Deretan Anak Muda Sukses, Cocok Jadi Menteri Jokowi Nih!

Wangi Sinintya, CNBC Indonesia
03 July 2019 15:48
Mungkin deretan anak muda ini cocok jadi salah satu Menteri. Siapa sajakah mereka?
Foto: cover topik/ Menteri muda Luar/ Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Forbes telah merilis Forbes 30 Under 30 Asia sebagai daftar pengusaha muda sukses dan berprestasi di wilayah Asia Pasifik yang telah dirilis pada Selasa, 2 April 2019. Dalam daftar tersebut ternyata ada 17 milenial asal Indonesia masuk di dalamnya.

17 milenial asal Indonesia tersebut diketahui berada di bawah umur 30 tahun. Saat ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah mencari anak muda untuk duduk bersama di Kabinet menjadi Menteri.

Mungkin deretan anak muda ini cocok jadi salah satu Menteri. Siapa sajakah mereka, dan bagaimana kisah mereka hingga sukses dan masuk dalam daftar yang dirilis Forbes tersebut.

Berikut daftarnya:

James Prananto (Cofounder Kopi Kenangan)

Siapa yang tak tahu Kopi Kenangan, kopi kekinian yang didirikan oleh Edward Tirtanata dan James Prananto ini memadukan konsep warung kopi pinggir jalan dan kafe kelas atas, masing-masing dari kopi ini pun diberi nama yang identik dengan masa lalu. Kopi Kenangan kini telah menjadi jaringan kedai kopi dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia. Meski baru berjalan satu tahun, Kopi Kenangan ini mampu memiliki target penambahan gerai yang mencapai 300 gerai dengan penjualan cangkir kopi yang setiap bulannya mencapai 3 juta.

Amanda Cole (Founder Sayurbox)

Berawal dari keinginannya untuk membantu petani memotong tengkulak agar petani bisa menikmati harga lebih adil, wanita berusia 28 tahun ini meluncurkan Sayurbox, sebuah platform sumber dan distribusi untuk sayur segar, Sayurbox telah bermitra dengan 300 perkebunan, juga melayani 50.000 pelanggan dan menghasilkan 1.000 pengiriman per hari. Ia memenangkan kompetisi startup Seedstars Jakarta, dan telah menerima lebih US $ 2 juta dalam bentuk pendanaan.

Aruna Harsa (Cofounder Dekoruma)

Aruna Harsa merupakan salah satu pendiri Dekoruma, sebuah platform dekorasi rumah yang menghubungkan pelanggan dengan desainer, pemasok, dan vendor interior. Layanan ini juga memungkinkan produsen untuk mendistribusikan produk mereka langsung ke pasar massal, dan menawarkan harga transparan kepada pelanggan.

Angky William (Cofounder Stoqo)

Mantan insinyur ini membangun teknologi multi-platform untuk Stoqo dalam melayani puluhan ribu pelanggan di Indonesia. Angky William yang sebelumnya bekerja dengan Amazon, hengkang dan mendirikan Stoqo, sebuah pasar B2B untuk gerai makanan dan minuman ringan.

Aries Susanti (Atlet Panjat di Federasi Panjat Tebing Indonesia)

Aries Susanti merupakan pendaki Indonesia yang memenangkan medali emas dalam kejuaraan panjat tebing dalam helatan Asian Games 2018. Juara dunia dua kali berturut-turut selama IFSC Climbing World Cup di 2017 dan 2018 ini dijuluki 'Spiderwoman' karena dinilai sebagai salah satu pendaki yang cepat di tingkat dunia.

Benz Budiman (Cofounder Pomono Technologies)

Benz Budiman merupakan salah seorang pendiri dan CEO Pomona, sebuah startup adtech yang berfokus pada industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG) Indonesia. Pomona dimulai sebagai aplikasi seluler yang menawarkan promosi cashback kepada pengguna untuk pembelian bahan makanan offline mereka. Sejak didirikan pada 2016, Pomona telah mencapai 200.000 pengguna dan telah didukung oleh investor seperti Stellar Kapital, Central Capital Ventura (Grup BCA), Capital Data Batas, Prasetia, dan Fenox VC.

Denica Flesch (Founder SukkhaCitta)

Denica Flesch merupakan ekonom dan pendiri SukkhaCitta, sebuah perusahaan sosial yang memproduksi batik sutra katun yang siap pakai dan ramah lingkungan. Bisnis ini membantu mendukung pengrajin pedesaan di Jawa Tengah melestarikan kerajinan batik kuno mereka. Setiap item pakaian memberikan upah layak bagi pengrajin. Sebelum bergabung dengan SukkhaCitta, ia adalah seorang konsultan dalam program pembangunan sosial di Bank Dunia.

