Usai Nyoblos, Darmin Sebut Tantangan Ekonomi 5 Tahun ke Depan
Iswari Anggit, CNBC Indonesia
17 April 2019 13:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang PerekonomianDarminNasution menjelaskan, tantangan ekonomi Indonesia dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Menurutnya, kebanyakan tantangan berasal dari kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian, dan berdampak pada kondisi ekonomi dalam negeri.
Bahkan, sering kali tantangan-tantangan ini di luar ekspektasi pemerintah Indonesia.
"Kalau lima tahun ke depan sebenarnya, situasi kita itu kan sangat terpengaruh juga oleh dunia sekarang ini. Artinya, apa yang kita rencanakan, yang sudah kita siapkan dua atau tiga tahun lalu, tahu-tahu muncul hal-hal baru ya kan," ujarnya usai memberikan suara dalam Pemilu 2019, diTPS 20, Kecamatan/ KelurahanPancoran, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019).
Tantangan global yang dimaksud Darmin di antaranya, perang dagang antara China dengan Amerika Serikat, yang kemudian berdampak pada ekspor-impor di sejumlah negara, termasuk Indonesia, dan menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia.
"Muncul perang daganglah, tadinya Amerika terutama Donald Trump optimis bahwa, dia pasti menang perang dagang, ternyata sekarang semuanya terkena [imbasnya] ya kan. Sekarang semuanya melambat, ekonomi dunia sedang melambat. Perhatikan bahwa ekspor kita itu, ambil empat terbesar tujuan ekspor, China, Amerika, Jepang, dan Eropa, itu semua ekspor kita menurun sudah dua bulan."
Lebih jauh lagi Darmin menjelaskan, tantangan yang kemunculannya secara tiba-tiba ini, membuat pemerintah tidak punya pilihan lain, selain harus beradaptasi sesegera mungkin. Termasuk merubah rancangan yang sudah ditentukan sebelumnya.
"Artinya apa? Ada hal hal baru yang berkembang, yang juga harus dijawab. Sebenarnya untuk kebijakan kita lima tahun ke depan itu, praktis sudah kita siapkan sejak dua atau tiga tahun yang lalu. Tapi ya tiba-tiba ada [tantangan ekonomi global], dadakan, nah kita harus menghadapinya secara dadakan itu juga."
"Dadakan itu ya artinya, gimana caranya supaya ekspor kita ke neraca dagang kita bisa dipertahankan positif, karena kalau enggak, kita akan dianggap berisiko."
Oleh karena itu, Darmin menjelaskan langkah dan kebijakan pemerintah, dalam menghadapi tantangan global baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang.
Selama era Joko Widodo, pemerintah telah melaksanakan pembangunan infrastruktur, yang masih berlanjut hingga saat ini. Selain itu, menyadari tantang ke depan semakin berat, terutama karena telah memasuki era industri digital, pemerintah juga fokus pada pengembangan kualitas sumber daya manusia.
Tapi menurut Darmin, yang terpenting dari semuanya itu, ialah bagaimana pemerintah mendorong pertumbuhan ekspor dan diversifikasinya, sehingga apa yang dijual Indonesia tidak hanya barang mentah, melainkan barang dengan nilai tambah.
"Jadi, selain kebijakan-kebijakan jangka menengah yang dulu kita susun, yang namanya selain infrastruktur, ada tax holiday, fasilitas macam-macam, ada OSS, kita juga sedang menyiapkan pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi, kita juga sedang mempercepat reforma agraria dan macam-macam, itu penting."
"Tapi ada yang lebih mendesak sekarang, yakni ekspor," pungkasnya.
(hps/hps) Next Article Kritik Darmin: Sejak 2005, Target Pajak Tak Pernah Tercapai!
Bahkan, sering kali tantangan-tantangan ini di luar ekspektasi pemerintah Indonesia.
"Kalau lima tahun ke depan sebenarnya, situasi kita itu kan sangat terpengaruh juga oleh dunia sekarang ini. Artinya, apa yang kita rencanakan, yang sudah kita siapkan dua atau tiga tahun lalu, tahu-tahu muncul hal-hal baru ya kan," ujarnya usai memberikan suara dalam Pemilu 2019, diTPS 20, Kecamatan/ KelurahanPancoran, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019).
Tantangan global yang dimaksud Darmin di antaranya, perang dagang antara China dengan Amerika Serikat, yang kemudian berdampak pada ekspor-impor di sejumlah negara, termasuk Indonesia, dan menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia.
Lebih jauh lagi Darmin menjelaskan, tantangan yang kemunculannya secara tiba-tiba ini, membuat pemerintah tidak punya pilihan lain, selain harus beradaptasi sesegera mungkin. Termasuk merubah rancangan yang sudah ditentukan sebelumnya.
"Artinya apa? Ada hal hal baru yang berkembang, yang juga harus dijawab. Sebenarnya untuk kebijakan kita lima tahun ke depan itu, praktis sudah kita siapkan sejak dua atau tiga tahun yang lalu. Tapi ya tiba-tiba ada [tantangan ekonomi global], dadakan, nah kita harus menghadapinya secara dadakan itu juga."
"Dadakan itu ya artinya, gimana caranya supaya ekspor kita ke neraca dagang kita bisa dipertahankan positif, karena kalau enggak, kita akan dianggap berisiko."
Oleh karena itu, Darmin menjelaskan langkah dan kebijakan pemerintah, dalam menghadapi tantangan global baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang.
Selama era Joko Widodo, pemerintah telah melaksanakan pembangunan infrastruktur, yang masih berlanjut hingga saat ini. Selain itu, menyadari tantang ke depan semakin berat, terutama karena telah memasuki era industri digital, pemerintah juga fokus pada pengembangan kualitas sumber daya manusia.
Tapi menurut Darmin, yang terpenting dari semuanya itu, ialah bagaimana pemerintah mendorong pertumbuhan ekspor dan diversifikasinya, sehingga apa yang dijual Indonesia tidak hanya barang mentah, melainkan barang dengan nilai tambah.
"Jadi, selain kebijakan-kebijakan jangka menengah yang dulu kita susun, yang namanya selain infrastruktur, ada tax holiday, fasilitas macam-macam, ada OSS, kita juga sedang menyiapkan pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi, kita juga sedang mempercepat reforma agraria dan macam-macam, itu penting."
"Tapi ada yang lebih mendesak sekarang, yakni ekspor," pungkasnya.
(hps/hps) Next Article Kritik Darmin: Sejak 2005, Target Pajak Tak Pernah Tercapai!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular