Repsol Lakukan Pengeboran Ke-2 di Blok Gas Raksasa RI

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
09 May 2019 17:11
Repsol siapkan pengeboran kedua di blok gas raksasa RI pada tahun ini
Foto: Repsol esdm. (dok.esdm)
Jakarta, CNBC Indonesia- Setelah menemukan cadangan gas pada pengeboran pertama, Repsol kini berencana untuk mengebor suatu sumur kedua atau sumur kajian di blok Sakakemang pada kuartal IV-2019, sebagai bagian dari upayanya untuk mempercepat produksi gas pertama dari penemuan terbesar saat ini.

Melalui keterangan resmi perusahaan, Repsol mengatakan, akan berkerja dengan mitra kerjanya, Petronas dan MOECO sepanjang tahun depan, untuk meningkatkan kajian teknis sumber daya yang dimiliki dalam penemuan tersebut, maupun, opsi-opsi pengembangan yang matang agar dapat dilanjutkan ke pengembangan lapangan.

"Repsol sepenuhnya berkomitmen untuk pengembangan lebih lanjut penemuan sumur Kaliberau Dalam (KBD-2X) Sakakemang dan mencermati berbagai kesempatan dalam rangka mempercepat produksi agar dapat memenuhi kebutuhan energi yang terus berkembang dari perekonomian Indonesia," tulis Repsol, Kamis (9/5/2019).

"Dengan dukungan kuat dari pemerintah Indonesia, perusahaan dan mitra kerjanya berharap dapat mencapai gas pertama dalam waktu tiga tahun, jauh di depan dari apa yang telah dicapai oleh proyek-proyek serupa sebelumnya," tambahnya.

Adapun, sebelumnya, Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Sukandar mengungkapkan, ada potensi temuan cadangan baru yang lokasinya dekat dengan blok Sakakemang. Kendati demikian, ia masih enggan menjabarkan lebih detil.

"Di sebelah situ (dekat Sakakemang) ada penemuan lagi, tapi belum bisa diumumkan karena lagi assessment. Ini sudah proven, dengan fracture basement, ada gas di situ," ujar Sukandar saat dijumpai di Jakarta, Rabu (8/5/2019).

Repsol Lakukan Pengeboran Ke-2 di Blok Gas Raksasa RI Foto: Infografis/Sakakemang Calon Blok Gas Raksasa RI/Arie Pratama


Untuk potensi cadangannya, Sukandar menilai, cukup mengesankan, bisa lebih besar dibandingkan Jambaran Tiung Biru (JTB).

"Potensinya lumayan, sebesar 2 TCF, sedikit lebih kecil dibanding IDD tapi lebih besar dari Jambaran Tiung Biru (JTB) yang sebesar 1,2 TCF. Ini beri harapan bahwa supply gas di Sumatra Selatan masih tumbuh," pungkas Sukandar.
(gus) Next Article Lama Tak Terdengar, Apa Kabar Proyek Gas Raksasa Sakakemang?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular