
Biayai Transmisi Jawa Bali 500KV, PLN Bakal Cari Pinjaman
Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
27 June 2019 17:21

Denpasar, CNBC Indonesia- PT PLN akan mencari pinjaman guna membiayai proyek transmisi 500 KV Jawa Bali Connection (JBC) yang diharapkan beroperasi pada 2024.
Supangkat Iwan Santoso, Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara PLN, mengatakan kepastian berjalannya proyek JBC semakin besar setelah pemerintah provinsi Bali memberikan lampu hijau.
"Bali ingin energi yang bersih dan mandiri. Untuk itu PLN membuat joint planning bersama Pemprov Bali termasuk transmisi Jawa Bali," ujarnya Rabu (26/6/2019).
Proyek JBC yang mengalirkan listrik 2X800 MW ini, menggantikan rencana proyek Jawa Bali Crossing yang ditolak oleh sejumlah pihak di pulau Dewata.
(dob/dob) Next Article OJK Ingin Lebih Banyak Pelaku UMKM Cari Dana Lewat SCF
Supangkat Iwan Santoso, Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara PLN, mengatakan kepastian berjalannya proyek JBC semakin besar setelah pemerintah provinsi Bali memberikan lampu hijau.
"Bali ingin energi yang bersih dan mandiri. Untuk itu PLN membuat joint planning bersama Pemprov Bali termasuk transmisi Jawa Bali," ujarnya Rabu (26/6/2019).
Proyek JBC yang mengalirkan listrik 2X800 MW ini, menggantikan rencana proyek Jawa Bali Crossing yang ditolak oleh sejumlah pihak di pulau Dewata.
Dalam Jawa Bali Crossing, rencana sebelumnya adalah membangun 2 tower raksasa dengan tinggi 376 meter yang akan menghubungkan kabel listrik dari Jawa dan Bali. Sebuah tower akan dibangun di Jawa, sementara satu lagi di Bali.
Berbeda dengan itu, dalam JBC akan menggunakan 4 tower yang dikombinasi dengan kabel bawah laut. Perinciannya, kabel dari Pulau Jawa akan membentang melalui tower, namun di tengah selat Bali, kabelnya akan ditarik ke bawah laut dan terhubung hingga mencapai pulau Bali.
Hal ini untuk menghindari penolakan seperti yang terjadi pada Jawa Bali Crossing karena sejumlah pihak melarang Jawa dan Bali disatukan lewat kabel listrik di udara. Iwan mengatakan pada Jawa Bali Crossing sebenarnya sudah ada komitmen pendanaan dari Asian Development Bank (ADB) dan Kreditanstalt fur Wiederaufbau (KfW) atau Bank Pembangunan Jerman.
"Namun komitmen pinjaman itu sudah expired" jelas Iwan.
Untuk itu, tuturnya, PLN akan mencari pendanaan untuk pembangunan JBC. "Dana internal kami tidak cukup untuk mendanai ini, namun banyak pihak dari luar negeri yang mau memberikan pinjaman," ujar Iwan.
General Manager PLN Distribusi Bali I Nyoman Suwarjoni Astawa, mengatakan proyek JBC membutuhkan biaya yang lebih tinggi dibandingkan Jawa Bali Crossing. Pasalnya ada pembangunan tower di atas laut dan juga ada kabel bawah laut.
"Untuk crossing 2 tower saja membutuhkan biaya Rp 1,5 triliun. Ini belum termasuk dengan transmisi dari Paiton sampai Watu Dodol dan Segara Rupek sampai Antosari yang membutuhkan sekitar Rp 4,5 triliun," ujar Suwarjoni.
Total tower yang akan dibangun untuk transmisi JBC dari Paiton, Jawa Timur sampai Gardu Induk Antosari yang berada di kabupaten Tabanan, Bali mencapai 514 tower.
Pembangunan seluruh tower tersebut akan melewati 6 kabupaten, 24 kecamatan dan 81 desa. Ada 361 tower yang akan dibangun di tanah warga, sementara 80 tower di kawasan hutan.
Berbeda dengan itu, dalam JBC akan menggunakan 4 tower yang dikombinasi dengan kabel bawah laut. Perinciannya, kabel dari Pulau Jawa akan membentang melalui tower, namun di tengah selat Bali, kabelnya akan ditarik ke bawah laut dan terhubung hingga mencapai pulau Bali.
Hal ini untuk menghindari penolakan seperti yang terjadi pada Jawa Bali Crossing karena sejumlah pihak melarang Jawa dan Bali disatukan lewat kabel listrik di udara. Iwan mengatakan pada Jawa Bali Crossing sebenarnya sudah ada komitmen pendanaan dari Asian Development Bank (ADB) dan Kreditanstalt fur Wiederaufbau (KfW) atau Bank Pembangunan Jerman.
"Namun komitmen pinjaman itu sudah expired" jelas Iwan.
Untuk itu, tuturnya, PLN akan mencari pendanaan untuk pembangunan JBC. "Dana internal kami tidak cukup untuk mendanai ini, namun banyak pihak dari luar negeri yang mau memberikan pinjaman," ujar Iwan.
General Manager PLN Distribusi Bali I Nyoman Suwarjoni Astawa, mengatakan proyek JBC membutuhkan biaya yang lebih tinggi dibandingkan Jawa Bali Crossing. Pasalnya ada pembangunan tower di atas laut dan juga ada kabel bawah laut.
"Untuk crossing 2 tower saja membutuhkan biaya Rp 1,5 triliun. Ini belum termasuk dengan transmisi dari Paiton sampai Watu Dodol dan Segara Rupek sampai Antosari yang membutuhkan sekitar Rp 4,5 triliun," ujar Suwarjoni.
Total tower yang akan dibangun untuk transmisi JBC dari Paiton, Jawa Timur sampai Gardu Induk Antosari yang berada di kabupaten Tabanan, Bali mencapai 514 tower.
Pembangunan seluruh tower tersebut akan melewati 6 kabupaten, 24 kecamatan dan 81 desa. Ada 361 tower yang akan dibangun di tanah warga, sementara 80 tower di kawasan hutan.
(dob/dob) Next Article OJK Ingin Lebih Banyak Pelaku UMKM Cari Dana Lewat SCF
Most Popular