Trump Mengancam Lagi, Begini Kronologi Perang Dagang AS-China
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
07 May 2019 14:55

22 Januari 2018: Pemerintahan Trump mengumumkan tarif impor bagi sel surya impor dan mesin cuci tertentu. China mengkritik langkah itu.
2 Maret 2018: Trump menembakkan ketakutan ke dalam bisnis dan pasar keuangan dengan mendukung perang dagang. Ia memposting melalui Twitternya, mengatakan perang dagang mudah untuk dimenangkan.
8 Maret 2018: Trump menandatangani 25% tarif untuk baja dan 10% bea masuk atas aluminium, mengutip badan keamanan nasional. Kanada dan Meksiko awalnya dibebaskan dari tarif ini.
22 Maret 2018: Sebagai hasil dari investigasi Section 301, Trump mengumumkan rencana untuk menerapkan tarif, penyelesaian sengketa Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan pembatasan investasi di China.
1 April 2018: China menaikkan tarif untuk produk daging babi dan skrap aluminium hingga 25%. Beijing juga memberlakukan tarif 15% untuk 120 komoditas AS lainnya, mulai dari almond hingga apel. Tarif itu berlaku minggu itu juga.
3 April 2018: Kantor Perwakilan Perdagangan AS merilis daftar tarif yang diusulkan untuk impor China senilai kira-kira US$50 miliar, termasuk produk yang digunakan untuk robotika, teknologi informasi, komunikasi, dan kedirgantaraan. Sekitar 1.300 lini produk akan diumumkan untuk mendapat tanggapan publik sebelum tarif diterapkan.
4 April 2018: Kementerian Perdagangan China merilis daftar barang yang akan dikenai tarif, yang mencakup 106 produk AS, termasuk kacang kedelai, daging sapi, jagung, beberapa pesawat terbang, dan berbagai kendaraan. Tidak ada tanggal efektif untuk penerapan tarif, yang dirancang untuk dikenakan pada barang AS senilai US$50 miliar.
5 April 2018: Trump mengatakan dia telah meminta Perwakilan Perdagangan AS untuk mempertimbangkan tarif tambahan senilai US$100 miliar terhadap China.
6 April 2018: Kementerian Perdagangan China mengatakan jika AS menerapkan tarif tersebut, maka Beijing siap untuk membalas segera.
10 April 2018: China mengajukan keluhan kepada WTO tentang tarif Trump untuk impor baja dan aluminium.
Pada hari yang sama, Xi berbicara tentang rencana China untuk meningkatkan impor, menurunkan tarif impor mobil, membuka industri jasa keuangannya untuk asing dan meningkatkan perlindungan kekayaan intelektual. Pidatonya di Forum Boao untuk Asia tidak secara langsung membahas sengketa perdagangan dengan AS dan tidak mencakup bidang baru reformasi.
Trump mengatakan dalam sebuah tweet dia 'sangat bersyukur' atas 'kata-kata ramah Xi tentang tarif dan hambatan mobil'.
16 April 2018: Departemen Perdagangan AS melarang raksasa peralatan telekomunikasi China, ZTE, membeli komponen AS selama tujuh tahun, mengatakan perusahaan telah melanggar kesepakatan yang dicapai karena melakukan pengiriman ilegal ke Iran dan Korea Utara. Perdagangan saham ZTE kemudian dihentikan di Hong Kong dan Shenzhen.
3 Mei 2018: Delegasi AS dan China mengadakan putaran pembicaraan perdagangan di Beijing namun tidak menghasilkan resolusi untuk perselisihan mereka. Negosiasi di bulan-bulan berikutnya juga tidak menghasilkan kesepakatan.
13 Mei 2018: Trump memposting di twitter bahwa dia dan Xi bekerja sama untuk membantu ZTE "kembali ke bisnis, secepatnya" karena ada "terlalu banyak pekerjaan di China yang hilang". Pada awal bulan, perusahaan mengatakan harus menghentikan operasi utamanya sebagai akibat dari tindakan AS.
BERLANJUT KE HALAMAN 4
(prm)
2 Maret 2018: Trump menembakkan ketakutan ke dalam bisnis dan pasar keuangan dengan mendukung perang dagang. Ia memposting melalui Twitternya, mengatakan perang dagang mudah untuk dimenangkan.
8 Maret 2018: Trump menandatangani 25% tarif untuk baja dan 10% bea masuk atas aluminium, mengutip badan keamanan nasional. Kanada dan Meksiko awalnya dibebaskan dari tarif ini.
1 April 2018: China menaikkan tarif untuk produk daging babi dan skrap aluminium hingga 25%. Beijing juga memberlakukan tarif 15% untuk 120 komoditas AS lainnya, mulai dari almond hingga apel. Tarif itu berlaku minggu itu juga.
3 April 2018: Kantor Perwakilan Perdagangan AS merilis daftar tarif yang diusulkan untuk impor China senilai kira-kira US$50 miliar, termasuk produk yang digunakan untuk robotika, teknologi informasi, komunikasi, dan kedirgantaraan. Sekitar 1.300 lini produk akan diumumkan untuk mendapat tanggapan publik sebelum tarif diterapkan.
4 April 2018: Kementerian Perdagangan China merilis daftar barang yang akan dikenai tarif, yang mencakup 106 produk AS, termasuk kacang kedelai, daging sapi, jagung, beberapa pesawat terbang, dan berbagai kendaraan. Tidak ada tanggal efektif untuk penerapan tarif, yang dirancang untuk dikenakan pada barang AS senilai US$50 miliar.
5 April 2018: Trump mengatakan dia telah meminta Perwakilan Perdagangan AS untuk mempertimbangkan tarif tambahan senilai US$100 miliar terhadap China.
6 April 2018: Kementerian Perdagangan China mengatakan jika AS menerapkan tarif tersebut, maka Beijing siap untuk membalas segera.
10 April 2018: China mengajukan keluhan kepada WTO tentang tarif Trump untuk impor baja dan aluminium.
Pada hari yang sama, Xi berbicara tentang rencana China untuk meningkatkan impor, menurunkan tarif impor mobil, membuka industri jasa keuangannya untuk asing dan meningkatkan perlindungan kekayaan intelektual. Pidatonya di Forum Boao untuk Asia tidak secara langsung membahas sengketa perdagangan dengan AS dan tidak mencakup bidang baru reformasi.
Trump mengatakan dalam sebuah tweet dia 'sangat bersyukur' atas 'kata-kata ramah Xi tentang tarif dan hambatan mobil'.
16 April 2018: Departemen Perdagangan AS melarang raksasa peralatan telekomunikasi China, ZTE, membeli komponen AS selama tujuh tahun, mengatakan perusahaan telah melanggar kesepakatan yang dicapai karena melakukan pengiriman ilegal ke Iran dan Korea Utara. Perdagangan saham ZTE kemudian dihentikan di Hong Kong dan Shenzhen.
3 Mei 2018: Delegasi AS dan China mengadakan putaran pembicaraan perdagangan di Beijing namun tidak menghasilkan resolusi untuk perselisihan mereka. Negosiasi di bulan-bulan berikutnya juga tidak menghasilkan kesepakatan.
13 Mei 2018: Trump memposting di twitter bahwa dia dan Xi bekerja sama untuk membantu ZTE "kembali ke bisnis, secepatnya" karena ada "terlalu banyak pekerjaan di China yang hilang". Pada awal bulan, perusahaan mengatakan harus menghentikan operasi utamanya sebagai akibat dari tindakan AS.
BERLANJUT KE HALAMAN 4
(prm)
Next Page
China Menyerang Balik
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular