
Bangun Smelter Gresik, Freeport Tak Lagi Gandeng Mitsubishi
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
06 May 2019 15:22

Jakarta, CNBC Indonesia- Lambatnya progres pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, salah satunya karena sebab pergantian operator. Freeport memutuskan tak lagi menggunakan mitsubishi sebagai operator di pabrik pengolahan mereka.
Sebelumnya, Freeport dan Mitsubishi telah memiliki PT Smelting Gresik yang mengolah tembaga dan emas dari tambang Freeport Papua sejak 1998.
Namun, Direktur Pembinaan dan Pengusaha Mineral Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengatakan untuk smelter yang baru ini Freeport tak lagi menggandeng Mitsubishi. "Ada perubahan metode yang tadinya menggunakan Mitsubishi berubah menjadi Auto
tech," ujar Yunus saat dijumpai di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Senin (6/5/2019).
Yunus menjelaskan semula progres pembangunan smelter sudah mencapai 4,67% lalu karena berganti ke sistem Auto Tech menjadi 3,86%. Ini sebenarnya sudah mencapai target 6 bulan yang ditetapkan pemerintah.
Progres 3,86% tersebut termasuk persiapan awal, feasibility study, studi lingkungan, sewa lahan selama lima tahun. "Selain itu juga mengenai persiapan lahan, detail geoteknikal, dan investigasi. Jadi lebih banyak kepada studi, garis besarnya pematangan lahan."
Soal perpindahan ini dilaporkan Freeport pada Februari lalu, alasannya karena ada ketidaksepakatan dalam kontrak dan bisnis secara business to business kedua belah pihak. Tapi, dari sisi teknologi sebenarnya baik Mitsubishi maupun Auto Tech sudah teruji.
"Mitsubisi ingin istilahnya kontrak penuh, sementara Freeport tidak mau. Biayanya tambah besar dan tidak efisien, Auto Tech lebih murah dari sisi power," jelas Yunus.
Progres pembangunan fasilitas pemurnian dan pengolahan (smelter) PT Freeport Indonesia hingga Februari 2019 tercatat baru mencapai 3,86% dari rencana (kurva S) yang disampaikan kepada pemerintah Indonesia.
Pembangunan smelter ini diperkirakan selesai pada 2022 mendatang.
"Kemajuan pembangunan smelter PTFI sampai Februari mencapai 3,86%, hampir 100% dari rencana yang disampaikan kepada pemerintah, diharapkan pada akhir tahun 2022 pembangunan smelter sudah selesai, sudah keluar asapnya-lah," ujar Direktur Utama Freeport Indonesia, Tony Wenas, seperti dikutip melalui keterangan resmi Kementerian ESDM, Senin (6/5/2019).
(gus/gus) Next Article Progres Masih 3,9%, ESDM: Smelter Freeport Jadi di Gresik
Sebelumnya, Freeport dan Mitsubishi telah memiliki PT Smelting Gresik yang mengolah tembaga dan emas dari tambang Freeport Papua sejak 1998.
![]() |
Pilihan Redaksi |
Namun, Direktur Pembinaan dan Pengusaha Mineral Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengatakan untuk smelter yang baru ini Freeport tak lagi menggandeng Mitsubishi. "Ada perubahan metode yang tadinya menggunakan Mitsubishi berubah menjadi Auto
tech," ujar Yunus saat dijumpai di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Senin (6/5/2019).
Yunus menjelaskan semula progres pembangunan smelter sudah mencapai 4,67% lalu karena berganti ke sistem Auto Tech menjadi 3,86%. Ini sebenarnya sudah mencapai target 6 bulan yang ditetapkan pemerintah.
Progres 3,86% tersebut termasuk persiapan awal, feasibility study, studi lingkungan, sewa lahan selama lima tahun. "Selain itu juga mengenai persiapan lahan, detail geoteknikal, dan investigasi. Jadi lebih banyak kepada studi, garis besarnya pematangan lahan."
Soal perpindahan ini dilaporkan Freeport pada Februari lalu, alasannya karena ada ketidaksepakatan dalam kontrak dan bisnis secara business to business kedua belah pihak. Tapi, dari sisi teknologi sebenarnya baik Mitsubishi maupun Auto Tech sudah teruji.
"Mitsubisi ingin istilahnya kontrak penuh, sementara Freeport tidak mau. Biayanya tambah besar dan tidak efisien, Auto Tech lebih murah dari sisi power," jelas Yunus.
Progres pembangunan fasilitas pemurnian dan pengolahan (smelter) PT Freeport Indonesia hingga Februari 2019 tercatat baru mencapai 3,86% dari rencana (kurva S) yang disampaikan kepada pemerintah Indonesia.
Pembangunan smelter ini diperkirakan selesai pada 2022 mendatang.
"Kemajuan pembangunan smelter PTFI sampai Februari mencapai 3,86%, hampir 100% dari rencana yang disampaikan kepada pemerintah, diharapkan pada akhir tahun 2022 pembangunan smelter sudah selesai, sudah keluar asapnya-lah," ujar Direktur Utama Freeport Indonesia, Tony Wenas, seperti dikutip melalui keterangan resmi Kementerian ESDM, Senin (6/5/2019).
(gus/gus) Next Article Progres Masih 3,9%, ESDM: Smelter Freeport Jadi di Gresik
Most Popular