Industri Makanan dan Minuman Masih Tertekan Harga Sawit

Pablo I. Pareira, CNBC Indonesia
13 June 2019 15:12
Industri makanan diproyeksikan tumbuh masih di bawah dua digit.
Foto: Seorang warga memilih barang kaleng di toko grosir makanan di Makati City, Metro Manila. REUTERS/Eloisa Lopez
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan tetap memprioritaskan pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) agar tidak melemah.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin yang baru saja dilantik, Abdul Rochim mengatakan, pihaknya berupaya menjaga agar pertumbuhan industri mamin dapat membaik, karena kontribusinya yang besar pada pertumbuhan ekonomi.

Industri mamin sendiri berkontribusi lebih dari 35% terhadap industri pengolahan non-migas dan lebih dari 6% terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Industri mamin menjadi prioritas jangan sampai turun. Karena kalau pertumbuhannya turun, itu akan berdampak pada keseluruhan pertumbuhan industri dan PDB. Tentu caranya dengan terus menarik investasi," ujar Rochim usai pelantikannya, Kamis (13/6/2019).



Rochim berharap industri mamin dapat tumbuh setidaknya di atas 8 persen tahun ini, bahkan akan lebih baik apabila bisa di atas 9-10 persen.
Kemenperin sendiri pada awal tahun ini menargetkan pertumbuhan industri 9,86% sepanjang tahun 2019.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, industri mamin tumbuh 6,77% sepanjang kuartal I-2019, terjun bebas dari 12,77% di periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

Adapun sepanjang tahun lalu, industri mamin hanya tumbuh 7,91%. 



Rochim menjelaskan, capaian pertumbuhan industri mamin terkendala karena faktor harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang turun drastis. Itulah alasan mengapa dirinya tak yakin industri mamin dapat tumbuh double digit tahun ini. Selama ini perhitungan industri CPO memang dimasukkan ke dalam industri mamin.

"Makanya, prioritas sekarang adalah bagaimana sawit bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin di dalam negeri sehingga harganya bisa meningkat," katanya.
Pemanfaatan B20 dalam jangka pendek dan bahkan lompatan ke green gasoline dalam jangka panjang menurutnya cukup mampu menjadi solusi mengerek harga sawit dan akhirnya pertumbuhan industri mamin.
(hoi) Next Article Jalan Terjal Sawit Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular