Istana Tegaskan Pemindahan Ibu Kota Tak Ujug-ujug Muncul
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
04 May 2019 20:10
Jakarta, CNBC Indonesia - Ibu kota Indonesia pindah dari Jakarta? Wacana ini tentu bukan sesuatu yang baru dan sebenarnya sudah ada sejak sejak zaman Hindia Belanda.
Meskipun wacana ini sudah lama, di era kemerdekaan tak ada satupun Presiden Indonesia yang berhasil mengeksekusinya. Alhasil, Ibu Kota Indonesia, ya tetap saja berada di Jakarta.
Di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), wacana tersebut kembali mengemuka. Bahkan, sudah studi konkret yang dilakukan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.
Meski demikian, tak sedikit kalangan yang menganggap bahwa rencana ini hanya akan menjadi isapan jempol semata dan hanya sebagai bentuk pengalihan isu atas sejumlah nama menteri yang terjerat kasus korupsi.
Kepala Staf Kepresidenan Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika pun menampik stigma negatif atas rencana pemindahan ibu kota. Rencana ini, bukan keluar begitu saja tanpa pertimbangan.
"Tidak, ini suatu kegiatan yang luar biasa besar. Hanya diputuskan dengan adanya basis dukungan teknokratis yang memadai," kata Erani dalam sebuah diskusi, Sabtu (4/5/2019).
Erani mengakui, wacana pemindahan ibu kota sejatinya pun sudah dibahas pada saat ia masih berada di internal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah, dan Transmigrasi.
"Itu memang sudah dibahas secara serius rencana pemindahan ibu kota, dan itu mendapatkan tanggapan luar biasa dari publik. Presiden akhirnya memberikan penugasan kepada Bappenas untuk lakukan kajian," jelasnya.
Menurut Erani, sekarang merupakan saat yang tepat untuk melahirkan kembali wacana pemindahan ibu kota, yang sudah sejak lama tak menjadi kenyataan.
"Memang sekarang saat yang tepat setelah menjalani tahapan-tahapan politik yang menguras pikiran," tegasnya.
Berapa bujet untuk memindahkan ibu kota Indonesia dari Jakarta?
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Bukit Soeharto Ditawarkan Buat Ibu Kota, Mau Pak Jokowi?
Meskipun wacana ini sudah lama, di era kemerdekaan tak ada satupun Presiden Indonesia yang berhasil mengeksekusinya. Alhasil, Ibu Kota Indonesia, ya tetap saja berada di Jakarta.
Di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), wacana tersebut kembali mengemuka. Bahkan, sudah studi konkret yang dilakukan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.
Meski demikian, tak sedikit kalangan yang menganggap bahwa rencana ini hanya akan menjadi isapan jempol semata dan hanya sebagai bentuk pengalihan isu atas sejumlah nama menteri yang terjerat kasus korupsi.
Kepala Staf Kepresidenan Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika pun menampik stigma negatif atas rencana pemindahan ibu kota. Rencana ini, bukan keluar begitu saja tanpa pertimbangan.
"Tidak, ini suatu kegiatan yang luar biasa besar. Hanya diputuskan dengan adanya basis dukungan teknokratis yang memadai," kata Erani dalam sebuah diskusi, Sabtu (4/5/2019).
Erani mengakui, wacana pemindahan ibu kota sejatinya pun sudah dibahas pada saat ia masih berada di internal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah, dan Transmigrasi.
"Itu memang sudah dibahas secara serius rencana pemindahan ibu kota, dan itu mendapatkan tanggapan luar biasa dari publik. Presiden akhirnya memberikan penugasan kepada Bappenas untuk lakukan kajian," jelasnya.
Menurut Erani, sekarang merupakan saat yang tepat untuk melahirkan kembali wacana pemindahan ibu kota, yang sudah sejak lama tak menjadi kenyataan.
"Memang sekarang saat yang tepat setelah menjalani tahapan-tahapan politik yang menguras pikiran," tegasnya.
Berapa bujet untuk memindahkan ibu kota Indonesia dari Jakarta?
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Bukit Soeharto Ditawarkan Buat Ibu Kota, Mau Pak Jokowi?
Tags
Related Articles
Recommendation
Most Popular