
Diminta Jokowi Bangun Hotel, Bos Mayapada: Amanat, Ya Harus!
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
25 June 2019 17:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Jokowi meminta para pengusaha kaya untuk membangun sarana dan prasarana 10 hotel baru, antara lain di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Kawasan ini sedang disiapkan untuk ajang pagelaran MotoGP 2021 dan penyelenggaraan balap mobil bertaraf internasional Formula 1 (F1).
"Presiden minta supaya para pengusaha hotel ini bisa membuka hotel di sepuluh lokasi baru, khususnya NTB. Karena NTB sudah dipersiapkan infrastrukturnya, airport akan diperbesar. Jadi bapak Presiden meminta supaya partisipasi daripada pengusaha hotel, untuk segera membuka hotelnya supaya ramai," kata CEO Mayapada Group, Dato Sri Tahir di Istana Negara, Selasa (25/6).
Tahir bersama beberapa pengusaha lainnya yaitu Budi Hartono, Chairul Tanjung, Peter Sondakh, Hary Tanoe, Eka Tjandra, Dato Sri Tahir, Muchtar Wijaya dikumpulkan oleh Presiden Jokowi Selasa sore.
Tahir mengatakan selain pembangunan hotel di Lombok, NTB, para pengusaha juga diminta berpartisipasi untuk pembangunan hotel di luar KEK Mandalika. Lokasi lainnya yaitu di Pulau Samosir Danau Toba, Labuan Bajo, dan kawasan Candi Borobudur.
Apakah Tahir berminat?
"Ya harus, amanat kok, ya harus," kata Tahir.
Ia akan membangun hotel dalam waktu dekat sesuai dengan permintaan Jokowi. Selain hotel, ia juga akan membangun tempat pertemuan, untuk menopang kegiatan MotoGP dan F1 di Sirkuit Mandalika. Ia bilang grup usahanya sudah memiliki hotel di Bali, Surabaya, dan Batam, dengan bendera jaringan Marriott Hotel.
Namun, Tahir mencoba memberikan masukan kepada pengelola KEK Mandalika melalui Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M. Mansoer. Tahir bilang penyelenggaraan F1 dan MotoGP tak memberikan keuntungan.
"Saya ingatkan kepada Dirut-nya, bahwa F1 itu diseluruh dunia rugi loh, sampai akhir menjadi beban pemerintah, swasta enggak mampu itu," kata Tahir.
Kenapa Tahir tetap masih tertarik bangun hotel di Mandalika?
Menurutnya kawasan Mandalika harus dikembangkan adalah wisatanya, MotoGP dan F1 hanya salah satu bagian saja dari pengembangan wisata di Mandalika.
"Saya pikir bukan GP-nya yang menarik, tapi adalah tourism-nya yang menarik, jangan hanya GP-nya. GP kan setahun sekali ya sisanya, GP kan sehari, 356 hari apa yang kita lakukan. Kalau bikin hotel kan secara ekonomi bisa creat market, kalau misalnya ada 20 hotel dibangun kan ada market itu," katanya.
(hoi/roy) Next Article William Tandiono, Menantu Konglomerat Tahir Meninggal Dunia
"Presiden minta supaya para pengusaha hotel ini bisa membuka hotel di sepuluh lokasi baru, khususnya NTB. Karena NTB sudah dipersiapkan infrastrukturnya, airport akan diperbesar. Jadi bapak Presiden meminta supaya partisipasi daripada pengusaha hotel, untuk segera membuka hotelnya supaya ramai," kata CEO Mayapada Group, Dato Sri Tahir di Istana Negara, Selasa (25/6).
Tahir bersama beberapa pengusaha lainnya yaitu Budi Hartono, Chairul Tanjung, Peter Sondakh, Hary Tanoe, Eka Tjandra, Dato Sri Tahir, Muchtar Wijaya dikumpulkan oleh Presiden Jokowi Selasa sore.
Tahir mengatakan selain pembangunan hotel di Lombok, NTB, para pengusaha juga diminta berpartisipasi untuk pembangunan hotel di luar KEK Mandalika. Lokasi lainnya yaitu di Pulau Samosir Danau Toba, Labuan Bajo, dan kawasan Candi Borobudur.
Apakah Tahir berminat?
"Ya harus, amanat kok, ya harus," kata Tahir.
Ia akan membangun hotel dalam waktu dekat sesuai dengan permintaan Jokowi. Selain hotel, ia juga akan membangun tempat pertemuan, untuk menopang kegiatan MotoGP dan F1 di Sirkuit Mandalika. Ia bilang grup usahanya sudah memiliki hotel di Bali, Surabaya, dan Batam, dengan bendera jaringan Marriott Hotel.
Namun, Tahir mencoba memberikan masukan kepada pengelola KEK Mandalika melalui Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M. Mansoer. Tahir bilang penyelenggaraan F1 dan MotoGP tak memberikan keuntungan.
"Saya ingatkan kepada Dirut-nya, bahwa F1 itu diseluruh dunia rugi loh, sampai akhir menjadi beban pemerintah, swasta enggak mampu itu," kata Tahir.
Menurutnya kawasan Mandalika harus dikembangkan adalah wisatanya, MotoGP dan F1 hanya salah satu bagian saja dari pengembangan wisata di Mandalika.
"Saya pikir bukan GP-nya yang menarik, tapi adalah tourism-nya yang menarik, jangan hanya GP-nya. GP kan setahun sekali ya sisanya, GP kan sehari, 356 hari apa yang kita lakukan. Kalau bikin hotel kan secara ekonomi bisa creat market, kalau misalnya ada 20 hotel dibangun kan ada market itu," katanya.
(hoi/roy) Next Article William Tandiono, Menantu Konglomerat Tahir Meninggal Dunia
Most Popular