Musim Mudik, Permintaan Biosolar Kereta Api Melesat
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
03 June 2019 11:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1440 Hijriah, PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) III yang mencakup wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, mencatat terjadi lonjakan kebutuhan bahan bakar biosolar untuk moda transportasi kereta api.
Kebutuhan bahan bakar biosolar untuk kereta api di lokasi pengisian utama lokomotif Daerah Operasional (DAOP) 1 Jatinegara, Jakarta Timur, meningkat 30% menjadi 115 kiloliter (kl) dari hari biasanya 90 kl per hari.
Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR III Dewi Sri Utami mengatakan peningkatan permintaan tersebut seiring dengan kenaikan pelayanan di Dipo Lokomotif Jatinegara selama arus mudik karena penambahan jadwal kereta api, dari 55 lokomotif menjadi 70 lokomotif per hari.
Namun menurut Dewi, peningkatan permintaan biosolar bersubsidi ini tidak berpengaruh banyak pada kuota, karena sudah masuk dalam perhitungan dalam kuota tahunan.
"Selama masa arus mudik hingga arus balik, tim Satuan Tugas dari Pertamina MOR III selalu siaga di Dipo Lokomotif wilayah Jawa Bagian Barat selama 7 x 24 jam, untuk melayani kebutuhan bahan bakar moda transportasi kereta api. Kami terus berupaya agar ketahanan biosolar untuk moda transportasi kereta api rute jarak jauh terjaga," ujar Dewi melalui keterangan resminya, Senin (3/6/2019).
Dewi menambahkan, selama masa arus mudik hingga H+10 Lebaran, pihaknya juga telah menyiapkan tambahan mobil tangki untuk biosolar subsidi sebanyak delapan unit.
"Kami berharap para pemudik yang menggunakan jasa moda transportasi kereta api dapat pulang ke kampung halaman dengan aman dan nyaman," tuturnya.
Bukan hanya Biosolar yang meningkat, begitu pula dengan Avtur. Peningkatan penyaluran avtur terjadi di hampir seluruh Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) bandara tujuan pemudik. Secara nasional, rata-rata kenaikan penyaluran avtur mencapai 7% dibandingkan kondisi normal.
VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan kenaikan kebutuhan ini telah diantisipasi oleh Pertamina dengan menambah keamanan stok avtur di 10 DPPU tujuan pemudik.
"Pada H-5 atau 31 Mei 2019, realisasi penyaluran avtur secara nasional sebesar 14.000 kl atau meningkat 7% dari rata-rata penyaluran normal," kata Fajriyah.
Ia menambahkan, peningkatan penyaluran ini akan terus berlangsung hingga hari raya Idul Fitri bahkan setelahnya untuk mengakomodir masa arus balik.
"Oleh karena itu untuk avtur kami terus menjaga ketahanan stok, saat ini ketahanan stok avtur berada di 48 hari," tambahnya.
Dari 10 DPPU utama tujuan mudik, DPPU Bandara Soekarno-Hatta merupakan yang paling tinggi mengalami kenaikan penyaluran secara volume, yaitu hingga 396 kl. Sementara DPPU dengan presentase kenaikan tertinggi adalah DPPU Bandara Hang Nadim Batam yang mencapai lebih dari 23% dari penyaluran normal.
"Kami juga melakukan koordinasi yang intens dengan Angkasa Pura (PT Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II) guna menjaga kelancaran dan ketepatan pelayanan dengan baik, aman dan lancar," pungkasnya.
(tas) Next Article Penerbangan Meningkat, Ini Persiapan Pertamina Pasok Avtur
Kebutuhan bahan bakar biosolar untuk kereta api di lokasi pengisian utama lokomotif Daerah Operasional (DAOP) 1 Jatinegara, Jakarta Timur, meningkat 30% menjadi 115 kiloliter (kl) dari hari biasanya 90 kl per hari.
Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR III Dewi Sri Utami mengatakan peningkatan permintaan tersebut seiring dengan kenaikan pelayanan di Dipo Lokomotif Jatinegara selama arus mudik karena penambahan jadwal kereta api, dari 55 lokomotif menjadi 70 lokomotif per hari.
Namun menurut Dewi, peningkatan permintaan biosolar bersubsidi ini tidak berpengaruh banyak pada kuota, karena sudah masuk dalam perhitungan dalam kuota tahunan.
Dewi menambahkan, selama masa arus mudik hingga H+10 Lebaran, pihaknya juga telah menyiapkan tambahan mobil tangki untuk biosolar subsidi sebanyak delapan unit.
"Kami berharap para pemudik yang menggunakan jasa moda transportasi kereta api dapat pulang ke kampung halaman dengan aman dan nyaman," tuturnya.
Bukan hanya Biosolar yang meningkat, begitu pula dengan Avtur. Peningkatan penyaluran avtur terjadi di hampir seluruh Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) bandara tujuan pemudik. Secara nasional, rata-rata kenaikan penyaluran avtur mencapai 7% dibandingkan kondisi normal.
VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan kenaikan kebutuhan ini telah diantisipasi oleh Pertamina dengan menambah keamanan stok avtur di 10 DPPU tujuan pemudik.
"Pada H-5 atau 31 Mei 2019, realisasi penyaluran avtur secara nasional sebesar 14.000 kl atau meningkat 7% dari rata-rata penyaluran normal," kata Fajriyah.
Ia menambahkan, peningkatan penyaluran ini akan terus berlangsung hingga hari raya Idul Fitri bahkan setelahnya untuk mengakomodir masa arus balik.
"Oleh karena itu untuk avtur kami terus menjaga ketahanan stok, saat ini ketahanan stok avtur berada di 48 hari," tambahnya.
Dari 10 DPPU utama tujuan mudik, DPPU Bandara Soekarno-Hatta merupakan yang paling tinggi mengalami kenaikan penyaluran secara volume, yaitu hingga 396 kl. Sementara DPPU dengan presentase kenaikan tertinggi adalah DPPU Bandara Hang Nadim Batam yang mencapai lebih dari 23% dari penyaluran normal.
"Kami juga melakukan koordinasi yang intens dengan Angkasa Pura (PT Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II) guna menjaga kelancaran dan ketepatan pelayanan dengan baik, aman dan lancar," pungkasnya.
(tas) Next Article Penerbangan Meningkat, Ini Persiapan Pertamina Pasok Avtur
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular