
Luhut dan Sushi di Balik Upaya Damai Jokowi-Prabowo
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
22 April 2019 16:48

Jakarta, CNBC Indonesia- "Kami janjian mau makan, detailnya saya tanya kita makan apa? Saya mau makan Jepang, lalu kami janjian." Luhut mengungkap isi percakapannya via telepon hari Minggu kemarin dengan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto.
Luhut Binsar Pandjaitan kali ini bukan berperan sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman. Luhut yang berbincang dengan Prabowo adalah juru damai yang diutus oleh capres nomor urut 01 Joko Widodo untuk mendinginkan suasana yang memanas pascapemilihan presiden 17 April 2019 lalu.
Dijumpai di istana kepresidenan siang ini, Luhut akhirnya mengaku soal perannya itu. "Tapi terus terang tadinya kami tidak ingin ungkap ini ke publik tapi karena sudah dibuka ya saya buka, karena janjiannya hanya berdua seperti waktu waktu yang lalu," ujarnya, Senin (22/4/2019).
Seharusnya, Luhut bertemu dengan Prabowo Subianto pada hari Minggu kemarin. Namun, dari pihak Prabowo tiba-tiba membatalkan karena ada alasan teknis. Tepatnya alasan kesehatan, karena Prabowo yang gagah tiba-tiba terkena flu.
Tak jadi bersua, Luhut akhirnya menelepon Prabowo. Menurutnya pembicaraan mereka berdua tidak terlalu berat dan malah asyik tertawa-tertawa selama menelepon.
"Kita ketawa-ketawa, nostalgia sedikit masa lalu," ujarnya.
Kepada pewarta, Luhut berkali-kali menekankan bahwa Prabowo adalah orang baik dan bisa berpikir rasional. Karena Prabowo orang baik, menurut Luhut, maka ia pun berpesan pada capres dari Koalisi Indonesia Adil dan Makmur itu untuk tidak mendengarkan bisikan-bisikan yang tidak jelas dasarnya.
"Saya dengan Prabowo orang rasional, punya spirit patriotisme tinggi, seorang negarawan, dia tidak pernah ingin menghancurkan negeri ini dengan keputusan yang keliru," Luhut mencoba meyakini.
Entah ini disampaikan oleh Luhut kepada Prabowo atau belum. Namun Luhut mengatakan bahwa ia menginginkan Prabowo meninggalkan jejak atau legacy sebagai pemimpin yang turut mematangkan demokrasi di Indonesia.
"Dan menghormati apapun yang diputuskan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum), dan juga kita semua menghormati demokrasi kita dan menghormati konstitusi kita," jelasnya.
Ia juga mengimbau tokoh dan elite politik supaya tidak emosional, apalagi di zaman digital seperti ini sebenarnya rakyat sulit untuk dibohongi. Luhut mengaku gemas dengan ulah elite politik belakangan, yang diharapkan bisa menenangkan suasana justru malah turut membakar lini masa.
"Menahan diri berkomentar untuk hal yang belum jelas, seperti presiden juga tidak ingin berkomentar. Tadi presiden rapat penuh mengenai anggaran belanja 2020."
Soal klaim kemenangan yang dilakukan Prabowo berkali-kali, meskipun hasil hitung cepat menunjukkan Jokowi unggul sementara, Luhut, lagi-lagi menegaskan keyakinannya bahwa Prabowo sebenarnya lebih berkepala dingin dibanding sosok yang bikin ramai media belakangan ini.
"Pak Prabowo orang arif, dia tahu apa yang harus dilakukan. Saya titip saja, orang-orang di sekitarnya jangan beri informasi yang tidak benar. Saya kan kenal juga tokoh-tokoh di sekelilingnya," keluh Luhut.
Tidak seperti kabar di sosial media yang menyebut Luhut ditolak oleh Prabowo, Luhut malah mengatakan pembicaraan lewat telepon justru berlangsung hangat. Prabowo, kata dia, merespons positif ajakannya untuk makan bersama di sebuah restoran Jepang.
Tapi, sampai saat ini belum ada kabar bahwa Jokowi juga ada niat bertemu Prabowo. "Belum kita masih sibuk kerja."
Pesan Luhut satu usai bercakap-cakap dengan Prabowo, sudah 30 tahun Indonesia melaksanakan pesta demokrasi yang jujur dan adil. Pelaksanaan pesta lima tahunan ini juga diberi ucapan selamat dari berbagai negara, seperti dari Amerika, China, dan Singapura.
"Pegangan kita mereka, enggak mungkin berikan selamat kalau pelaksanaan pilpres ini tidak kredibel."
(gus/gus) Next Article Luhut Berikan "Oleh-Oleh" dari Saudi untuk Jokowi
Luhut Binsar Pandjaitan kali ini bukan berperan sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman. Luhut yang berbincang dengan Prabowo adalah juru damai yang diutus oleh capres nomor urut 01 Joko Widodo untuk mendinginkan suasana yang memanas pascapemilihan presiden 17 April 2019 lalu.
Seharusnya, Luhut bertemu dengan Prabowo Subianto pada hari Minggu kemarin. Namun, dari pihak Prabowo tiba-tiba membatalkan karena ada alasan teknis. Tepatnya alasan kesehatan, karena Prabowo yang gagah tiba-tiba terkena flu.
Tak jadi bersua, Luhut akhirnya menelepon Prabowo. Menurutnya pembicaraan mereka berdua tidak terlalu berat dan malah asyik tertawa-tertawa selama menelepon.
"Kita ketawa-ketawa, nostalgia sedikit masa lalu," ujarnya.
Kepada pewarta, Luhut berkali-kali menekankan bahwa Prabowo adalah orang baik dan bisa berpikir rasional. Karena Prabowo orang baik, menurut Luhut, maka ia pun berpesan pada capres dari Koalisi Indonesia Adil dan Makmur itu untuk tidak mendengarkan bisikan-bisikan yang tidak jelas dasarnya.
"Saya dengan Prabowo orang rasional, punya spirit patriotisme tinggi, seorang negarawan, dia tidak pernah ingin menghancurkan negeri ini dengan keputusan yang keliru," Luhut mencoba meyakini.
Entah ini disampaikan oleh Luhut kepada Prabowo atau belum. Namun Luhut mengatakan bahwa ia menginginkan Prabowo meninggalkan jejak atau legacy sebagai pemimpin yang turut mematangkan demokrasi di Indonesia.
"Dan menghormati apapun yang diputuskan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum), dan juga kita semua menghormati demokrasi kita dan menghormati konstitusi kita," jelasnya.
Ia juga mengimbau tokoh dan elite politik supaya tidak emosional, apalagi di zaman digital seperti ini sebenarnya rakyat sulit untuk dibohongi. Luhut mengaku gemas dengan ulah elite politik belakangan, yang diharapkan bisa menenangkan suasana justru malah turut membakar lini masa.
"Menahan diri berkomentar untuk hal yang belum jelas, seperti presiden juga tidak ingin berkomentar. Tadi presiden rapat penuh mengenai anggaran belanja 2020."
Soal klaim kemenangan yang dilakukan Prabowo berkali-kali, meskipun hasil hitung cepat menunjukkan Jokowi unggul sementara, Luhut, lagi-lagi menegaskan keyakinannya bahwa Prabowo sebenarnya lebih berkepala dingin dibanding sosok yang bikin ramai media belakangan ini.
"Pak Prabowo orang arif, dia tahu apa yang harus dilakukan. Saya titip saja, orang-orang di sekitarnya jangan beri informasi yang tidak benar. Saya kan kenal juga tokoh-tokoh di sekelilingnya," keluh Luhut.
Tidak seperti kabar di sosial media yang menyebut Luhut ditolak oleh Prabowo, Luhut malah mengatakan pembicaraan lewat telepon justru berlangsung hangat. Prabowo, kata dia, merespons positif ajakannya untuk makan bersama di sebuah restoran Jepang.
Tapi, sampai saat ini belum ada kabar bahwa Jokowi juga ada niat bertemu Prabowo. "Belum kita masih sibuk kerja."
Pesan Luhut satu usai bercakap-cakap dengan Prabowo, sudah 30 tahun Indonesia melaksanakan pesta demokrasi yang jujur dan adil. Pelaksanaan pesta lima tahunan ini juga diberi ucapan selamat dari berbagai negara, seperti dari Amerika, China, dan Singapura.
"Pegangan kita mereka, enggak mungkin berikan selamat kalau pelaksanaan pilpres ini tidak kredibel."
(gus/gus) Next Article Luhut Berikan "Oleh-Oleh" dari Saudi untuk Jokowi
Most Popular