
Asosiasi Minta Izin Impor Gula Mentah Lebih Awal
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
14 February 2019 11:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) yang membawahi 11 perusahaan gula rafinasi berharap ke depannya pemerintah dapat menerbitkan izin impor gula mentah (raw sugar) lebih awal dibandingkan saat ini.
Seperti diketahui, Kementerian Perdagangan (Kemendag) awal bulan ini telah menerbitkan Persetujuan Impor (PI) semester-I sebanyak 1,4 juta ton gula mentah (raw sugar) untuk diolah menjadi gula kristal rafinasi (GKR) bagi keperluan industri. Izin diberikan pada 11 perusahaan di bawah AGRI.
Ketua Umum AGRI Rachmat Hariotomo mengatakan, sebenarnya keterlambatan penerbitan izin impor ini tidak masalah karena perusahaan masih memiliki cukup sisa stok bahan baku dari tahun lalu.
Kendati demikian, dia berharap ke depannya penerbitan izin tersebut dapat diberikan lebih awal, contohnya diberikan di awal Januari untuk alokasi di semester-I.
"Untuk saat ini, mudah-mudahan kapal sudah bisa bongkar muat paling lambat di akhir bulan untuk masukkan gula mentah," kata Rachmat kepada CNBC Indonesia, Kamis (14/2/2019).
Untuk tahun ini, total kebutuhan 11 perusahaan gula rafinasi di bawah AGRI mencapai 3,2 juta ton, dengan sisa stok dari tahun lalu sebanyak 1 juta ton dan stok cadangan untuk dua bulan mencapai 600 ribu ton.
Adapun total alokasi impor gula mentah yang diberikan pemerintah untuk tahun ini sebesar 2,8 juta ton.
"Mudah-mudahan tidak ada surplus stok di akhir tahun nanti. Kementerian Perindustrian akan melakukan evaluasi per triwulan untuk memonitor serapan industri makanan dan minuman," ujarnya.
Sepanjang tahun lalu, AGRI menyalurkan total 3,2 juta ton gula rafinasi bagi industri pengguna.
Simak video penjelasan ekonom senior Indef Faisal Basri terkait impor komoditas pangan di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article ORI: Penggunaan Gula Impor di Industri Meroket di Era Jokowi
Seperti diketahui, Kementerian Perdagangan (Kemendag) awal bulan ini telah menerbitkan Persetujuan Impor (PI) semester-I sebanyak 1,4 juta ton gula mentah (raw sugar) untuk diolah menjadi gula kristal rafinasi (GKR) bagi keperluan industri. Izin diberikan pada 11 perusahaan di bawah AGRI.
Kendati demikian, dia berharap ke depannya penerbitan izin tersebut dapat diberikan lebih awal, contohnya diberikan di awal Januari untuk alokasi di semester-I.
"Untuk saat ini, mudah-mudahan kapal sudah bisa bongkar muat paling lambat di akhir bulan untuk masukkan gula mentah," kata Rachmat kepada CNBC Indonesia, Kamis (14/2/2019).
![]() |
Untuk tahun ini, total kebutuhan 11 perusahaan gula rafinasi di bawah AGRI mencapai 3,2 juta ton, dengan sisa stok dari tahun lalu sebanyak 1 juta ton dan stok cadangan untuk dua bulan mencapai 600 ribu ton.
Adapun total alokasi impor gula mentah yang diberikan pemerintah untuk tahun ini sebesar 2,8 juta ton.
"Mudah-mudahan tidak ada surplus stok di akhir tahun nanti. Kementerian Perindustrian akan melakukan evaluasi per triwulan untuk memonitor serapan industri makanan dan minuman," ujarnya.
Sepanjang tahun lalu, AGRI menyalurkan total 3,2 juta ton gula rafinasi bagi industri pengguna.
Simak video penjelasan ekonom senior Indef Faisal Basri terkait impor komoditas pangan di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article ORI: Penggunaan Gula Impor di Industri Meroket di Era Jokowi
Most Popular