak pada penyelesaian beberapa pembangkit yang harus diundur.
"Ada pergeseran dan sebagian COD (commercial operation date) 35.000 MW itu bisa di 2028. Disesuaikan dengan pertumbuhan sistem setempat," ujar Jisman.
Meskipun begitu, Jisman menilai hal tersebut bukan berarti proyek 35.000 MW bermasalah, karena hanya tinggal sedikit proyek pembangkit 35.000 MW yang belum sampai tahap PPA (power puchase agreeement).
"Dari situ kelihatan proyek ini tidak ada permasalahan. Hanya COD-nya saja yang disesuaikan," pungkasnya.
Adapun, berdasarkan laporan Direktur Jendral Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana, sebanyak 6 pembangkit listrik yang merupakan bagian dari proyek 35.000 MW akan selesai di tahun ini. Total kapasitas dari 6 pembangkit yang akan Commercial Operation Date (COD) ini mencapai 2.100 megawatt (MW).
Rinciannya, 5 pembangkit berasal dari Independent Power Producer (IPP), dan satu berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PT PLN).
Data ESDM mencatat, jika dijabarkan, pembangkit yang akan COD pada 2019 ini, terdapat 3 dari 6 (pembangkit) masih didominasi oleh PLTU, yaitu PLTU Kalsel, PLTU Jawa-7, dan PLTU Jawa-8. Secara keseluruhan, kapasitas pembangkit yang akan COD tahun ini sebesar 2.161,5 MW.
Terkait progress proyek kelistrikan 35.000 MW, dari data per tanggal 15 Juni 2019, kapasitas pembangkit yang sudah COD sudah mencapai 3.617 MW yang berasal dari 119 unit pembangkit.
Di samping itu, 117 unit pembangkit dengan total kapasitas 20.120 MW saat ini dalam tahap konstruksi, sedangkan yang sudah kontrak belum konstruksi sebesar 9.515 MW.
Selain itu, dari program 35.000 MW, PLN akan membangun sebanyak 167 unit pembangkit dengan kapasitas 8.800 MW, sedangkan IPP akan membangun 193 unit pembangkit berkapasitas 26.600 MW.
Pembangkit IPP tercatat, sudah tidak ada lagi yang berada pada fase perencanaan dan pengadaan. Sebanyak 36% dari 26.600 MW sudah masuk tahap kontrak belum konstruksi, 59% atau 15.738 MW sedang dalam tahap konstruksi, dan sisanya sudah COD.
Sedangkan untuk pembangkit PLN, dari 8.800 MW, 8% (734 MW) masih tahap perencanaan, 17% (1.453 MW) tahap pengadaan, 50% (4.382 MW) tahap konstruksi, dan 25% (2.239 MW) sudah COD.
Dari sisi transmisi, hingga 15 Juni 2019, proyek yang telah selesai dan beroperasi mencapai 16.483 kilometer sirkuit (kms) atau 35%. Sebanyak 17.440 kms atau 37% tengah berada dalam tahap penyelesaian dan sisanya 13.620 kms atau 28% masih dalam tahap prakonstruksi.
Untuk gardu induk, yang telah selesai dan beroperasi sebesar 61.223 megavolt ampere (MVA) atau 54%, sementara 26.291 MVA atau 23% dalam proses penyelesaian, dan sisanya 25.990 MVA atau 23% masih dalam tahap prakonstruksi.
(roy/roy) Next Article Ibu Kota Baru Butuh Listrik 1.196 MW
Most Popular