
CAD Melebar, Darmin: Pertamina Siap Setop Impor Solar & Avtur
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
10 May 2019 14:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) Indonesia pada kuartal I-2019, tercatat sebesar US$ 6,96 miliar atau setara dengan 2,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini lebih tinggi dari kuartal I-2018 yang hanya 2,01%
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui adanya peningkatan CAD. Hal ini dikarenakan defisit di sektor migas.
"Kita memang masih dibebani dengan defisit yang agak besar di sektor migas. Sebetulnya mulai bulan depan migas itu terutama avtur sama solar kita tak akan impor lagi," kata Darmin di Kantornya, Jumat (10/5/2019).
Lalu bagaimana memenuhi domestik terkait solar dan avtur?
"Kita mau pakai produk kita di dalam yang diolah di sini," tegas Darmin.
Menurut Darmin, dengan adanya penahanan impor dan ekspor yang digenjot diharapkan kuartal II-2019 CAD bisa membaik. Penyetopan impor ini dilakukan mulai Mei 2019.
"Mulai Mei ini sudah mulai [setop impor]," kata Darmin.
Darmin juga mengatakan sedikit banyak perang dagang AS dan China mempengaruhi Indonesia. Namun, ia belum bisa memproyeksikan sejauh mana Indonesia terkena dampak tersebut.
"Tentu pengaruh [Kebijakan Trump dan China]. Walaupun belum bisa itung, tapi kalau berkelanjutan maka dampaknya jelas. China akan kena pertumbuhan ekonominya, dan impor itu turun."
(dru) Next Article Duh! Dari 34 Provinsi, Cuma 7 Daerah yang Surplus Beras
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui adanya peningkatan CAD. Hal ini dikarenakan defisit di sektor migas.
"Kita memang masih dibebani dengan defisit yang agak besar di sektor migas. Sebetulnya mulai bulan depan migas itu terutama avtur sama solar kita tak akan impor lagi," kata Darmin di Kantornya, Jumat (10/5/2019).
![]() |
"Kita mau pakai produk kita di dalam yang diolah di sini," tegas Darmin.
Menurut Darmin, dengan adanya penahanan impor dan ekspor yang digenjot diharapkan kuartal II-2019 CAD bisa membaik. Penyetopan impor ini dilakukan mulai Mei 2019.
"Mulai Mei ini sudah mulai [setop impor]," kata Darmin.
Darmin juga mengatakan sedikit banyak perang dagang AS dan China mempengaruhi Indonesia. Namun, ia belum bisa memproyeksikan sejauh mana Indonesia terkena dampak tersebut.
"Tentu pengaruh [Kebijakan Trump dan China]. Walaupun belum bisa itung, tapi kalau berkelanjutan maka dampaknya jelas. China akan kena pertumbuhan ekonominya, dan impor itu turun."
(dru) Next Article Duh! Dari 34 Provinsi, Cuma 7 Daerah yang Surplus Beras
Most Popular