Presiden China Beri Sinyal Damai Dagang dengan AS Masih Jauh

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
22 May 2019 12:03
Presiden China Xi Jinping kembali mengutarakan retorikanya dalam perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).
Foto: Presiden China Xi Jinping berbicara saat pertemuan dengan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Christine Lagarde di Aula Besar Rakyat di Beijing, Tiongkok, (24/4/2019). (Parker Song/Pool via REUTERS)
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden China Xi Jinping kembali mengutarakan retorikanya dalam perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).

"Kita berada di sini di titik awal Long March untuk mengingat ketika Pasukan Merah memulai perjalanannya," kata Xi dalam rapat umum di provinsi Jiangxi selama tur dalam negerinya.

"Kita sekarang sedang memulai Long March baru, dan kita harus memulai dari awal lagi!" ujarnya, menurut laporan dari surat kabar South China Morning Post dan dikutip dari CNBC International, Rabu (22/5/2019).

Meskipun ia tidak menyebut-nyebut AS atau perang dagang yang sedang berlangsung, pernyataan itu ditafsirkan sebagai tanda yang jelas bahwa China tidak akan menyerah dalam waktu dekat.


Wakil Perdana Menteri China Liu He, yang memimpin negosiasi dagang dengan AS, ikut bersama Xi selama turnya, menurut laporan itu.

"Long March" mengacu pada perang saudara China pada 1930-an.

Xi juga mengunjungi fasilitas penambangan dan pengolahan tanah jarang (rare earth) pada Senin, kata laporan itu. Ada spekulasi bahwa China dapat melarang ekspor tanah jarang ke AS jika perang perdagangan memanas.

Negosiasi perdagangan antara dua negara terbesar di dunia itu telah menemui jalan buntu.

Presiden AS Donald Trump menindaklanjuti ancamannya dengan menaikkan bea masuk atas barang-barang China senilai US$200 miliar dari 10% menjadi 25%. China merespons dengan menaikkan bea impor barang-barang AS sebesar US$60 miliar hingga 25% mulai 1 Juni mendatang.

Presiden China Beri Sinyal Damai Dagang dengan AS Masih JauhFoto: Infografis/Perang Dagang/Edward Ricardo

Beijing sedang "tidak terburu-buru" untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan antara AS dan China. Analis China mengatakan Negeri Tirai Bambu siap untuk menunda pertemuan jika Trump tidak "siap untuk bersikap realistis."

Pembicaraan antara AS dan China tampaknya terhenti karena tidak jelas apa yang akan dinegosiasikan kedua pihak, kata beberapa sumber kepada CNBC International, Jumat. China telah mengundang delegasi AS ke Beijing, dan minggu lalu, Menteri Keuangan Steven Mnuchin tampak terbuka untuk menerima tawaran itu.

Trump mengatakan baru-baru ini dia belum memutuskan apakah akan mengenakan bea impor baru terhadap barang-barang China senilai US$325 miliar. Kedua pemimpin akan bertemu pada pertemuan G-20 di Jepang bulan depan.

Saksikan video mengenai perkembangan perang dagang berikut ini.

[Gambas:Video CNBC]


(prm) Next Article Titik Terang Perang Dagang, Delegasi AS Segera Kunjungi China

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular