Drone AS Ditembak, Akankah Trump Perang dengan Iran?

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
21 June 2019 11:46
Trump sebelumnya telah menyetujui serangan militer terhadap Iran, Jumat, namun kemudian membatalkannya.
Foto: Donald Trump mengunjungi Louisiana (REUTERS/Carlos Barria)
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran makin tinggi dalam beberapa waktu terakhir. Utamanya sekitar setahun setelah Presiden AS Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir negaranya dengan Iran dan beberapa negara lainnya yang dibuat pada 2015 lalu.

Terbaru, Pasukan Pengawal Revolusi Iran mengatakan telah menembak sebuah drone milik AS, Kamis (20/6/2019).

Drone AS Ditembak, Akankah Trump Perang dengan Iran?Foto: Presiden AS Donald Trump (REUTERS/Carlos Barria)

Insiden ini terjadi pekan lalu dua kapal tanker minyak (Front Altair milik Norwegia dan Kokuka Courageous milik Jepang) mengalami kerusakan yang cukup berat setelah mengalami ledakan ketika berlayar di dekat Selat Hormuz. Selat itu adalah jalur pengiriman minyak lewat laut tersibuk di dunia.

AS menuduh Iran ada di balik serangan itu namun segera dibantah oleh Iran.


Pada Kamis, Gedung Putih mengatakan Trump telah mengetahui insiden penembakan drone tersebut. Sang presiden pun berkicau di akun Twitter resminya mengungkapkan kemarahannya pada Iran yang membuat harga minyak sontak melonjak.

"Iran membuat kesalahan yang sangat besar!" tulisnya di Twitter.



Di hari yang sama, Trump kemudian mengatakan publik akan tahu mengenai apakah AS berencana membalas kejadian itu dengan serangan militer. Namun, ia juga menambahkan bahwa dirinya tidak yakin insiden itu adalah sesuatu yang disengaja.

"Saya merasa sulit untuk percaya (insiden) itu disengaja," kata Trump dalam pertemuan di Gedung Putih dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, dilansir dari CNBC International.

Gesekan demi gesekan ini menimbulkan kekhawatiran apakah kedua negara akan memulai perang di antara mereka.

Surat kabar The New York Times melaporkan bahwa Trump sebelumnya telah menyetujui serangan militer terhadap Iran, Jumat, sebagai balasan atas penembakan drone senilai US$130 juta (Rp 1,8 triliun) itu.


Namun, sang presiden segera membatalkan peluncuran serangan itu, menurut laporan The New York Times yang dikutip Reuters.

Trump awalnya menyetujui serangan terhadap beberapa target, seperti radar dan baterai rudal, menurut laporan yang mengutip beberapa pejabat senior yang terlibat atau mengetahui pembahasan itu.

Serangan itu direncanakan dilakukan sesaat sebelum fajar hari Jumat untuk meminimalkan risiko terhadap militer maupun warga sipil Iran.

Pesawat-pesawat AS telah terbang di udara sementara kapal-kapalnya sudah bersiap di posisi masing-masing namun tidak ada rudal yang ditembakkan ketika perintah menahan serangan diberikan, kata seorang pejabat senior di pemerintahan.

Drone AS Ditembak, Akankah Trump Perang dengan Iran?Foto: Sistem udara atau pesawat tak berawak kecil, selama pelatihan lapangan di Pangkalan Bersama McGuire-Dix-Lakehurst, New Jersey, AS 15 Mei 2019. Foto diambil 15 Mei 2019. Penjaga Nasional New Jersey / Mark C. Olsen / Handout via REUTERS

Pembatalan tiba-tiba itu menunda serangan militer yang seharusnya menjadi yang ketiga oleh Trump di Timur Tengah, tulis surat kabar itu. Trump telah dua kali menyerang target-target di Suriah pada 2017 dan 2018.

Meski begitu, belum jelas apakah serangan atas Iran masih akan dilanjutkan di kemudian hari. Tidak diketahui juga apakah pembatalan itu disebabkan oleh Trump yang berubah pikiran atau kekhawatiran pemerintahannya terkait strategi dan logistik.



(miq) Next Article Trump: Iran Mungkin tak Sengaja Tembak Jatuh Drone AS

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular