Perang Dagang, Xi Jinping Sindir 'America First' Milik Trump

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
15 May 2019 16:33
Tidak ada negara yang bisa berdiri sendiri, kata Presiden China Xi Jinping.
Foto: Presiden China Xi Jinping di acara Konferensi Dialog Peradaban Asia, Rabu (15/5/2019). (Foto: REUTERS/Thomas Peter)
Beijing, CNBC Indonesia - China memiliki sejarah gemilang karena terbuka bagi dunia dan akan menjadi lebih terbuka ke depannya. Demikian disampaikan Presiden Xi Jinping, Rabu (15/5/2019), dalam pidato publik pertamanya sejakĀ ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) meningkat pekan lalu.

China dan AS terbelit dalam perang dagang yang semakin panas, dan kedua ekonomi terbesar dunia itu saling menaikkan bea impor. Tepat sebelum Xi berbicara, pemerintah melaporkan pertumbuhan penjualan ritel dan hasil industri yang lebih lemah di April.

China, Senin, mengumumkan kenaikan tarif atas barang-barang AS senilai US$60 miliar, yang akan berlaku pada tanggal 1 Juni. Itu merupakan tarif balasan atas keputusan AS pada hari Jumat untuk menaikkan bea masuk atas impor China senilai US$200 miliar.

Xi berpidato di sebuah forum di Beijing yang diselenggarakan oleh kementerian propaganda, yang disebut Konferensi Dialog Peradaban Asia. Xi tidak secara langsung membahas perang dagang, sebaliknya ia berfokus pada menggambarkan China sebagai negara yang tidak mengancam dan terbuka untuk semua negara lain.


Peradaban China adalah "sistem terbuka" yang terus-menerus bertukar dan belajar dari budaya lain, termasuk Budha, Marxisme dan Islam, kata Xi pada forum itu.

"China hari ini bukan hanya Chinanya China. Negara ini adalah Chinanya Asia dan China dunia. China di masa depan akan mengambil sikap yang lebih terbuka untuk merangkul dunia," tambahnya, mengutip Reuters.

Tidak ada negara yang bisa berdiri sendiri, kata Xi. Hal ini mungkin merupakan sindiran bagi kebijakan "America First" Presiden AS Donald Trump.

"Peradaban akan kehilangan vitalitas jika negara-negara kembali ke isolasi dan memutuskan diri dari dunia," kata Xi.

"Orang-orang di negara-negara Asia berharap untuk menjauhkan diri dari menutup diri, dan berharap bahwa semua negara akan mematuhi semangat keterbukaan dan mempromosikan komunikasi kebijakan, konektivitas, dan perdagangan yang lancar," jelasnya.

Perang Dagang, Xi Jinping Sindir 'America First' Milik TrumpFoto: Presiden China Xi Jinping di acara Konferensi Dialog Peradaban Asia, Rabu (15/5/2019). (Foto: REUTERS/Thomas Peter)

Xi tidak menawarkan langkah konkret baru untuk membuka China, selain dari mengusulkan rencana promosi pariwisata Asia, dan bahkan dia tidak memberikan rinciannya.

Para pejabat menyebut forum itu sebagai bagian dari upaya untuk memberi gambaran yang lebih lembut tentang China yang sedang tumbuh, meski forum itu hanya dihadiri sedikit pemimpin asing. Beberapa pemimpin dunia yang hadir termasuk presiden Yunani, Sri Lanka, dan Singapura.

China telah menghadapi tentangan atas beberapa ambisi globalnya, terutama di Barat dan di AS, di mana sumber kecurigaan terhadap teknologi China berada. AS juga memiliki kecurigaan pada Inisiatif Belt dan Road Xi untuk menciptakan kembali Old Silk Road, dan Institusi Konfusius yang dikelola pemerintah untuk mengajar bahasa China.

China juga menghadapi kritik karena memiliki kontrol dunia maya yang ketat, meskipun penyelenggara forum itu membuka blokir internet untuk media asing, dan untuk kampanye pendidikan ulang yang kontroversial bagi umat Islam di wilayah Xinjiang, jauh di Barat China.
(prm) Next Article Xi Jinping: Tidak Ada yang Bisa Mendikte China!

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular