
Sidang Gugatan Prabowo di MK
Moeldoko: Kelompok Teroris Siapkan Diri Masuk Jakarta Besok
Fikri Muhammad, CNBC Indonesia
26 June 2019 16:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengungkapkan bakal ada kelompok teroris masuk ke Jakarta. Hal ini terkait kegiatan Mahkamah Konstitusi yang akan menggelar rapat sidang putusan sidang gugatan sengketa Pilpres 2019, Kamis (27/6/2019)
"Memang ada kelompok teroris yang sudah menyiapkan diri kurang lebih 30 orang sudah masuk ke Jakarta. Kita udah lihat, kenali mereka, jadi nggak usah khawatir. Kalau sudah terjadi sesuatu tinggal diambil. Sudah diikuti," ungap Moeldoko di Gedung Bappenas, Jakarta Pusat (26/6/2019).
Ia juga mengatakan jika situasi mengganggu keamanan negara maka pemerintah akan mengadakan pembatasan media sosial seperti yang terjadi pada tanggal 21-22 Mei 2019.
"Ya, kita lihat situasinya dalam rapat kemarin sudah kita pikirkan. Kalau situasi itu mengganggu keamanan negara, ya mau nggak mau kita prihatin sebentar. Tapi kalau nggak ada, nggak apa-apa jalan aja seperti biasa," kata Moeldoko.
Moeldoko kemudian memperkirakan bahwa besok tidak akan terjadi yang mengganggu keamanan. Namun pemerintah tetap mewaspadai adanya potensi kehadiran kelompok perusuh
"Menurut perkiraan kita, besok tidak terjadi apa-apa tapi kita mewaspadai adanya kelompok perusuh, mudah mudahan semuanya lancar," tambahnya.
Ia yakin keamanan nasional saat ini cukup terkendali dengan dikerahkannya 40.000 kekuatan armada TNI dan Polri untuk menghalau kekuatan demo yang berjumlah 2500-3000 orang.
Moeldoeko tidak mengungkapkan dari mana asal kelompok teroris tersebut. Lalu, ia mengingatkan bahwa proses rekonsiliasi antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto berjalan dengan baik.
Untuk itu ia mengingatkan agar masyarakat menaati apa yang telah dihimbau oleh Prabowo Subianto untuk agar bertindak secara konstitusional dan tidak turun ke jalanan.
"Saya juga menghimbau supaya imbauan dari Pak Prabowo itu mohon diikuti imbauan itu. Pak prabowo mengimbau bertindak konstitusional jangan turun ke lapangan dan diselesaikan dengan cara yang baik. Tapi saya melihat ada kelompok yang tidak menginginkan itu. Mungkin mereka punya agenda lain, kita ikutin," tutup Moeldoko.
[Gambas:Video CNBC]
(hoi/hoi) Next Article Apa Benar Situng KPU Bisa Deteksi Form Palsu C1 yang Diedit?
"Memang ada kelompok teroris yang sudah menyiapkan diri kurang lebih 30 orang sudah masuk ke Jakarta. Kita udah lihat, kenali mereka, jadi nggak usah khawatir. Kalau sudah terjadi sesuatu tinggal diambil. Sudah diikuti," ungap Moeldoko di Gedung Bappenas, Jakarta Pusat (26/6/2019).
Ia juga mengatakan jika situasi mengganggu keamanan negara maka pemerintah akan mengadakan pembatasan media sosial seperti yang terjadi pada tanggal 21-22 Mei 2019.
"Ya, kita lihat situasinya dalam rapat kemarin sudah kita pikirkan. Kalau situasi itu mengganggu keamanan negara, ya mau nggak mau kita prihatin sebentar. Tapi kalau nggak ada, nggak apa-apa jalan aja seperti biasa," kata Moeldoko.
Moeldoko kemudian memperkirakan bahwa besok tidak akan terjadi yang mengganggu keamanan. Namun pemerintah tetap mewaspadai adanya potensi kehadiran kelompok perusuh
"Menurut perkiraan kita, besok tidak terjadi apa-apa tapi kita mewaspadai adanya kelompok perusuh, mudah mudahan semuanya lancar," tambahnya.
Ia yakin keamanan nasional saat ini cukup terkendali dengan dikerahkannya 40.000 kekuatan armada TNI dan Polri untuk menghalau kekuatan demo yang berjumlah 2500-3000 orang.
Moeldoeko tidak mengungkapkan dari mana asal kelompok teroris tersebut. Lalu, ia mengingatkan bahwa proses rekonsiliasi antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto berjalan dengan baik.
Untuk itu ia mengingatkan agar masyarakat menaati apa yang telah dihimbau oleh Prabowo Subianto untuk agar bertindak secara konstitusional dan tidak turun ke jalanan.
"Saya juga menghimbau supaya imbauan dari Pak Prabowo itu mohon diikuti imbauan itu. Pak prabowo mengimbau bertindak konstitusional jangan turun ke lapangan dan diselesaikan dengan cara yang baik. Tapi saya melihat ada kelompok yang tidak menginginkan itu. Mungkin mereka punya agenda lain, kita ikutin," tutup Moeldoko.
[Gambas:Video CNBC]
(hoi/hoi) Next Article Apa Benar Situng KPU Bisa Deteksi Form Palsu C1 yang Diedit?
Most Popular