
Kurangi CAD, Bos Kadin Usulkan Genjot Pendapatan dari TKI
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
06 June 2019 20:41

Jakarta, CNBC Indonesia- Demi memperbaiki defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD), Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan P Roeslani mengusulkan dua hal.
"Mengurangi CAD kita itu bisa dari dua komponen, satu dari pariwisata, satu lagi dari remitance. Kita ningkatin dari remitance kita, TKI," ujar Rosan ketika dijumpai di kediamannya di Jakarta, Kamis (6/6/2019).
Lebih lanjut, Rosan menuturkan, Indonesia memiliki TKI sekitar 3-4 juta orang, jumlah yang kurang lebih sama dengan tenaga kerja Filipina. Tetapi, remitance yang didapatkan dari TKI hanya US$ 10 miliar, sedangkan remitance yang didapatkan pemerintah Filipina dari tenaga kerja mereka bisa mencapai US$ 30 miliar.
"Kenapa bisa begitu? Kuncinya di kemampuan tenaga kerja tersebut. Filipina tenaga kerjanya memiliki keahlian berbahasa. Jadi kalau saya lihatnya, kalau kita bisa tingkatkan kemampuan TKI kita melalui vokasi, maka pendapatan mereka bisa lebih tinggi, remitance yang dikirim ke negara juga otomatis bisa lebih tinggi," terang Rosan.
Dengan begitu, menurut perhitungannya, paling tidak bisa menutup setengah dari defisit transaksi berjalan tersebut.
"Karena kita nih CAD minus US$ 30 miliar, kalau itu bisa ditutup setengah saja dari remitance kan bisa bantu CAD kita nih. Remitance ditingkatkan dgn pendidikan vokasi," tuturnya.
Upaya kedua yakni melalui pariwisata yang menurutnya mutlak untuk digenjot. "Makanya saya setuju kalau pesawat itu juga dibuka (untuk asing), karena memang pariwisata kita perlu tumbuh kok," imbuhnya.
"Dua ini quick win. Memang ada ekspor dan investasi katanya bisa tutup (defisit) juga, tapi itu kan lama, kalau dua ini yang menurut saya bisa cepat (efeknya). Vokasi kita tingkatin, bahasa saja sama kemampuan sedikit lah untuk TKI kita," pungkas Rosan.
(dob) Next Article Ini Tips dari Bos Kadin Atasi Masalah CAD
"Mengurangi CAD kita itu bisa dari dua komponen, satu dari pariwisata, satu lagi dari remitance. Kita ningkatin dari remitance kita, TKI," ujar Rosan ketika dijumpai di kediamannya di Jakarta, Kamis (6/6/2019).
Lebih lanjut, Rosan menuturkan, Indonesia memiliki TKI sekitar 3-4 juta orang, jumlah yang kurang lebih sama dengan tenaga kerja Filipina. Tetapi, remitance yang didapatkan dari TKI hanya US$ 10 miliar, sedangkan remitance yang didapatkan pemerintah Filipina dari tenaga kerja mereka bisa mencapai US$ 30 miliar.
Dengan begitu, menurut perhitungannya, paling tidak bisa menutup setengah dari defisit transaksi berjalan tersebut.
"Karena kita nih CAD minus US$ 30 miliar, kalau itu bisa ditutup setengah saja dari remitance kan bisa bantu CAD kita nih. Remitance ditingkatkan dgn pendidikan vokasi," tuturnya.
Upaya kedua yakni melalui pariwisata yang menurutnya mutlak untuk digenjot. "Makanya saya setuju kalau pesawat itu juga dibuka (untuk asing), karena memang pariwisata kita perlu tumbuh kok," imbuhnya.
"Dua ini quick win. Memang ada ekspor dan investasi katanya bisa tutup (defisit) juga, tapi itu kan lama, kalau dua ini yang menurut saya bisa cepat (efeknya). Vokasi kita tingkatin, bahasa saja sama kemampuan sedikit lah untuk TKI kita," pungkas Rosan.
(dob) Next Article Ini Tips dari Bos Kadin Atasi Masalah CAD
Most Popular