Pemerintah Janji 5.000 Industri Kecil Mejeng di E-Commerce

S. Pablo I. Pareira, CNBC Indonesia
19 June 2019 17:43
Pemerintah menargetkan 5.000 industri kecil bisa masuk e-commerce.
Foto: infografis/ infografis barang yang paling banyak diborong dari toko online/ Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan lima ribu industri kecil dan menengah (IKM) binaan dari berbagai sektor dapat masuk ke platform digital (marketplace) e-commerce pada 2019.

Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Eddy Siswanto mengatakan saat ini sudah sekitar tiga ribu IKM telah mendaftarkan diri melalui berbagai marketplace yang menjual produk.


Ia mengakui mendorong IKM untuk masuk ke sektor digital bukan perkara mudah karena seringkali pelaku IKM tidak dapat menjalankan usaha di platform digital secara berkelanjutan, terutama persoalan produksi.

"Soal manajemen mutu itu penting untuk bisa masuk ke online. Sebab, hanya dengan manajemen yang bagus kualitas produk yang dijual itu bisa berkelanjutan. Tanpa itu tidak bisa," kata Eddy usai peluncuran The Big Start Indonesia oleh Blibli.com, Rabu (19/6/2019).


Edy memaparkan, sejak 2017 program e-Smart IKM dimulai hingga tahun ini lebih dari 8.500 IKM yang berada di bawah pembinaan Kemenperin telah masuk ke berbagai plaftorm e-commerce, terdiri atas sektor industri makanan dan minuman (mamin), logam, furnitur, kerajinan, fesyen, herbal, kosmetik, dan industri kreatif.

Adapun total nilai transaksi e-commerce dari tujuh ribu IKM itu tercatat telah mencapai Rp 2,3 miliar. Dari jumlah ini, 63,87 persen di antaranya atau sekitar Rp 725 miliar berasal dari sektor industri mamin.

"Kebanyakan IKM yang masuk ke marketplace memang sektor makanan dan minuman," ujarnnya.

Eddy menjelaskan, menjaga kualitas dan standar produk (quality control) secara terus-menerus serta kemampuan untuk memproduksi massal menjadi masalah yang sering dihadapi IKM untuk bisa bersaing di platform digital.

Alhasil, kerap kali IKM yang telah menjajaki pasar daring kembali menutup akun dan berjualan secara konvensional.

Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga memiliki program serupa untuk mendorong UMKM masuk ke marketplace.

Kepala Sub Direktorat Pengembangan Ekonomi Digital Pariwisata, Transportasi, dan Perdagangan Kominfo, Sumarno mengatakan, pihaknya memiki tim khusus untuk terjun ke pusat-pusat perdagangan daerah yang diisi oleh pelaku UMKM.

"Tim kita sudah kita latih untuk bisa memberikan penjelasan kepada para pedagang. Apa keuntungannya, susah atau tidak, apa peluang yang didapat kalau masuk ke online," kata Sumarno.

Tahun ini, Sumarno mengatakan, Kominfo memprioritaskan pendampingan UMKM agar masuk ke marketplace di 50 kota seluruh Indonesia. Setelah UMKM menjajaki pasar digital, selanjutnya pendampingan dilakukan bersama Kemenkop UKM, Kemenperin, Kemendes PDTT, sekaligus Smesco Indonesia.

"Mereka tidak kita lepas begitu saja, akan ada pendampingan dan pembinaan agar mereka semakin terampil," pungkasnya.


(hoi/hoi) Next Article Manufaktur Loyo, Pemerintah Terus Salahkan Perang Dagang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular