Batal Ketemu, Ini Cerita Luhut & Prabowo Telepon-teleponan

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
23 April 2019 09:42
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan akhirnya buka suara soal Prabowo.
Foto: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan saat menghadiri TPS untuk memberikan suara. (CNBC Indonesia/Fikri Muhammad)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan akhirnya buka suara perihal dirinya yang diutus calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo untuk berkomunikasi dengan rivalnya, Prabowo Subianto, di tengah situasi politik yang memanas pasca-Pemilu Presiden 2019.

"Kami janjian mau makan, detailnya saya tanya kita makan apa? Saya mau makan Jepang, lalu kami janjian," cerita Luhut soal isi percakapannya dengan Prabowo pada Minggu lalu via telepon.

Dijumpai di istana kepresidenan kemarin siang, Senin (22/4/2019), mantan Menko Bidang Politik, Hukum dan Keamanan ini akhirnya mengaku soal perannya sebagai mediator. "Tapi terus terang tadinya kami tidak ingin ungkap ini ke publik tapi karena sudah dibuka ya saya buka, karena janjiannya hanya berdua seperti waktu-waktu yang lalu," ujarnya.

Seharusnya, Luhut bertemu dengan Prabowo Subianto pada hari Minggu kemarin. Namun, dari pihak Prabowo tiba-tiba membatalkan karena ada alasan teknis. Tepatnya alasan kesehatan, karena Prabowo tiba-tiba terkena flu.

Tak jadi bersua, Luhut akhirnya menelepon Prabowo. Menurutnya pembicaraan mereka berdua tidak terlalu berat dan malah asyik tertawa-tertawa selama menelepon.

"Kita ketawa-ketawa, nostalgia sedikit masa lalu," ujar mantan Dubes Indonesia untuk Singapura ini.

Kepada media, Luhut berkali-kali menekankan bahwa Prabowo adalah orang baik dan bisa berpikir rasional. Karena Prabowo orang baik, menurut Luhut, maka ia pun berpesan pada capres dari Koalisi Indonesia Adil dan Makmur itu untuk tidak mendengarkan bisikan-bisikan yang tidak jelas dasarnya.

"Saya dengan Prabowo orang yang rasional, punya spirit patriotisme tinggi, seorang negarawan, dia tidak pernah ingin menghancurkan negeri ini dengan keputusan yang keliru," tegas Luhut.

Entah ini disampaikan oleh Luhut kepada Prabowo atau belum. Namun Luhut mengatakan bahwa ia menginginkan Prabowo meninggalkan jejak atau legacy sebagai pemimpin yang turut mematangkan demokrasi di Indonesia.

"Dan menghormati apapun yang diputuskan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum), dan juga kita semua menghormati demokrasi kita dan menghormati konstitusi kita," jelasnya.

Soal klaim kemenangan yang dilakukan Prabowo berkali-kali, meskipun hasil hitung cepat (quick count) berbagai lembaga survei menunjukkan Jokowi unggul sementara, Luhut, lagi-lagi menegaskan keyakinannya bahwa Prabowo sebenarnya lebih berkepala dingin dibanding sosok yang meramaikan media akhir-akhir ini.

"Pak Prabowo orang arif, dia tahu apa yang harus dilakukan. Saya titip saja, orang-orang di sekitarnya jangan beri informasi yang tidak benar. Saya kan kenal juga tokoh-tokoh di sekelilingnya," keluh Luhut.

Tidak seperti kabar di sosial media yang menyebut Luhut ditolak oleh Prabowo, Luhut malah mengatakan pembicaraan lewat telepon justru berlangsung hangat. Prabowo, kata dia, merespons positif ajakannya untuk makan bersama di sebuah restoran Jepang.
Tapi, sampai saat ini belum ada kabar bahwa Jokowi juga berniat bertemu Prabowo.

"Belum, kita masih sibuk kerja," imbuhnya.

Pesan Luhut usai bercakap-cakap dengan Prabowo hanya satu, sudah 20 tahun Indonesia melaksanakan pesta demokrasi yang jujur dan adil. Pelaksanaan pesta lima tahunan ini juga diberikan ucapan selamat dari berbagai negara, seperti dari Amerika Serikat, China, dan Singapura.

"Pegangan kita mereka, enggak mungkin berikan selamat kalau pelaksanaan pilpres ini tidak kredibel," pungkasnya.

Simak pernyataan Luhut terkait dengan panasnya suhu politik Pilpres 2019.
[Gambas:Video CNBC]

(tas) Next Article Prabowo Bertemu dengan Luhut Hari Ini, Jadi Tidak?

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular