
Habis Dilumat Chelsea, Arsenal Tak Boleh Ngirit Lagi!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
31 May 2019 10:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Tirai kompetisi Liga Europa musim 2018/2019 resmi ditutup. Di laga pamungkas yang digelar di Baku (Azerbaijan), Chelsea berhasil menjadi kampiun setelah mengalahkan sesama klub London, Arsenal, dengan skor meyakinkan 4-1.
Pertandingan di Baku jauh dari kata gemerlap dan penuh gairah. Begitu mudah menjumpai kursi kosong di Stadion Olimpiade di ibu kota Azerbaijan tersebut. Asosiasi Sepakbola Uni Eropa (EUFA) memang hanya mengalokasikan masing-masing 6.000 tiket bagi pendukung Arsenal dan Chelsea dengan alasan kota Baku belum siap menampung lebih banyak tamu mancanegara.
Bagi yang menonton di layar kaca pun kekecewaan tidak bisa disembunyikan. Entah mengapa sorot kamera yang disuguhkan begitu jauh. Ekstremnya, penonton seperti melihat semut bermain sepakbola.
Yah, itu keluhan sampingan lah. Mungkin besok-besok UEFA jangan dulu menggelar partai bergengsi di Baku, setidaknya untuk waktu dekat. Baku memang belum siap.
Kembali ke pertandingan, kekalahan menyakitkan ini membuka mata Arsenal bahwa mereka perlu berbenah. Stan Kroenke, pemilik Arsenal, harus sadar bahwa butuh pemain-pemain baru agar timnya bisa lebih kompetitif, baik di kompetisi domestik maupun antar-klub Eropa.
Arsenal butuh servis besar. Namun jalan menuju ke sana tidak mudah.
Sepanjang musim 2018/2019 maupun di Baku, terpampang nyata bahwa masalah terbesar Arsenal ada lini belakang dan tengah. Di Baku, Manajer Unai Emery memainkan trio Sokratis Papastathopoulos, Laurent Koscielny, dan Nacho Monreal di lini belakang. Sementara di bangku cadangan ada nama-nama Stephan Lichtsteiner, Shkodran Mustafi, dan Carl Jenskinson.
Mohon maaf, tetapi mereka bukan jaminan mutu kalau Arsenal ingin membangun benteng yang kokoh. Arsenal pernah punya bek-bek top dalam diri Tony Adams, Steve Bould, Martin Keown, Lee Dixon, dan Nigel Winterburn. Melihat deretan pemain bertahan Arsenal yang sekarang, levelnya begitu jauh di bawah Adams cs.
Untuk memperkuat lini belakang, Arsenal dikabarkan mengincar Mario Hermoso yang saat ini bermain di RCD Espanyol (Spanyol). Mengutip Transfermarkt, valuasi bek tengah berusia 23 tahun ini adalah EUR 20 juta (Rp 320,02 miliar dengan kurs saat ini).
Beralih ke tengah, Arsenal memainkan Ainsley Maitland-Niles, Lucas Torreira, Granit Xhaka, Sead Kolasinac, dan Mesut Oezil di Baku. Seperti halnya di belakang, Arsenal pernah punya lini tengah yang mumpuni dengan nama-nama seperti Patrick Vieira, Emmanuel Petit, Marc Overmars, Ray Parlour, sampai Robert Pires. Gelandang Arsenal yang sekarang masih jauh dibandingkan angkatan Vieira.
Untuk membenahi lini tengah, Arsenal mengincar rising star Lille (Prancis), Nicholas Pepe. Winger berkewarganegaraan Pantai Gading ini memiliki banderol EUR 36 juta (Rp 575,85 miliar).
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Pertandingan di Baku jauh dari kata gemerlap dan penuh gairah. Begitu mudah menjumpai kursi kosong di Stadion Olimpiade di ibu kota Azerbaijan tersebut. Asosiasi Sepakbola Uni Eropa (EUFA) memang hanya mengalokasikan masing-masing 6.000 tiket bagi pendukung Arsenal dan Chelsea dengan alasan kota Baku belum siap menampung lebih banyak tamu mancanegara.
Bagi yang menonton di layar kaca pun kekecewaan tidak bisa disembunyikan. Entah mengapa sorot kamera yang disuguhkan begitu jauh. Ekstremnya, penonton seperti melihat semut bermain sepakbola.
Kembali ke pertandingan, kekalahan menyakitkan ini membuka mata Arsenal bahwa mereka perlu berbenah. Stan Kroenke, pemilik Arsenal, harus sadar bahwa butuh pemain-pemain baru agar timnya bisa lebih kompetitif, baik di kompetisi domestik maupun antar-klub Eropa.
Arsenal butuh servis besar. Namun jalan menuju ke sana tidak mudah.
Sepanjang musim 2018/2019 maupun di Baku, terpampang nyata bahwa masalah terbesar Arsenal ada lini belakang dan tengah. Di Baku, Manajer Unai Emery memainkan trio Sokratis Papastathopoulos, Laurent Koscielny, dan Nacho Monreal di lini belakang. Sementara di bangku cadangan ada nama-nama Stephan Lichtsteiner, Shkodran Mustafi, dan Carl Jenskinson.
Mohon maaf, tetapi mereka bukan jaminan mutu kalau Arsenal ingin membangun benteng yang kokoh. Arsenal pernah punya bek-bek top dalam diri Tony Adams, Steve Bould, Martin Keown, Lee Dixon, dan Nigel Winterburn. Melihat deretan pemain bertahan Arsenal yang sekarang, levelnya begitu jauh di bawah Adams cs.
Untuk memperkuat lini belakang, Arsenal dikabarkan mengincar Mario Hermoso yang saat ini bermain di RCD Espanyol (Spanyol). Mengutip Transfermarkt, valuasi bek tengah berusia 23 tahun ini adalah EUR 20 juta (Rp 320,02 miliar dengan kurs saat ini).
Beralih ke tengah, Arsenal memainkan Ainsley Maitland-Niles, Lucas Torreira, Granit Xhaka, Sead Kolasinac, dan Mesut Oezil di Baku. Seperti halnya di belakang, Arsenal pernah punya lini tengah yang mumpuni dengan nama-nama seperti Patrick Vieira, Emmanuel Petit, Marc Overmars, Ray Parlour, sampai Robert Pires. Gelandang Arsenal yang sekarang masih jauh dibandingkan angkatan Vieira.
Untuk membenahi lini tengah, Arsenal mengincar rising star Lille (Prancis), Nicholas Pepe. Winger berkewarganegaraan Pantai Gading ini memiliki banderol EUR 36 juta (Rp 575,85 miliar).
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Next Page
Jangan Pelit Lagi
Pages
Most Popular