Siap-Siap, Keran Impor 1,25 Juta Ton Gula Mentah Bakal Dibuka

Pablo I. Pareira, CNBC Indonesia
12 June 2019 21:29
Keran impor gula mentah siap dibuka pemerintah untuk memasok kebutuhan industri gula rafinasi.
Foto: Detik.com
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perdagangan telah menerbitkan Persetujuan Impor (PI) gula kristal mentah (raw sugar) untuk diolah menjadi gula kristal rafinasi (GKR) sebanyak 1,55 juta ton sepanjang semester I tahun ini. 

Izin tersebut diberikan kepada 12 perusahaan gula rafinasi di bawah Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI). Seperti diketahui, gula rafinasi digunakan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman (mamin) dan farmasi. Tata niaganya diatur tak boleh dijual bebas di pasar umum, karena hanya untuk kebutuhan industri, bukan rumah tangga. 

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Oke Nurwan mengatakan, pihaknya kini tengah menyiapkan penerbitan izin impor dari sisa alokasi yang ada untuk semester II tahun ini, yakni sekitar 1,25 juta ton.



Sebagai informasi, alokasi impor gula yang diberikan pemerintah tahun ini hanya sebesar 2,8 juta ton dari total kebutuhan industri domestik yang mencapai 3,7 juta ton. Sisanya masih mampu dipasok dari perusahaan gula dalam negeri serta sisa stok dari tahun lalu.

"Semester I sepertinya sudah selesai semua. Sekarang sedang proses untuk semester II. Dari alokasi yang telah diputuskan di ratas [rapat koordinasi terbatas] kita tersisa 1,25 juta ton. Ini tinggal menunggu siapa saja [perusahaan] yang mengajukan," kata Oke di sela acara Halal Bihalal di kantornya, Rabu (12/6/2019).

Oke menjelaskan, kebutuhan volume impor gula memang selalu terkait dengan pertumbuhan industri yang menyerap. Pada tahun lalu, izin impor yang diberikan untuk GKR mencapai 3,6 juta ton, yang kemudian dikurangi menjadi 3,15 juta ton karena penyerapan industri yang tidak optimal.



"Kalau dia tersisa atau tidak, itu adalah masalah serapan. Berarti kan barang sudah masuk. Tahun ini kita berikan alokasi impor 2,8 juta ton. Sudah diberikan PI-nya sebanyak 1,55 juta ton. Sekarang mereka kayaknya sudah habis [diimpor], tinggal yang semester II," jelasnya.

Alokasi Bisa Ditambah

Selama ini, gula kristal rafinasi seringkali "merembes" ke pasar dan dijual sebagai gula kristal putih (GKP) yang dikonsumsi masyarakat sehari-hari. Kemendag pun senantiasa memantau hal ini.

Siap-Siap, Keran Impor 1,25 Juta Ton Gula Bakal DibukaFoto: Seorang buruh membawa karung berisi gula ke truk pasokan di pasar grosir di Kolkata, India, 14 November 2018. REUTERS / Rupak De Chowdhuri


Oke menjelaskan, hasil pengawasan selama ini juga menjadi alasan pemerintah mengurangi alokasi impor di tahun ini dibandingkan tahun lalu yang mencapai 3,6 juta ton. Izin impor diberikan persis sesuai rekomendasi dari Kementerian Perindustrian, untuk mencegah "rembesan" ke pasar.

"Sekarang cuma 2,8 juta ton dengan melihat kebutuhan, nanti akan dievaluasi. Kalau nanti perlu ditambah, ya rakortas lagi. Sehingga mereka [perusahaan gula rafinasi] yang impor hanya untuk industri, enggak rembes. Alokasi impor juga diberikan per semester, agar memudahkan mereka memasok industrinya," katanya.
(hoi) Next Article ORI: Penggunaan Gula Impor di Industri Meroket di Era Jokowi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular