
Luncurkan A321XLR, Airbus Terima 200 Pesanan di Paris Airshow
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
17 June 2019 18:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan pembuat pesawat asal Eropa, Airbus, meluncurkan model A321XLR, versi pesawat jarak-jauh dari jenis A321neo di Paris Airshow, Senin (17/5/2019).
Pesawat ini dibuat untuk mencetak rute terpanjang baru untuk maskapai dengan pesawat berbadan lebih kecil. Peluncuran ini juga membuatnya selangkah di depan saingan Amerika-nya, Boeing, di pasar pesawat berjarak menengah.
Beberapa sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Airbus bahkan memiliki hampir 200 pesanan untuk model A321XLR, hanya salam seminggu.
"Kita bisa terbang dari Asia timur laut ke Asia selatan, dari Timur Tengah ke Bali atau dari Jepang jauh ke Australia, dan seterusnya," kata kepala salesman Airbus, Christian Scherer.
"Karena itu, ini merupakan investasi dengan risiko paling rendah untuk maskapai penerbangan pada rute semacam ini," tambahnya, mengutip Reuters.
Perusahaan leasing, Air Lease Corp, Senin, mengumumkan kesepakatan untuk 100 pesawat Airbus, termasuk 27 pesawat A321XLR, dan sumber yang mengetahui masalah itu mengatakan Airbus juga hampir mengumumkan kesepakatan dengan JetBlue Airways Corp.
Acara tahunan industri kedirgantaraan terbesar ini, yang akan dilanjutkan dengan Farnborough Airshow Inggris, secara tradisional merupakan arena persaingan antara Airbus dan tim penjualan Boeing di pasar pesawat komersial yang bernilai US$ 150 miliar per tahun.
Tetapi analis memperkirakan pertunjukan tahun ini relatif tenang, sebab ekonomi yang melambat, perang dagang dan ketidakpastian geopolitik maskapai yang meresahkan. Hal ini diperparah oleh laporan penurunan laba dari Lufthansa Airlines asal Jerman pada Minggu malam.
Airbus dan Boeing juga tengah bergulat dengan masalah mereka sendiri. Boeing masih berusaha untuk dapat membuat pesawat terlarisnyaa, 737 MAX, kembali beroperasi setelah dilarang terbang di puluhan negara.
Larangan terbang pesawat jenis itu terjadi setelah terlibat dua kecelakaan fatal. Airbus, sementara itu, dirundung oleh skandal korupsi yang sudah berjalan lama.
Bos Boeing Dennis Muilenburg, Minggu, mengatakan ia berharap akan mengumumkan pesanan untuk pesawat berbadan lebar di acara itu tetapi fokus utamanya adalah isu keselamatan.
Analis memproyeksikan akan ada 400 hingga 800 pesanan dan komitmen pesawat komersial di pameran itu, dibandingkan dengan 959 di Farnborough tahun lalu, meskipun mungkin sulit untuk mengidentifikasi bisnis yang benar-benar baru terhadap komitmen yang sudah ditentukan dan model yang diganti.
Ukuran vs keamanan
Pesawat Airbus A321XLR dirancang untuk menjadi pesawat berbadan sempit dengan jarak tempuh terpanjang karena maskapai penerbangan berupaya memaksimalkan fleksibilitas dari pesawat single-aisle yang lebih efisien bahan bakar.
Jarak tempuhnya yang mencapai 4.700 mil laut, 15% lebih panjang dari jenis A321LR, akan mengalahkan jenis 757 Boeing yang sudah tidak diproduksi lagi dan mengalahkan jet berbadan lebar yang lebih mahal.
Ini juga mengalahkan kategori jangkauan yang ditargetkan oleh pesawat mid-market twin-aisle (NMA) yang sedang ditinjau oleh Boeing. Tetapi ada perdebatan tentang apakah penumpang akan menikmati terbang jarak jauh di pesawat jarak menengah dan berapa biayanya.
Secara khusus, kehadiran pesawat single-aisle, jarak jauh mengharuskan dilakukannya peninjauan kembali pemasaran industri selama bertahun-tahun tentang manfaat kabin yang lebih luas untuk melawan jet lag dalam perjalanan jauh.
Muilenburg dari Boeing, Minggu, mengatakan bahwa A321XLR hanya akan "meraup keunggulan" dari segmen pasar yang ditargetkan oleh NMA.
Boeing juga sedang berjuang untuk membawa jet bermesin ganda terbesar di dunia, 777X, ke dalam layanan. Pesawat ini terhambat oleh masalah mesin turbin GE9X baru dari General Electric (GE).
GE Aviation, Senin, mengatakan telah menemukan keausan yang tak terduga di bagian GE9X, memaksa penerbangannya ditunda beberapa bulan sementara perusahaan mendesain ulang dan menguji bagian itu.
Bos pesawat komersial Boeing Kevin McAllister mengatakan dia "belum begitu memahami situasi" dan masih terlalu dini untuk membuat prediksi tentang keterlambatan program.
