Kumpulkan Para Pengusaha, Jokowi Minta Tiga Pekerjaan
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
12 June 2019 16:09
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sore ini menerima kunjungan pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (12/6/2019).
Dalam pertemuan yang digelar pada pukul 14:45 WIB itu, Jokowi secara langsung meminta masukan dari para pengusaha, terutama bagaimana memanfaatkan momentum dari ketidakpastian ekonomi global.
"Saya minta masukan tapi enggak usah banyak-banyaklah. Kira-kira yang konkret. Satu, dua, tiga tuh apa sih yang harus kita kerjakan setelah nanti MK rampung. Biar saya bisa kerja," kata Jokowi.
"Apa yang diinginkan pengusaha tapi jangan banyak-banyak. Tiga saja. Pak, kerjain ini pak. Pak, kerjain ini. Pak, kerjain ini. Stop. Enggak usah banyak-banyak," kelakar Jokowi.
Konteks pembicaraan Jokowi ini memang mengarah pada perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang sampai saat ini belum menemui titik terang. Bahkan, potensi kedua negara itu terlibat dalam friksi kemungkinan masih akan berlangsung.
Jokowi menginginkan agar Indonesia dapat mengintip segala peluang yang bisa dimanfaatkan dari perang dagang AS dan China, sebagai negara dengan kekuataan ekonomi terbesar di dunia itu.
"Yang penting, yang menjadi kunci bagi kita untuk betul-betul memanfaatkan momentum-momentum yang tadi saya sampaikan dan juga mungkin kesulitan yang dihadapi dunia usaha, terutama pelaku di sektor riil," tegasnya.
Sebagai informasi, dalam pertemuan ini, Jokowi ditemani oleh Staf Presiden Teten Masduki, Ahmad Erani Yustika dan Ari Dwipayana Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf, Erick Thohir.
Sementara itu, perwakilan Kadin yang hadir yaitu Ketua Umum Rosan Perkasa Roeslani, Wakil Ketua Umum Raden Pardede, James Riady, Shinta Kamdani, Johnny Darmawan, Ilham Habibie, hingga Anindya Bakrie.
Adapun dari perwakilan Hipmi, hadir yakni Ketua Umum Bahlil Lahadalia, Wakil Ketua Umum Yaser Palito, hingga jajaran pengusaha lainnya.
(hoi) Next Article Rekor Investasi RI, Hingga China Menang Atas AS di WTO
Dalam pertemuan yang digelar pada pukul 14:45 WIB itu, Jokowi secara langsung meminta masukan dari para pengusaha, terutama bagaimana memanfaatkan momentum dari ketidakpastian ekonomi global.
"Saya minta masukan tapi enggak usah banyak-banyaklah. Kira-kira yang konkret. Satu, dua, tiga tuh apa sih yang harus kita kerjakan setelah nanti MK rampung. Biar saya bisa kerja," kata Jokowi.
"Apa yang diinginkan pengusaha tapi jangan banyak-banyak. Tiga saja. Pak, kerjain ini pak. Pak, kerjain ini. Pak, kerjain ini. Stop. Enggak usah banyak-banyak," kelakar Jokowi.
Konteks pembicaraan Jokowi ini memang mengarah pada perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang sampai saat ini belum menemui titik terang. Bahkan, potensi kedua negara itu terlibat dalam friksi kemungkinan masih akan berlangsung.
Jokowi menginginkan agar Indonesia dapat mengintip segala peluang yang bisa dimanfaatkan dari perang dagang AS dan China, sebagai negara dengan kekuataan ekonomi terbesar di dunia itu.
"Yang penting, yang menjadi kunci bagi kita untuk betul-betul memanfaatkan momentum-momentum yang tadi saya sampaikan dan juga mungkin kesulitan yang dihadapi dunia usaha, terutama pelaku di sektor riil," tegasnya.
 Foto: Presiden Joko Widodo menerima Pengurus Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara) |
Sebagai informasi, dalam pertemuan ini, Jokowi ditemani oleh Staf Presiden Teten Masduki, Ahmad Erani Yustika dan Ari Dwipayana Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf, Erick Thohir.
Sementara itu, perwakilan Kadin yang hadir yaitu Ketua Umum Rosan Perkasa Roeslani, Wakil Ketua Umum Raden Pardede, James Riady, Shinta Kamdani, Johnny Darmawan, Ilham Habibie, hingga Anindya Bakrie.
Adapun dari perwakilan Hipmi, hadir yakni Ketua Umum Bahlil Lahadalia, Wakil Ketua Umum Yaser Palito, hingga jajaran pengusaha lainnya.
(hoi) Next Article Rekor Investasi RI, Hingga China Menang Atas AS di WTO
Most Popular