
Masyarakat Beralih ke Digital, BI Tak Lagi Cetak Uang Kartal?
Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
27 May 2019 19:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mendorong sistem keuangan digital lebih berkembang di Indonesia. Salah satunya dengan integrasi antara perbankan dan fintech.
Direktur Kebijakan Sistem Pembayaran BI Erwin Haryono mengatakan, integrasi ini akan membuat perbankan dan fintech bisa berbagai data melalui Aplication Programming Interface (API). Dengan demikian, maka pada 2025 transaksi keuangan Indonesia akan lebih banyak menggunakan digital dibandingkan uang kartal.
"Tercipta kolaborasi antara bank dengan fintech, nah itu lah transformasi financial sector yang kita inginkan, jadi inovasinya tidak sendirian di fintech, banknya ketinggalan, jadi sama-sama belajar dan membuka diri," ujarnya di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (27/5/2019).
Erwin menegaskan, meski mendorong payment digital, pihaknya akan tetap melalukan pencetakan dan pengawasan uang kartal. Karena negara yang sudah menerapkan payment digital juga tetap mempunyai uang kartal.
"Uang digital kami tidak berpikir bahwa ke depan orang tidak pakai uang kertas. Di negara-negara lain uang kertas masih dipakai tapi lama-lama proporsinya memang berkurang sehingga bentuk penggunaan uangnya bergeser. Ini lah bentuk konsekuensinya, banyak policy, stabilitas sistem keuangan," jelasnya.
Menurutnya, perubahan sistem pembayaran ke digital ini harus diawasi dengan baik dan dengan kebijakan yang tepat juga. Oleh karenanya, data menjadi hal yang penting untuk menyusun kebijakan dan apa ya g harus dimulai sejak saat ini.
"Itu juga harus dikaji kalau sejak awal, kita paham harus bisa melihat semua kemungkinan-kemungkinan itu. Meyakinkan proses penciptaan sistem uang digital tetap di control," tegasnya.
(roy/roy) Next Article Penampakan Uang-uang Langka yang Dijual Ratusan Juta
Direktur Kebijakan Sistem Pembayaran BI Erwin Haryono mengatakan, integrasi ini akan membuat perbankan dan fintech bisa berbagai data melalui Aplication Programming Interface (API). Dengan demikian, maka pada 2025 transaksi keuangan Indonesia akan lebih banyak menggunakan digital dibandingkan uang kartal.
"Uang digital kami tidak berpikir bahwa ke depan orang tidak pakai uang kertas. Di negara-negara lain uang kertas masih dipakai tapi lama-lama proporsinya memang berkurang sehingga bentuk penggunaan uangnya bergeser. Ini lah bentuk konsekuensinya, banyak policy, stabilitas sistem keuangan," jelasnya.
Menurutnya, perubahan sistem pembayaran ke digital ini harus diawasi dengan baik dan dengan kebijakan yang tepat juga. Oleh karenanya, data menjadi hal yang penting untuk menyusun kebijakan dan apa ya g harus dimulai sejak saat ini.
"Itu juga harus dikaji kalau sejak awal, kita paham harus bisa melihat semua kemungkinan-kemungkinan itu. Meyakinkan proses penciptaan sistem uang digital tetap di control," tegasnya.
(roy/roy) Next Article Penampakan Uang-uang Langka yang Dijual Ratusan Juta
Most Popular