Boeing menargetkan pesawat itu kembali ke layanan pada 2020, tetapi maskapai penerbangan Emirates mengatakan mereka mengharapkan pesawat pertama dioperasikan pada bulan Juni tahun itu.
(dob/dob) Next Article Boeing Kalah Telak, Airbus Kirim 389 Pesawat di Semester I
Pesawat ini dibuat untuk mencetak rute terpanjang baru untuk maskapai dengan pesawat berbadan lebih kecil. Peluncuran ini juga membuatnya selangkah di depan saingan Amerika-nya, Boeing, di pasar pesawat berjarak menengah.
Beberapa sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Airbus bahkan memiliki hampir 200 pesanan untuk model A321XLR, hanya salam seminggu.
"Karena itu, ini merupakan investasi dengan risiko paling rendah untuk maskapai penerbangan pada rute semacam ini," tambahnya, mengutip Reuters.
Perusahaan leasing, Air Lease Corp, Senin, mengumumkan kesepakatan untuk 100 pesawat Airbus, termasuk 27 pesawat A321XLR, dan sumber yang mengetahui masalah itu mengatakan Airbus juga hampir mengumumkan kesepakatan dengan JetBlue Airways Corp.
Acara tahunan industri kedirgantaraan terbesar ini, yang akan dilanjutkan dengan Farnborough Airshow Inggris, secara tradisional merupakan arena persaingan antara Airbus dan tim penjualan Boeing di pasar pesawat komersial yang bernilai US$ 150 miliar per tahun.
Tetapi analis memperkirakan pertunjukan tahun ini relatif tenang, sebab ekonomi yang melambat, perang dagang dan ketidakpastian geopolitik maskapai yang meresahkan. Hal ini diperparah oleh laporan penurunan laba dari Lufthansa Airlines asal Jerman pada Minggu malam.
Airbus dan Boeing juga tengah bergulat dengan masalah mereka sendiri. Boeing masih berusaha untuk dapat membuat pesawat terlarisnyaa, 737 MAX, kembali beroperasi setelah dilarang terbang di puluhan negara.
Larangan terbang pesawat jenis itu terjadi setelah terlibat dua kecelakaan fatal. Airbus, sementara itu, dirundung oleh skandal korupsi yang sudah berjalan lama.
Bos Boeing Dennis Muilenburg, Minggu, mengatakan ia berharap akan mengumumkan pesanan untuk pesawat berbadan lebar di acara itu tetapi fokus utamanya adalah isu keselamatan.
Analis memproyeksikan akan ada 400 hingga 800 pesanan dan komitmen pesawat komersial di pameran itu, dibandingkan dengan 959 di Farnborough tahun lalu, meskipun mungkin sulit untuk mengidentifikasi bisnis yang benar-benar baru terhadap komitmen yang sudah ditentukan dan model yang diganti.
Ukuran vs keamanan
Pesawat Airbus A321XLR dirancang untuk menjadi pesawat berbadan sempit dengan jarak tempuh terpanjang karena maskapai penerbangan berupaya memaksimalkan fleksibilitas dari pesawat single-aisle yang lebih efisien bahan bakar.
Jarak tempuhnya yang mencapai 4.700 mil laut, 15% lebih panjang dari jenis A321LR, akan mengalahkan jenis 757 Boeing yang sudah tidak diproduksi lagi dan mengalahkan jet berbadan lebar yang lebih mahal.
Ini juga mengalahkan kategori jangkauan yang ditargetkan oleh pesawat mid-market twin-aisle (NMA) yang sedang ditinjau oleh Boeing. Tetapi ada perdebatan tentang apakah penumpang akan menikmati terbang jarak jauh di pesawat jarak menengah dan berapa biayanya.
Secara khusus, kehadiran pesawat single-aisle, jarak jauh mengharuskan dilakukannya peninjauan kembali pemasaran industri selama bertahun-tahun tentang manfaat kabin yang lebih luas untuk melawan jet lag dalam perjalanan jauh.
Muilenburg dari Boeing, Minggu, mengatakan bahwa A321XLR hanya akan "meraup keunggulan" dari segmen pasar yang ditargetkan oleh NMA.
Boeing juga sedang berjuang untuk membawa jet bermesin ganda terbesar di dunia, 777X, ke dalam layanan. Pesawat ini terhambat oleh masalah mesin turbin GE9X baru dari General Electric (GE).
GE Aviation, Senin, mengatakan telah menemukan keausan yang tak terduga di bagian GE9X, memaksa penerbangannya ditunda beberapa bulan sementara perusahaan mendesain ulang dan menguji bagian itu.
Bos pesawat komersial Boeing Kevin McAllister mengatakan dia "belum begitu memahami situasi" dan masih terlalu dini untuk membuat prediksi tentang keterlambatan program.
Boeing menargetkan pesawat itu kembali ke layanan pada 2020, tetapi maskapai penerbangan Emirates mengatakan mereka mengharapkan pesawat pertama dioperasikan pada bulan Juni tahun itu.
![]() |
(dob/dob) Next Article Boeing Kalah Telak, Airbus Kirim 389 Pesawat di Semester I
Most Popular