Peringatan Penting KPK dan 5 Investasi Raksasa China di RI

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
10 May 2019 20:29
Peringatan Penting KPK dan 5 Investasi Raksasa China di RI
Foto: Pertemuan bilateral antara Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing (Andrea Verdelli/Pool via REUTERS)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sudah bukan rahasia bahwa China merupakan salah satu negara yang paling aktif menggelontorkan dana untuk membiayai sejumlah proyek di Indonesia.

Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), ada dana investasi sebesar US$ 2,37 miliar dari China yang masuk ke Indonesia untuk membiayai 1.562 proyek sektor riil. Dengan jumlah sebesar itu China menjadi negara dengan nilai penanaman modal terbesar ketiga sepanjang tahun 2018. Hanya kalah dari Singapura dan Jepang.

Namun belakangan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memperingatkan agar BUMN mewaspadai investasi dari China. Sebab, investasi China kerap kali tidak memenuhi standar lingkungan, hak asasi manusia (HAM), dan good corporate governance (GCG).

Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua KPK, Laode M. Syarif dalam sebuah seminar di Jakarta, Kamis (9/5/2019).

Untuk itu, sepatutnya proyek-proyek tersebut, terutama yang menjadi proyek strategis nasional harus dapat dipantau oleh publik agar mendapat pengawasan yang maksimal.

Berikut beberapa proyek nasional yang mendapat pembiayaan dari China.

1. Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB)

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan salah satu fokus pembangunan infrastruktur di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).

ProyekKCJB dijadwalkan berlangsung selama 36 bulan kalender kerja untuk pekerjaan konstruksi membanguntrase sepanjang 142,3 km. Dengan target operasional pada 2021 mendatang, total nilai investasi proyek ini mencapai US$ 6,071 miliar.

Setelah Jokowi menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat Jakarta-Bandung, resmi sudah keterlibatan China dalam proyek tersebut.

Sebagai pembiayaan, China menawarkan pinjaman sebesar US$ 5,5 miliar dengan jangka waktu 50 tahun dan tingkat bunga 2% per tahun. Dana sebesar itu akan dikembangkan dengan pola Business to Business (B2B) berbasis penanaman modal asing (PMA) tanpa sedikitpun menyerap anggaran belanja pemerintah.

Perusahaan yang bertindak sebagai investor proyek ini adalah PT Kereta Cepat Indonesia China, yang merupakan konsorsium gabungan antara PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia dan Beijing Yawan HSR Co Ltd.

2. Jalan Tol Balikpapan-Samarinda

Rencananya, jalan tol ini akan membentang sepanjang 99 km dari Kota Samarinda hingga Bandara Internasional Sepinggan di kota Balikpapan. Jalan tol ini akan dibagi menjadi 5 seksi dan direncanakan memiliki dua lajur untuk masing-masing arah.

Untuk merealisasikan proyek ini, pemerintah menggunakan skema pendanaan Supported-Build-Operate-Transfer (SBOT), dimana pemerintah membangun sebagian seksi, dan sebagian lainnya dilelang kepada investor swasta.

Pemerintah akan membangun seksi I dan seksi V. Tapi pembiayaan tidak ditanggung pemerintah sendirian. Seksi I dibiayai dari APBN dan APBD, sedangkan seksi V mendapat pinjaman dari Pemerintah China senilai Rp 720 miliar.

Sedangkan seksi II, III, dan IV, dikerjakan oleh pihak swasta dalam negeri.

Jalan tol ini juga melalui Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, daerah yang sempat ditinjau oleh Jokowi sebagai calon Ibu Kota Baru. Pemerintah menargetkan jalan tol ini bisa mulai beroperasi pada akhir tahun 2019.

BERLANJUT KE HALAMAN 2
3. Proyek Jalan Tol Manado-Bitung

Pembangunan jalan tol sepanjang 39 km ini terbagi dalam dua seksi, yaitu seksi I Manado-Airmadidi dan seksi II Airmadidi-Bitung. Total investasi yang dibutuhkan untuk merealisasi proyek ini mencapai Rp 5,12 triliun.

Berdasar laporan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), dibutuhkan untuk mendukung pengembangan pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di kawasan Manado, Minahasa, dan Bitung. Selain itu ini juga akan menjadi jalan akses utama menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Pelabuhan Internasional Bitung.

Tol yang ditargetkan beroperasi penuh pada tahun 2019 ini mendapat pinjaman dari China sebesar Rp 1 triliun untuk membangun seksi I yang sepanjang 14,09 km. Sedangkan seksi II yang sepanjang 25,5 km dikerjakan dan dibiayai oleh swasta.

4. Jalan Tol Serang-Panimbang

Pembangunan jalan tol sepanjang 83,6 km ini akan menelan biaya investasi sebesar Rp 1,19 triliun. Jalan ini nantinya akan menyediakan akses ke KEK Tanjung Lesung dan Taman Nasional Ujung Kulon.

Proyek ini direncanakan akan terdiri dari tiga seksi, yaitu seksi I Serang-Rangkasbitung, Seksi II Rangkasbitung-Cileles, dan Seksi III Cileles-Panimbang.

Selain untuk pengembangan pariwisata, keberadaan jalan tol ini diharapkan dapat membuat arus logistik barang dari kawasan industri di Pandegelang ke Jakarta lebih efisien.

Awalnya, pendanaan yang digunakan dalam proyek menggunakan skema SBOT. Namun mempertimbangkan keterbatasan pagu anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan arahan Presiden untuk memulai konstruksi pada tahun 2018, skema anggaran diganti menjadi pinjaman dari China.

Akan tetapi masih belum diketahui bagaimana dan besaran investasi yang diharapkan datang dari Negeri Tirai Bambu.

5. Jembatan Suramadu

Jembatan yang menghubungkan antara Surabaya dan Madura ini telah selesai dibangun sejak tahun 2009. Pembangunan Suramadu telah dimulai sejak tahun 2003 dan memakan biaya hingga Rp 5,4 triliun.

Mengutip CNN Indonesia, sekitar 46% atau Rp 2,5 triliun dari total biaya untuk membangun jembatan ini didapat dari utang ke konsorsium China.

Pada awalnya jembatan ini merupakan jalan tol berbayar, baik untuk sepeda motor, maupun kendaraan roda emat atau lebih.

Namun sejak Oktober 2018, Jokowi secara resmi mengubah status Jembatan Suramadu menjadi jalan non tol. Degan begitu, semua kendaraan dapat melintas tanpa biaya sepeser pun.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular