
Anti Listrik Blackout, Ini Tim Khusus Indonesia Power di Bali
Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
27 June 2019 17:12

Denpasar, CNBC Indonesia- Beberapa kejadian padam total atau blackout di pulau Bali membuat PT Indonesia Power, anak usaha PT PLN, membentuk tim khusus untuk menangani kejadian ini dalam hitungan menit.
General Manager Unit Pembangkitan Bali Indonesia Power, IGAN Wardiana Yasa mengatakan bahwa unit khusus tersebut bernama Black Start Unit yang berada di Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas (PLTDG) Pesanggrahan, Denpasar, Bali.
"Dari proses blackout sampai listrik kembali mengalir ke gardu induk hanya membutuhkan sekitar 20 menit," ujarnya di Denpasar, Bali, Rabu (26/6/2019).
Lebih rinci dia menjelaskan bahwa tim ini akan langsung menghidupkan generator cadangan berbahan bakar solar ketika black out terjadi. Proses ini membutuhkan waktu sekitar dua menit.
Lalu, listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut akan digunakan untuk menghidupkan pembangkit utama yang ada di Pesanggrahan, yakni PLTDG dengan kapasitas sekitar 340 MW. Kemudian listrik yang dihasilkan pembangkit utama akan disalurkan ke sejumlah gardu induk.
"Nah, di sini yang mengatur listrik dialirkan ke pelanggan yang mana adalah PLN bagian distribusi," ujarnya.
Menurutnya, listrik bisa saja langsung dialirkan kepada sejumlah obyek vital seperti Bandara I Gusti Nugrah Rai, kawasan Nusa Dua, ataupun pusat pemerintahan.
Listrik tersebut, tuturnya, juga bisa dialirkan untuk menghidupkan pembangkit listrik lainnya, seperti PLTU Celukan Bawang yang memiliki kapasitas 380 MW.
"Kalau proses blackout terjadi bukan karena kerusakan di Celukan Bawang, maka pembangkit itu bisa kita hidupkan untuk menambah daya bagi Bali," ujarnya.
Terakhir kali black out terjadi di Bali pada September 2018 yang disebabkan kerusakan pada gangguan suplai listrik dari Jawa. Sebelumnya, black out juga terjadi pada Juli 2014 yang juga disebabkan oleh terganggunya pasokan dari Jawa.
(dob/dob) Next Article Gelombang Tinggi Sebabkan Dua Kapal Tongkang Batu Bara Karam
General Manager Unit Pembangkitan Bali Indonesia Power, IGAN Wardiana Yasa mengatakan bahwa unit khusus tersebut bernama Black Start Unit yang berada di Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas (PLTDG) Pesanggrahan, Denpasar, Bali.
"Dari proses blackout sampai listrik kembali mengalir ke gardu induk hanya membutuhkan sekitar 20 menit," ujarnya di Denpasar, Bali, Rabu (26/6/2019).
Lebih rinci dia menjelaskan bahwa tim ini akan langsung menghidupkan generator cadangan berbahan bakar solar ketika black out terjadi. Proses ini membutuhkan waktu sekitar dua menit.
Lalu, listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut akan digunakan untuk menghidupkan pembangkit utama yang ada di Pesanggrahan, yakni PLTDG dengan kapasitas sekitar 340 MW. Kemudian listrik yang dihasilkan pembangkit utama akan disalurkan ke sejumlah gardu induk.
"Nah, di sini yang mengatur listrik dialirkan ke pelanggan yang mana adalah PLN bagian distribusi," ujarnya.
Menurutnya, listrik bisa saja langsung dialirkan kepada sejumlah obyek vital seperti Bandara I Gusti Nugrah Rai, kawasan Nusa Dua, ataupun pusat pemerintahan.
Listrik tersebut, tuturnya, juga bisa dialirkan untuk menghidupkan pembangkit listrik lainnya, seperti PLTU Celukan Bawang yang memiliki kapasitas 380 MW.
"Kalau proses blackout terjadi bukan karena kerusakan di Celukan Bawang, maka pembangkit itu bisa kita hidupkan untuk menambah daya bagi Bali," ujarnya.
Terakhir kali black out terjadi di Bali pada September 2018 yang disebabkan kerusakan pada gangguan suplai listrik dari Jawa. Sebelumnya, black out juga terjadi pada Juli 2014 yang juga disebabkan oleh terganggunya pasokan dari Jawa.
(dob/dob) Next Article Gelombang Tinggi Sebabkan Dua Kapal Tongkang Batu Bara Karam
Most Popular