Gitta Amelia (Founder EverHaus)

Gitta Amelia lulusan Wharton School di University of Pennsylvania, Amerika Serikat, pada 2017, ini memulai EverHaus, sebuah perusahaan modal ventura dengan modal awal US$5 juta yang berfokus pada Indonesia. Sebelumnya ia memulai Think Nusantara, sebuah publikasi online untuk anak muda Indonesia untuk memperdebatkan perkembangan holistik negara ini.

Haryanto Tanjo (Cofounder Moka)

Grady Laksmono dan Haryanto Tanjo merupakan pendiri Moka Indonesia, sebuah startup yang membantu UKM dan pengecer mengelola pembayaran dan operasi bisnis lainnya. Kesuksesan ini mendapat kucuran dana dari SoftBank dan EDBI, cabang investasi dari Dewan Pengembangan Ekonomi Singapura. Secara total Moka telah mengumpulkan lebih dari US$28 juta.

Ellen Nio (Investment Associate Patamar Capital)

Ellen Nio merupakan rekanan investor di Patamar Capital, dengan dana bantuan hampir US$40 juta. Ellen banyak berinvestasi di usaha rintisan dan memimpin SheVC Indonesia, platform terbuka yang dikhususkan bagi calon venture capital perempuan. Dia juga pernah mengembangkan Jakarta Smart City.

Hendra Kwik, Jefriyanto dan Ricky Winata (Cofounder Payfazz)

Hendra Kwik, Jefriyanto dan Ricky Winata pada 2016 mendirikan Payfazz, sebuah platform fintech yang bertujuan mencapai inklusi keuangan bagi masyarakat pedesaan Indonesia yang tidak memiliki rekening bank. Jaringan agen mereka bertindak sebagai perantara bagi masyarakat unbankable dengan lembaga keuangan. Platform ini telah melayani sekitar 10 juta orang.

Steven Wongsoredjo (Cofounder Nusantara Technology)

Steven Wongsoredjo memulai Nusantara Technology setelah lulus dari University of Columbia, AS, dan kembali ke Indonesia, itu adalah sebuah media digital yang berfokus pada milenial dan startup pemasaran. Dengan lini produk termasuk Keepo.me, YuKepo.com dan PlayingViral, media ini telah berkembang lebih dari 35 juta kunjungan bulanan dan satu juta pengikut.

Sabrina dan Elena Bensawan (Cofounder Saab Shares)

Sabrina dan Elena Bensawan mendirikan Saab Shares Indonesia, yaitu sebuah platform untuk menyediakan akomodasi, pendidikan paruh waktu dan akses ke perawatan kesehatan untuk anak-anak yang kurang mampu dan keluarga berpenghasilan rendah.

Tiffany Robyn Soetikno (Founder PT Global Urban Esensial)

Pada 2015 ia mendirikan Global Urban Essential (GUE), perusahaan kesehatan digital untuk meningkatkan manajemen pasien lebih baik lagi. GUE terdiri dari empat platform yaitu penerbitan kesehatan online, aplikasi seluler pengasuhan anak, aplikasi manajemen diabetes, dan layanan kesehatan online. Secara keseluruhan, GUE membantu mengelola lebih dari 400 ribu pengguna.

Archie Carlson dan Sugito Alim (Cofounder StickEarn)

Didirikan Archie Carlson dan Sugito Alim dengan dua mitra lain, yaitu Garry Limanata dan Hartanto Alim pada 2017, StickEarn startup adtech memperoleh dana awal US $ 1 juta dari East Ventures. Mereka menawarkan antar pengiklan dan pemilik mobil. StickEarn telah mendukung lebih dari 200 klien yang menjangkau 17 industri di Indonesia, dan telah membayar US $ 2 juta sebagai penghasilan tambahan untuk lebih dari 60 ribu pengemudi.

Windy Natriavi (Cofounder Awantunai)

AwanTunai, sebuah startup fintech yang menyediakan modal kerja untuk pedagang mikro dan pinjaman bagi mereka yang tidak punya rekening bank didirikan pada 2017. Pendirinya, Windy sebelumnya telah bekerja denga Go-Jek dan McKinsey. AwanTunai telah memberikan pinjaman modal kerja kepada 3.000 pedagang mikro. Baru-baru ini memperoleh pendanaan US $ 4,3 juta dari Insignia Ventures Partners dan investor lainnya.

Agung Bezharie, Harya Putra dan Sofian Hadiwijaya (Cofounder Warung Pintar)

Agung Bezharie, Harya Putra, dan Sofian Hadiwijaya merupakan pendiri startup ritel Indonesia Warung Pintar. Mereka percaya bisnis mikro akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang, dan telah menciptakan lebih dari 1.200 kios di seluruh negeri yang dioperasikan lebih dari 500 pengusaha mikro.




(dru) Next Article Jajaran Menteri Termuda di Belahan Dunia, Umurnya 22 Tahun

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular