
Calon DGS BI Destry Tanggapi Soal Mata Uang Bitcoin & Libra
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
01 July 2019 20:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Calon Deputi Gubernur Senior (DGS) Bank Indonesia Destry Damayanti telah usai menjalani fit and proper test oleh Komisi XI DPR RI. Banyak pertanyaan yang diajukan oleh anggota dewan kepada Destry, di antaranya yang paling banyak dipertanyakan adalah cryptocurrency atau mata uang virtual.
Destry mengatakan, mata uang virtual itu memang tidak bisa dihindari apalagi di tengah perkembangan teknologi saat ini. Di antaranya adalah kehadiran Bitcoin ataupun uang digital Facebook, Libra.
"Untuk cryptocurrency enggak bisa dihindari baik Bitcoin ataupun Libra. Bank sentral Eropa lihat Libra ini belum jelek posisinya," ujar Destry di RR Komisi XI, Jakarta, Senin (1/7/2019).
Menurutnya, munculnya uang digital ini tidak hanya menjadi tantangan Bank Indonesia (BI) saja tapi hampir seluruh bank sentral di dunia. Karena mata uang ini memiliki sistem di luar uang resmi bank sentral negara di dunia.
Namun, ia menilai strategi ke depan yang sudah dicanangkan BI dalam Sistem Pembayaran Indonesia hingga 2025 menjadi salah satu cara untuk menggabungkan sistem antara ekonomi dan uang digital.
"Ada ekonomi digital kita kembangkan sistem open banking kayak OVO, Dana, LinkAja dan ada bank lain digital payment. Sistem kita bentuk GPN interkoneksi. Jadi penyelenggara bisa bermacam-macam kanal, transaksi, tapi tercatat di sistem tersebut dan bisa dilacak oleh BI perputaran uangnya," jelasnya.
Penyatuan sistem ini, yang akan diawasi langsung oleh BI ini akan menghilangkan isu shadow banking.
"Ada isu shadow banking dan ke depan inter link fintech dan perbankan akan kita tingkatkan. Ini kurangi shadow banking dan money laundry kalau enggak lewat perbankan atau lembaga keuangan yang sah."
(dru) Next Article DPR Cecar Destry Soal Rp 1.000 Jadi Rp 1 Sampai Uang Libra
Destry mengatakan, mata uang virtual itu memang tidak bisa dihindari apalagi di tengah perkembangan teknologi saat ini. Di antaranya adalah kehadiran Bitcoin ataupun uang digital Facebook, Libra.
"Untuk cryptocurrency enggak bisa dihindari baik Bitcoin ataupun Libra. Bank sentral Eropa lihat Libra ini belum jelek posisinya," ujar Destry di RR Komisi XI, Jakarta, Senin (1/7/2019).
Namun, ia menilai strategi ke depan yang sudah dicanangkan BI dalam Sistem Pembayaran Indonesia hingga 2025 menjadi salah satu cara untuk menggabungkan sistem antara ekonomi dan uang digital.
"Ada ekonomi digital kita kembangkan sistem open banking kayak OVO, Dana, LinkAja dan ada bank lain digital payment. Sistem kita bentuk GPN interkoneksi. Jadi penyelenggara bisa bermacam-macam kanal, transaksi, tapi tercatat di sistem tersebut dan bisa dilacak oleh BI perputaran uangnya," jelasnya.
Penyatuan sistem ini, yang akan diawasi langsung oleh BI ini akan menghilangkan isu shadow banking.
"Ada isu shadow banking dan ke depan inter link fintech dan perbankan akan kita tingkatkan. Ini kurangi shadow banking dan money laundry kalau enggak lewat perbankan atau lembaga keuangan yang sah."
(dru) Next Article DPR Cecar Destry Soal Rp 1.000 Jadi Rp 1 Sampai Uang Libra
Most Popular