Perang Dagang Makin Sengit, China: Dampaknya Masih Terkendali
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
17 May 2019 14:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Perselisihan dagang dengan Amerika Serikat (AS) telah berdampak pada ekonomi China, menurut Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) China, Jumat (17/5/2019), dalam konferensi pers yang diadakan di Beijing.
NDRC adalah lembaga perencanaan nasional di China.
"Namun, dampak tersebut masih terkendali dan tindakan balasan akan dilakukan ketika diperlukan untuk menjaga kegiatan ekonomi tetap dalam target yang wajar," kata lembaga pemerintah itu, dilansir dari Reuters.
Padahal, Negeri Tirai Bambu itu secara mengejutkan melaporkan pertumbuhan penjualan ritel dan output industri yang lebih lemah untuk April, Rabu kemarin. Hal itu menambah tekanan pada Beijing untuk meluncurkan lebih banyak stimulus karena perang dagang dengan Amerika Serikat terus meningkat.
Memanasnya perang dagang antar kedua ekonomi terbesar dunia itu disebabkan oleh langkah Presiden AS Donald Trump yang tiba-tiba menaikkan bea masuk pada US$ 200 miliar barang China, dari 10% menjadi 25%. Langkah ini bahkan dilakukan di tengah-tengah diadakannya diskusi dagang kedua negara.
Tindakan itu langsung dibalas oleh China, yang menaikkan tarif impor dari 5% hingga 10% saat ini menjadi mencapai 25% pada barang AS senilai US$60 miliar. Kebijakan ini akan mulai berlaku pada 1 Juni mendatang.
(prm) Next Article Koper sampai Lampu, Ini 9 Produk China Korban Perang Dagang
NDRC adalah lembaga perencanaan nasional di China.
"Namun, dampak tersebut masih terkendali dan tindakan balasan akan dilakukan ketika diperlukan untuk menjaga kegiatan ekonomi tetap dalam target yang wajar," kata lembaga pemerintah itu, dilansir dari Reuters.
Padahal, Negeri Tirai Bambu itu secara mengejutkan melaporkan pertumbuhan penjualan ritel dan output industri yang lebih lemah untuk April, Rabu kemarin. Hal itu menambah tekanan pada Beijing untuk meluncurkan lebih banyak stimulus karena perang dagang dengan Amerika Serikat terus meningkat.
Memanasnya perang dagang antar kedua ekonomi terbesar dunia itu disebabkan oleh langkah Presiden AS Donald Trump yang tiba-tiba menaikkan bea masuk pada US$ 200 miliar barang China, dari 10% menjadi 25%. Langkah ini bahkan dilakukan di tengah-tengah diadakannya diskusi dagang kedua negara.
Tindakan itu langsung dibalas oleh China, yang menaikkan tarif impor dari 5% hingga 10% saat ini menjadi mencapai 25% pada barang AS senilai US$60 miliar. Kebijakan ini akan mulai berlaku pada 1 Juni mendatang.
(prm) Next Article Koper sampai Lampu, Ini 9 Produk China Korban Perang Dagang
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular