Tarif Batas Atas Pesawat Turun 15%, So What?
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
10 May 2019 08:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Jurus baru Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebagai solusi atas mahalnya tiket pesawat akhirnya terungkap: menurunkan tarif batas atas (TBA). Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengonfirmasi TBA tiket pesawat akan turun 15%.
"Itu range di situ. Kita finalkan hari Senin," ujarnya selepas menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (9/5/2019).
Menurut dia, ada berbagai dasar di balik penurunan TBA. Mulai dari harga pokok penjualan (HPP) yang mendasarkan pada on time performance (OTP), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, harga avtur, dan load factor.
"Didasarkan itu ditemukan setelah satu angka harga pokok rata-rata. Dengan dasar itu berarti kita masih ada ruang untuk bisa menurunkan batas atas," kata Budi Karya.
Mantan direktur utama PT Angkasa Pura II (Persero) itu menuturkan, penurunan TBA tiket pesawat sudah dibicarakan dengan maskapai. Posisi Kemenhub adalah mengomunikasikan, bukan meminta persetujuan.
"Ya itu sudah kita hitung kok," kata Budi Karya menjawab pertanyaan perihal keberatan asosiasi perihal biaya operasional yang tidak ikut turun.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan lebih dulu membocorkan rencana penurunan TBA tiket pesawat sebesar 15%. Meski belum resmi diputuskan, namun langkah itu telah masuk tahap finalisasi.
"Kan sudah turun harga atas 15%, 15%, ya tadi dibilang turun, Garuda juga bilang yes, si Rini [Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno] kan juga udah bilang tuh," ungkap Luhut, Rabu (8/5/2019).
Nantinya, Luhut tetap bakal memperhatikan mekanisme pasar. Dia meminta masyarakat agar tenang saja mengenai harga tiket pesawat. Di sisi lain, dia juga tidak ingin kinerja keuangan maskapai kian menderita.
"Ya kita lihat market, demand, gimana mekanisme di market. Sekarang ini harga minyak kita minta juga supaya jangan Pertamina sajalah, jadi supaya masuk private sector lain sehingga kalau ada kompetisi harganya itu bisa turun," tandasnya.
Dia mencermati, saat ini kebutuhan bahan bakar masih menjadi persoalan yang membuat tingginya biaya operasional. Dia menyebut bahkan perbandingan harga avtur di RI dengan Singapura mencapai 25%.
"Kalau sekarang kan beda dengan Singapura masih 25%. Kita mau jangan beda jauh dengan Singapura. Singapura sudah saja impor, harga minyaknya lebih murah dari kita," tandasnya.
Berdasarkan pengamatan CNBC Indonesia, rata-rata maskapai saat ini memasang tarif mendekati TBA. Rentang prosentase bervariasi mulai 65-100% dari TBA.
Adapun yang mendekati tarif batas bawah (TBB) nyaris tidak tersedia sama sekali. TBB ini berdasarkan aturan yang berlaku dipatok 35% dari TBA. Tentu saja, dalam hal ini maskapai tidak melakukan pelanggaran.
Namun, yang menjadi keluhan publik justru bukan pada tingginya TBA, melainkan kebijakan maskapai yang seolah kompak ogah pasang tarif mendekati TBB.
Lantas, sejauh apa penurunan TBA 15% ini berdampak menekan mahalnya harga tiket? Ataukah justru akan memacu maskapai kian kompak ramai-ramai memasang tarif 100% TBA?
"Ya kita lihat nanti kan musti dievaluasi semua. Lagian kan musti lari kepada maket, mekanisme itu," beber Luhut.
Saksikan video tanggapan Garuda Indonesia mengenai harga tiket pesawat berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Tiket Pesawat Makin Mahal, Apa Komentar Menko Luhut?
"Itu range di situ. Kita finalkan hari Senin," ujarnya selepas menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (9/5/2019).
Menurut dia, ada berbagai dasar di balik penurunan TBA. Mulai dari harga pokok penjualan (HPP) yang mendasarkan pada on time performance (OTP), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, harga avtur, dan load factor.
Mantan direktur utama PT Angkasa Pura II (Persero) itu menuturkan, penurunan TBA tiket pesawat sudah dibicarakan dengan maskapai. Posisi Kemenhub adalah mengomunikasikan, bukan meminta persetujuan.
"Ya itu sudah kita hitung kok," kata Budi Karya menjawab pertanyaan perihal keberatan asosiasi perihal biaya operasional yang tidak ikut turun.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan lebih dulu membocorkan rencana penurunan TBA tiket pesawat sebesar 15%. Meski belum resmi diputuskan, namun langkah itu telah masuk tahap finalisasi.
"Kan sudah turun harga atas 15%, 15%, ya tadi dibilang turun, Garuda juga bilang yes, si Rini [Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno] kan juga udah bilang tuh," ungkap Luhut, Rabu (8/5/2019).
Nantinya, Luhut tetap bakal memperhatikan mekanisme pasar. Dia meminta masyarakat agar tenang saja mengenai harga tiket pesawat. Di sisi lain, dia juga tidak ingin kinerja keuangan maskapai kian menderita.
"Ya kita lihat market, demand, gimana mekanisme di market. Sekarang ini harga minyak kita minta juga supaya jangan Pertamina sajalah, jadi supaya masuk private sector lain sehingga kalau ada kompetisi harganya itu bisa turun," tandasnya.
Dia mencermati, saat ini kebutuhan bahan bakar masih menjadi persoalan yang membuat tingginya biaya operasional. Dia menyebut bahkan perbandingan harga avtur di RI dengan Singapura mencapai 25%.
![]() |
"Kalau sekarang kan beda dengan Singapura masih 25%. Kita mau jangan beda jauh dengan Singapura. Singapura sudah saja impor, harga minyaknya lebih murah dari kita," tandasnya.
Berdasarkan pengamatan CNBC Indonesia, rata-rata maskapai saat ini memasang tarif mendekati TBA. Rentang prosentase bervariasi mulai 65-100% dari TBA.
Adapun yang mendekati tarif batas bawah (TBB) nyaris tidak tersedia sama sekali. TBB ini berdasarkan aturan yang berlaku dipatok 35% dari TBA. Tentu saja, dalam hal ini maskapai tidak melakukan pelanggaran.
Namun, yang menjadi keluhan publik justru bukan pada tingginya TBA, melainkan kebijakan maskapai yang seolah kompak ogah pasang tarif mendekati TBB.
Lantas, sejauh apa penurunan TBA 15% ini berdampak menekan mahalnya harga tiket? Ataukah justru akan memacu maskapai kian kompak ramai-ramai memasang tarif 100% TBA?
"Ya kita lihat nanti kan musti dievaluasi semua. Lagian kan musti lari kepada maket, mekanisme itu," beber Luhut.
Saksikan video tanggapan Garuda Indonesia mengenai harga tiket pesawat berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Tiket Pesawat Makin Mahal, Apa Komentar Menko Luhut?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular