
Lima Kota Jadi Kandidat Lokasi Proyek O-Bahn, di Mana Saja?
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
26 June 2019 18:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Wacana pengembangan transportasi O-Bahn yang digulirkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), menyasar kota-kota aglomerasi. Artinya antara pusat kota dengan kabupaten sekitarnya sudah terhubung.
Dirjen Hubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan kota-kota yang diperkirakan cocok sebagai pilot project seperti Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, dan Yogyakarta, yang sudah bisa dikategorikan aglomerasi.
"Kami merencanakan apakah O-bahn ini jenis transportasi yang bisa dikembangkan lebih lanjut dan sesuai karakter budaya dan populasi di Indonesia. Jadi nanti kira-kira kota dengan populasi penduduk berapa persen yang akan dilayani," kata Budi dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Rabu (26/06/2019).
Untuk itu Kemenhub akan mendalaminya dengan kajian lebih lanjut baik dengan FGF dan Studi banding agar ada benchmark di beberapa negara yang sudah menerapkan. Saat ini beberapa negara sudah menerapkan, seperti Australia, China, Jepang, dan Inggris.
Meski Budi mengatakan O-bahn masih dalam tahap wacana. Namun dia berjanji akan melakukan kajian yang komprehensif secara geografis maupun efisiensi ruang, baik dari sisi demografi maupun kapasitas dan efektivitasnya diatas BRT. Selain itu harus dipertimbangkan dari sisi pembiayaan dan infrastruktur.
Budi mengatakan dari negara-negara yang telah mengoperasi O-bahn seperti Adelaide dan Nagoya, jumlah penduduknya tidak besar. Dia menyebutkan O-bahn cocok untuk daerah untuk yang populasi penduduknya 1-2 juta penduduknya.
"Dia bisa elevated, jalan khusus atau jalan yang sudah ada. jadi gabungan BRT dan LRT, kami akan melakukan kajian komprehensif, O-bahn bisa membawa 2-3 rangkaian, kalau jam sibuk bisa lebih efisiensi, kalau BRT cuma 1 bus, kalau O-bhan bisa bawa 2 hingga 3 rangkaian sehingga bisa lebih banyak mengangkutnya," kata Budi.
[Gambas:Video CNBC]
(hoi/hoi) Next Article O-Bahn Jurus Wacana Baru Menhub Atasi Kemacetan
Dirjen Hubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan kota-kota yang diperkirakan cocok sebagai pilot project seperti Medan, Surabaya, Bandung, Semarang, dan Yogyakarta, yang sudah bisa dikategorikan aglomerasi.
"Kami merencanakan apakah O-bahn ini jenis transportasi yang bisa dikembangkan lebih lanjut dan sesuai karakter budaya dan populasi di Indonesia. Jadi nanti kira-kira kota dengan populasi penduduk berapa persen yang akan dilayani," kata Budi dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Rabu (26/06/2019).
Untuk itu Kemenhub akan mendalaminya dengan kajian lebih lanjut baik dengan FGF dan Studi banding agar ada benchmark di beberapa negara yang sudah menerapkan. Saat ini beberapa negara sudah menerapkan, seperti Australia, China, Jepang, dan Inggris.
Meski Budi mengatakan O-bahn masih dalam tahap wacana. Namun dia berjanji akan melakukan kajian yang komprehensif secara geografis maupun efisiensi ruang, baik dari sisi demografi maupun kapasitas dan efektivitasnya diatas BRT. Selain itu harus dipertimbangkan dari sisi pembiayaan dan infrastruktur.
Budi mengatakan dari negara-negara yang telah mengoperasi O-bahn seperti Adelaide dan Nagoya, jumlah penduduknya tidak besar. Dia menyebutkan O-bahn cocok untuk daerah untuk yang populasi penduduknya 1-2 juta penduduknya.
"Dia bisa elevated, jalan khusus atau jalan yang sudah ada. jadi gabungan BRT dan LRT, kami akan melakukan kajian komprehensif, O-bahn bisa membawa 2-3 rangkaian, kalau jam sibuk bisa lebih efisiensi, kalau BRT cuma 1 bus, kalau O-bhan bisa bawa 2 hingga 3 rangkaian sehingga bisa lebih banyak mengangkutnya," kata Budi.
[Gambas:Video CNBC]
(hoi/hoi) Next Article O-Bahn Jurus Wacana Baru Menhub Atasi Kemacetan
Most Popular