PM Papua Nugini Mundur, Ada Apa?

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
30 May 2019 10:50
Perdana Menteri Papua Nugini (PNG) Peter O'Neill mengundurkan diri pada Rabu kemarin.
Foto: Peter O'Neill, Perdana Menteri Papua Nugini, REUTERS/David Gray/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Papua Nugini (PNG) Peter O'Neill mengundurkan diri pada Rabu kemarin (29/5/2019). Langkah ini terjadi setelah ia kehilangan kepercayaan parlemen di tengah kekacauan politik yang sudah terjadi selama berminggu-minggu.

"Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk melayani negara ini dan memimpin negara ini hampir selama delapan tahun. Sayangnya politik di PNG [Papua New Guinea] bermain seperti ini," kata O'Neill kepada parlemen, dilansir dari Reuters, Kamis (30/5/2019).

"Untuk kepentingan stabilitas politik yang sedang berlangsung dan untuk memastikan bahwa kami menciptakan kepercayaan dalam komunitas bisnis dan ekonomi sehingga kami dapat terus memiliki kesatuan sosial di negara ini, penting agar saya mengosongkan kursi ini sehingga kita dapat maju," lanjutnya.


Kepada parlemen di Port Moresby, dia menegaskan sudah menyerahkan surat pengunduran diri kepada Gubernur Jenderal Bob Dadae pada Rabu pagi. Pengunduran diri itu menghalangi mosi tidak percaya yang sepertinya akan mengalahkannya.

Pada Kamis ini, akan dipilih penggantinya. O'Neill telah berjanji untuk mengundurkan diri pada Minggu lalu, setelah serangkaian aksi pembelotan yang membuat kepemimpinannya dipertanyakan dan membuatnya kehilangan mayoritas dukungan parlementernya.

Pemimpin oposisi Patrick Pruiatch sebelumnya dikabarkan mungkin akan menjadi penggantinya, meski tidak menutup kemungkinan ada juga pesaing lainnya.

Namun, melansir Reuters Kamis pagi, voting di parlemen Papua Nugini menunjukkan mantan menteri keuangan James Marape memiliki cukup dukungan untuk menggantikan O'Neill sebagai perdana menteri.

Ketua Parlemen Job Pomat belum menghitung suara, tapi beberapa anggota parlemen masih menunjukkan kesetiaan mereka dengan pindah di sisi pendukung Marape di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Lebih dari setengah anggota DPR, yang berjumlah 111 kursi secara total, pindah ke sisi Marape dan mendukungnya.

Marape mengundurkan diri sebagai menteri keuangan pada bulan April lalu karena menganggap kesepakatan gas dengan perusahaan minyak Perancis, Total SA, dinilai terlalu murah untuk perusahaan sekelas raksasa minyak global ini. Sekutu-sekutunya, Kamis, mengatakan bahwa sebagai pemimpin,Marape dapat meninjau kembali kesepakatan itu.



(tas) Next Article Politik Bergejolak Berminggu-minggu, PM Papua Nugini Mundur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular