Serangan Bom Bisa Pukul Pariwisata & Ekonomi Sri Lanka

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
23 April 2019 13:05
Serangkaian ledakan bom di beberapa gereja dan hotel di Sri Lanka berpotensi memukul sektor pariwisata dan ekonomi negara Asia Selatan itu secara keseluruhan.
Foto: Pandangan Gereja St. Sebastian rusak dalam ledakan di Negombo, utara Kolombo, Sri Lanka, Minggu, 21 April 2019. Lebih dari seratus orang tewas dan ratusan lainnya dirawat di rumah sakit dengan luka-luka akibat delapan ledakan yang mengguncang gereja dan hotel di dalam dan di luar ibukota Sri Lanka pada Minggu Paskah, kata para pejabat, kekerasan terburuk yang melanda negara Asia Selatan sejak perang saudara berakhir satu dekade lalu. (Foto AP / Chamila Karunarathne)
Jakarta, CNBC Indonesia - Serangkaian ledakan bom di beberapa gereja dan hotel di Sri Lanka berpotensi memukul sektor pariwisata dan ekonomi negara Asia Selatan itu secara keseluruhan.

Sedikitnya 290 orang tewas dan sekitar 500 lainnya terluka dalam serangan yang terjadi Minggu (21/4/2019) di delapan lokasi di Sri Lanka. Pemerintah setempat kini menerapkan jam malam dan kondisi darurat menyusul kejadian tersebut.


Amerika Serikat (AS) dan China telah mengeluarkan peringatan perjalanan bagi para warga negaranya yang berkunjung ke negara tersebut. Dua peringatan itu dikhawatirkan akan semakin menekan industri pariwisata Sri Lanka.

Jumlah turis yang berkunjung ke negara Asia Selatan itu mencapai 2,33 juta di 2018 atau naik 10,3% dibandingkan setahun sebelumnya, menurut data Otoritas Pengembangan Pariwisata Sri Lanka, dilansir dari CNBC International.

Serangan Bom Bisa Pukul Pariwisata & Ekonomi Sri LankaFoto: Militer Sri Lanka berjaga di dalam sebuah gereja setelah ledakan di Negombo, Sri Lanka 21 April 2019. (REUTERS / Stringer)

Industri pariwisata sendiri memberi sumbangan sekitar 5% terhadap produk domestik bruto Sri Lanka dan merupakan penghasil terbesar ketiga valuta asing bagi negara tersebut, menurut Reuters.

Akhil Bery, seorang analis Asia Selatan di lembaga konsultasi risiko politik Eurasia Group, mengatakan serangan bom saat Paskah itu dapat berdampak signifikan terhadap ekonomi Sri Lanka.


"Dengan mempertimbangkan ekonomi Sri Lanka yang sangat bergantung pada pariwisata, dan khususnya mempertimbangkan banyak pembuatan kebijakannya ditujukan untuk menyelesaikan kesulitan terkait valas,... ini dapat memberi dampak signifikan jangka pendek maupun jangka panjang," ujarnya kepada CNBC International, Senin.

Bom di Sri Lanka itu menewaskan 32 warga negara asing yang beberapa di antaranya tengah berada di negara itu untuk berlibur.

Saksikan video mengenai jumlah korban bom Sri Lanka berikut ini.

[Gambas:Video CNBC]


(prm) Next Article Pejabat Sri Lanka Sengaja Sembunyikan Informasi Soal Bom

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular