Sri Mulyani Sebut Target Ekonomi 2019 Meleset, BI pun Sama

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
13 June 2019 17:05
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut target pertumbuhan ekonomi 5,3% dalam APBN 2019 tidak akan tercapai.
Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono
Jakarta, CNBC IndonesiaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut target pertumbuhan ekonomi 5,3% dalam APBN 2019 tidak akan tercapai. Karena ada 5 faktor risiko yang mengancam di tahun ini. Bagaimana dengan Bank Indonesia (BI)?



Dalam rapat dengan Komisi XI DPR, Kamis (13/6/2019), Gubernur BI, Perry Warjiyo, juga berpendapat pertumbuhan ekonomi tahun ini bakal lebih rendah.

"Tahun 2019 ini, BI memperkirakan pertumbuhan akan lebih rendah dari titik tengah kisaran kami 5-5,4%. Pada 2020 prospek ekonomi nasional membaik, perkirakan 2020 pertumbuhan kisaran 5,1-5,5%," jelas Perry.

Menurut Perry, penyebab bakal rendahnya pertumbuhan ekonomi dibandingkan target adalah karena kondisi pertumbuhan ekonomi dunia yang turun, harga komoditas juga turun, ketidakpastian pasar keuangan global, lalu dampak perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.



Di tempat yang sama, Sri Mulyani mengatakan, target pertumbuhan ekonomi di tahun ini akan mengalami tekanan atau terancam tak capai target. Sementara inflasi diperkirakan akan sesuai target. Untuk nilai tukar, diperkirakan akan lebih kuat dari asumsi yang sebesar Rp 15.000/US$. Harga minyak yang ditargetkan US$ 70/barel akan meleset atau di bawah target. Lifting minyak juga tidak akan tercapai.



Untuk mengingatkan, berikut asumsi makro dalam APBN 2019:
  • Pertumbuhan Ekonomi 5,3%
  • Inflasi 3,5%
  • Nilai tukar Rp 15.000/US$
  • Suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 5,3%
  • Harga minyak US$ 70/barel
  • Lifting minyak 775.000 barel/hari
  • Lifting gas 1,25 juta barel setara minyak/hari
  • Cost recovery US$ 10,22 miliar

(wed/dru) Next Article Optimisme Ekonomi Di Tengah Perang Dagang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular